Happy Reading
Sepanjang perjalanan. Tak ada satupun dari kami membuka pembicaraan. Keheningan melanda di dalam kereta. Aku yang malas angkat bicara hanya menatap keluar jendela sembari memangku tangan. Alex yang peka bahwa aku sedang bosanpun angkat bicara.
''Kau marah?'' Tanyannya.
''Maksudnya?'' Tanyaku balik.
''Apa kau marah karena hal tadi? Maaf ya, aku tak ingin satu - satunya keluargaku terlibat dalam suatu kasus berbahaya. Oleh karena itulah aku melarangmu untuk pergi bersamaku'' ucapnya dengan nada sendu. Aku berganti menatap pria didepanku dan berkata.
''Tidak. Aku tau kakak akan berpikir demikian. Lagipula, sepertinya sudah lama kita tidak berjalan - jalan bersama diakhir pekan seperti ini'' ucapku lalu mengalihkan topik pembicaraan.
''Ya. Sudah lama sekali. Dulu kau berumur 10 tahun dan aku 14 tahun. Sudah 6 tahun berlalu, ya.....'' celetuk Alex.
''Ya begitulah. Waktu berlalu sangat cepat. Banyak yang sudah berubah dan banyak yang masih tetap seperti dulu'' Ujarku menatap intens Alex. Karena dari dahulu mungkin sifatnya tidak berubah. Lantas Alex yang kutatap langsung bereaksi.
''Hey!! Aku sudah berubah ya!! Aku lebih banyak berubah daripada kamu, ya. Alexa!!'' Ketus Alex tak terima. Aku menahan tawa sebisaku, tetapi malah terlepas.
''Pfft- ahahahahaha....''
''Hey!! Jangan tertawa!!'' Tutur Alex yang sudah memerah padam wajahnya. Akupun langsung berhenti sembari mengelap air mataku yang keluar akibat lepas tawa setelah sekian lama.
''Oke, oke. Aku akan berhenti'' ucapku berhenti tertawa. Alex hanya menyilangkan dadanya sembari manyun.
''Jangan marah, kakakku yang tampannya sejagad raya'' bujukku sembari duduk bersebelahan dengannya. Dia hanya mendengus kesal dan memalingkan wajahnya kelain benda.
''Yasudah. Kalau masih marah, aku akan loncat dari kereta dan langsung melakukan misi dari Ratu'' ucapku beranjak berdiri dan hendak melakukan hal yang kuucapkan. Langsung saja Alex menarik tanganku dan aku jatuh dalam pelukannya.
''Jangan seperti itu!! Aku tidak marah padamu!! Jadi, jangan pergi lagi'' ucapnya dengan nada tinggi lalu melirih. Dia menenggelamkan wajahnya di bahu kananku dan semakin erat memelukku. Aku hanya menghela nafas lalu mengusap surai silvernya pelan.
''Aku hanya bercanda. Jangan diambil serius'' ucapku menenangkan Alex. Dia melepas pelukannya lalu menatapku datar.
''Tapi candaannya gelap'' ujarnya kesal. Aku hanya tersenyum simpul lalu mengecup pipinya sekilas.
Cup
Setelah itu aku langsung duduk di kursi seberang sembari melihat pemandangan di luar kereta. Sedangkan Alex, dia menggerutu sembari menutup wajahnya memerah dengan tangan. Aku hanya terkekeh pelan.
Sampailah kami dipusat kota. Alex turun lebih dulu dari kereta, dilanjut dengan diriku. Tanganku digenggam oleh Alex dengan erat saat aku turun.
Saat turun, aku ditatap tidak suka oleh khalayak ramai yang berlalu lalang. Langsung saja aku menutup kepalaku dengan kerudung jubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alicia Stories : In Another World
FantasíaKekejaman Penderitaan Kesedihan Kesepian Semua kupendam dalam-dalam. Ingin rasanya menghilang dari dunia bahkan tidak ingin dilahirkan sama sekali. Namun mengapa, Yang kuasa tidak menghendaki apa yang kupinta. Membiarkan diriku menderita didunia...