Reruntuhan

17 3 0
                                    

Happy Reading

  

''Nah~. Festival Berdarah dimulai''

Sratt!!

Bruk.....

   Semua terkapar terluka dan tak sadar. Aku menebas tipis anggota tubuh mereka agar mereka tersiksa terlebih dahulu agar mereka jera dengan apa yang mereka lakukan.

   Tanganku menjadi kasar akibat permainan tombakku, wajah dan rambutku kini ternodai dengan bercak darah, begitu juga bajuku yang sudah kotor.

   Aku beralih menatap Runos yang terduduk lemas ketakutan. Tak hanya Runos, semua warga desa melihatku dengan ketakutan.

   Jenjang kakiku melangkah kepada manusia biadab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Jenjang kakiku melangkah kepada manusia biadab. Tatapanku kini sinis tak belas kasih. Dia makin termundur sembari berkeringat dingin.

   ''J-jangan mendekat!!'' Ucapnya ketakutan. Aku semakin menatap benci dirinya dan terus melangkah.

   Namun dia cerdik. Dia langsung menyadra seorang anak kecil. Dia mengacungkan belati ke pelipis anak tersebut.

   ''JANGAN MENDEKAT ATAU ANAK INI AKAN MATI!!'' Ancamnya. Aku berhenti melangkah. Semua warga desa termasuk tiga serangkai panik.

   Hingga muncul ide di kepalaku. Aku menyeringai kecil dan terus maju. Aku memutar tombak kekanan dan kekiri sembari menggunakan sihir angin, kemudian mengibas kearah atas tepat di arah tangan Runos yang memengang belati.

Srat!!

   ''ARGH!!!!!!''. Dia menggerang kesakitan saat aku memotong tangannya. Tak melewatkan kesempatan, anak kecil itu lari dan bergabung dengan orang tuanya.

   Runos terduduk menahan lukanya. Aku yang semakin dekat dengannya langsung menendangnya tepat di dadanya. Dia terpental dan tersungkur. Aku menancap tombakku disebelah pelipis kirinya.

   ''Bagaimana. Hidup atau mati?'' Tanyaku datar.

   ''H-hidup. Kumohon. Beri aku kesempatan lagi'' rengeknya memohon. Aku langsung mengibas sisi tanganku di lehernya. Dia tak sadarkan diri. Aku berjalan menuju tiga serangkai, aku memegang gembok rantai dan menggunakan sihir yang diajarkan oleh nenek untuk membuka borgol atau gembok.

Ctak!...

Prang!!

   Saat aku menjentikkan jari, gembok rantai terlepas membuat mereka terbebas.

Alicia Stories : In Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang