Permintaaan yang terpaksa

19 6 2
                                    

Happy Reading

....Ting....


  Suara bel yang mendengunglah yang kudengar. Pandanganku menatap sekitar. Aku berdiri menapak di permukaan air dan terlihat bayanganku juga. Disekitarku seperti ruang antariksa. Banyak cahaya kecil nan gemerlapan dimana - mana. Bintang gemintang dan langit seperti Aurora bertebaran tanpa sisi di seluruh penjuru arah yang kupandang.

Crak....

Crak....

Crak...

   Suara keciprakan air, terdengar seseorang melangkah di atasnya. Aku menghadap ke arah sumber suara. Mataku terpana sejenak. Terlihat, sesosok gadis berambut silver berjalan dan berhenti sembari memegang sebuah kalung yang menggantung di lehernya. Siapa dia?

   ''Jadi, apakau sudah siap?''

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   ''Jadi, apakau sudah siap?''.

Hah?
   Aku bingung apa yang diucapkan gadis itu. Seketika aku teringat. Aku dihantam oleh truk yang hilang kendali, dan tidak sadarkan diri.

   ''Bagaimana?'' Tanyanya dia lagi.

   ''Umm.......jika boleh, beri aku kesempatan terakhir ini untuk menyampaikan pesan terhadap temanku, boleh?'' Pintaku. Dia menatapku dengan tatapan kosong. Kemudia auranya muncul melewati tatapan dan merasuk kedalam mataku.
Seketika pandanganku menjadi gelap.

''....a!''

''..cia!''

''Alicia!''

''ALICIAA!!''

   Kubuka perlahan mataku yang berkabut buram. Rasa sakit menjalar diseluruh tubuhku. Mulut dan kepalaku terasa mengeluarkan darah. Aku tak bisa duduk dan hanya berpangku kepala di tangan Martha. Dia menangis, cemas dan gelisah.

   ''Mar....tha...?'' Nadaku mulai terbata - bata. Dia masih menitikan airmata dan bersimpul senyum.

   ''Bertahanlah. Ambulan akan segera datang''. Aku mencoba memegang pipinya dengan sekuat tenaga. Martha tahu bahwa aku ingin memegang pipinya dan segera dia memegang tanganku dan meletakkannya dipipi.
Aku berkata.

       ''Su...dah..lah...a-aku...tidak....apa...a-pa'' dia semakin menatapku sendu. Dia menguatkan pegangan tangannya. Aku melihat tanganku sudah berlumuran darah. Mungkin sebentar lagi aku akan pergi.

   ''Diam!! Kau harus sembuh!! Harus sembuh!!'' Dia membentakku. Aku tersenyum simpul. Darah yang keluar dari mulutku terus mengalir hingga aku tersedak.

   ''Mar..tha. Se..sulit.... apapun ... masa ... lahmu .... dan se ... sulit .... a-apa ... pun ... ke..ada..anmu. Jangan .... per..nah ......menye...rah. A-aku .... se..lalu men....du...kung.....mu.'' Deru nafasku memberat, takkuat untuk  berucap lagi. Seluruh tubuhku mati rasa.

Alicia Stories : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang