Holla, surprise untuk yang masih nyimpen cerita ini di library.
~an extra chapter~
Note: 15+ [tidak ada adegan sensitif, tapi karena Introvert Hangover adalah cerita 13+, jadi dikasih warning ajalah]
Setting: Tahun 2020, Tessa umur 27, Edgar 29. Seharusnya mereka sudah nikah, tapi terpaksa diundur karena pandemi. Dan harusnya mereka berdua sudah pindah ke Sydney setelah LDR Indo-Aussie 12 tahun, tapi malah terjebak di apartemen Tessa di Jakarta karena lockdown.
SUDAH sejam lebih Edgar melihat Tessa tidak bergerak dari posisinya duduk lesehan di depan meja living room. Bertopang dagu memandang laptop yang layarnya sudah tidak menyala.
Edgar sendiri sedang bekerja di spot favoritnya di one bedroom apartment milik Tessa, yaitu di kitchen island, duduk dengan posisi membelakangi dinding. Di situ pencahayaannya bagus saat siang hari berkat cahaya langsung dari floor to ceiling window area living room, serta di malam hari berkat smart hanging lamp yang terpasang di atas island, yang tingkat keterangannya bisa diatur sesuai kebutuhan. Dan yang paling penting, di situ tersedia background warna polos untuk video conference.
Edgar bukannya tidak sadar Tessa mendadak galau. Tapi sayang, dia sedang di tengah meeting, jadi meski maksud hati ingin menghampiri calon istrinya itu untuk menghibur, tidak ada yang bisa dia lakukan.
Setengah jam berselang, rapatnya usai berbarengan dengan notif pesan masuk dari kurir online groceries langganan.
Sejenak, Edgar menatap Tessa. "Aku mau turun sebentar. Mau nitip sesuatu?" tanyanya.
Di bawah, ada minimarket, coffee shop, dan lain-lain. Jadi kalau Tessa butuh sesuatu, bisa sekalian saja.
"Nope." Tapi ternyata perempuan itu menggeleng pelan. Cuma sempat mengulas senyum tipis sebelum kembali menghadap warna hitam di layar di depannya.
Edgar menghela napas pelan.
Karena sudah tahu harus turun menjemput paket, Edgar sengaja sekalian pakai celana panjang saat berganti pakaian tadi pagi. Padahal, biasanya hanya atasannya saja yang berkemeja atau berjas rapi, bawahannya tetap boxer, atau piyama. Jadilah sekarang dia bisa langsung turun tanpa perlu mencari pakaian lagi.
Seperti biasa, paketnya berupa kardus besar, karena minimal berisi kebutuhan selama seminggu.
Karena ada daging dan sayuran segar, dan mumpung nggak ada telepon dari kantor untuknya, Edgar pilih membongkar belanjaannya dulu sebelum mengurus yang lain. Juga karena jadwal vicon selanjutnya masih dua jam lagi, dia putuskan memasak sekalian.
Apakah selalu dia yang mengerjakan urusan dapur selama hampir setengah tahun dia numpang di tempat tinggal Tessa? Nggak juga.
Kebetulan mereka berdua punya riwayat hidup mandiri, jadi sudah pasti sama-sama paham urusan domestik tanpa perlu ada pembagian tugas secara terang-terangan. Sama-sama bisa masak juga, tapi bukan tipe yang harus makan masakan rumah setiap saat. Kalau sedang nggak ingin ribet, mereka akan pesan catering, tapi kalau butuh 'rekreasi' biar bisa mengistirahatkan mata dari layar gadget, ya mereka akan lari ke dapur. Se-simple itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Hangover [COMPLETED]
Teen FictionTessa pikir, menjadi murid SMA itu tidak jauh berbeda dengan menjadi murid SMP. Asal dia teguh pada pendirian, maka semuanya akan berjalan lancar. Namun, nyatanya semakin tinggi tingkatan sekolahnya, makin banyak pula yang harus dia hadapi. Dan beru...