Salju Dikala Terambang Maut

19 3 0
                                    

~Happy Reading~

''Terkadang, apa yang kita harapkan tak sesuai dengan kenyataan. Walau sudah berusaha keraspun kau tak akan bisa, melawan takdir. Jika kau melawannya, hukuman yang setimpal adalah karma, kutukan bahkan kematian.

Salju yang tak berwarna, harus menjadi putih. Jika tidak dihendaki oleh yang Maha Kuasa, makan akan berubah menjadi sosok yang malang sekali.''

_________________________________________

Hatiku senang dikala Martha muncul di hadapanku dengan senyuman yang ceria. Niatku untuk bermain dan mengajaknya kerumah. Namun dia dengan paksa mengajakku untuk berjalan - jalan keliling kota. Dan dengan terpaksa juga, aku menerimanya. Karena kutak ingin menyia - nyiakan kesempatan ini.

Siang menjadi sore, walaupun matahari belum turun menjadi senja. Selama itulah kami berjalan - jalan. Bermain dan mencari suasana baru. Tak jenuh sekalipun aku bersamanya. Menceritakan 1001 ceritanya disaat sekolah. Itulah Martha.

''Haah.......capek.'' keluh kesah Martha yang kelelahan setelah berjalan - jalan. Dia duduk di bangku taman kota, aku membeli minuman hangat di vanding machine tak jauh dari bangku tersebut.

''Minumlah'' ucapku sembari memberinya sekaleng jus dingin. Dia menerimanya dan membuka segel tutupnya. Dia meneguk rakus minumanya bak orang dehidrasi. Aku minum perlahan dan entah kenapa juga langsung habis. Benar - benar kami berdua memang lelah dan kehausan. Martha dan aku membuang sampah bersamaan, kemudian kembali duduk bersamaan dan menatap mentari yang perlahan menjadi senja di ufuk barat.

''Alicia'' ucap gadis disebelahku. Aku menatap Martha yang tatapannya masih melihat senja.

''Apa, Martha?''. Tanyaku. Dia menatap sendu diriku. Apa yang terjadi dengannya. Apa ia terbawa suasana?.

''Aku bertanya. Apa kau si 'srikandi hitam'? ''. Aku kaget dengan pertanyaannya. Sebenarnya dari mana dia tahu hal ini.

''Darimana kau tau hal ini?'' Tanyaku balik. Dia menghela napas sambil menunduk.

''Dari temanku. Hal itu diketahui saat Aini diintrogasi di ruang BK. Dan salah satu siswa yang lewat disana mendengar sekilas. Akhirnya hal itu tersebar. Apa kau orang yang kejam?'' Aku terdiam. Tak ingin kusampaikan bahwa aku pernah membunuh salah satu peserta.

''Jawab!!'' Dia membentakku keras. Aku berdecih kesal. Dia memaksaku untuk berkata.

''Ck. Ya, aku memang 'srikandi hitam'. Namun aku tidaklah kejam. Jika ada orang yang menyebutku kejam. Hal itu dikarenakan aku tak sengaja melukai lawanku saat dipertandingan. Namun itu sudah lama. Aku sudah lupa.''
Martha hanya ber'oh' saja. Nampak raut wajahnya kembali lega. Semudah itukah dia percaya denganku?. Akupun tak tau.

''Oh ya. Bunga atau tanaman apa yang kausuka, Alicia?'' Tanya Martha merubah topik pembicaraan.

''Bunga lavender''
''Kenapa bunga lavender?''
''Karena aku suka bau dan warnanya. Selain itu, cocok menjadi pengusir nyamuk.'' Martha terlihat tidak puas dengan jawabanku. Aku hanya berkeluh kesah melihat tingkahnya.

''Lalu, apa bunga kesukaanmu?''. Tanyaku ganti. Dia menyeringai dan terkekeh pelan. Dia menatapku ceria dan berkata

''Bunga Krisan. Terutama warna putih. Untuk daun tumbuhan, yang paling kusuka adalah dedaunan pohon mapple''. Dia menjelaskan dengan senang hati. Menarik emosi dan rasa senangnya sangatlah mudah.

Alicia Stories : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang