SETELAH beberapa hari tidak bertemu, Tessa tidak sengaja melihat Rex di toko ATK.
"Lagi nyari apaan?" tanyanya. Dia sendiri tadi sudah selesai membeli kanvas dan cat, dan sudah ia titipkan ke tempat penitipan barang sementara sekarang dia sedang melihat-lihat berbagai alat tulis yang terpajang di rak-rak toko.
"Printer."
Tessa manggut-manggut.
"Elo restock bahan buat jualan?" tanya Rex balik.
"Iya. Sekalian lihat-lihat yang bisa dijadiin kado. Aurel mau ultah."
"Lah, elo bukannya nggak hobi kado-kadoan?"
"Iya. Tapi biarpun nggak suka dikado, bukan berarti semua temen gue harus diperlakukan sama, kan? Si Aurel ini tipenya kalau nggak diucapin selamat aja kayaknya bakal galau seharian, merasa dirinya kurang berharga. Padahal mah enggak. Dianya aja yang overthinking."
Rex cuma manggut-manggut, mengambil satu box bolpoin hitam dan memasukkannya ke keranjang belanja. "Elo kurusan, Tes," gumamnya.
"Ah, masa?"
"Iya. Tuh pipi makin tirus."
"Bagus, dong. Biar makin mirip Lisa Blackpink."
"Ck. Sama Edgar belum baikan?"
"Kenapa nanya gitu?"
"Gue lihat dia masih kacau aja. Baru kali ini lho dia bucin abis. Biasanya juga diputusin cewek tetep selow."
Tessa cuma mesem. "Tessa duluan, ya. Udah capek window shopping dari tadi."
"Nggak mau bareng aja, kayak biasanya?"
"Enggak, deh. Naik ojol aja. Elo kayaknya masih lama, kan?"
"Oke. Ati-ati, Tes."
"Iya."
¤ ¤ ¤
Aurel, Judith, dan Wulan sudah menunggu di teras rumah Tessa ketika dia tiba, dan langsung membantu cewek itu menurunkan belanjaan dari bagasi taksi online yang membawanya.
"Gue tadi ketemu Kak Edgar." Judith melapor.
"Di mana?" tanya Tessa, tidak terlalu antusias.
"Di SMA Panjalu. Abang gue kan sekolah di sono. Tadi sebelum ke sini nganter dia dulu biar motornya bisa gue pake. Nah Kak Edgar sama rombongan SMA kita dateng. Kayaknya mau tanding voli. Elo nggak pernah lihat Kak Edgar tanding, Tes? Ngasih support. Kayaknya cewek-cewek lain pada semangat banget nemenin pacarnya tanding." Judith menjelaskan panjang lebar.
"Buat apa?" Tessa membayar ongkos taksinya dulu, kemudian membawa kantong belanjaannya ke teras. "Kalau guenya nggak sibuk sih oke. Tapi kalau terus-terusan ngorbanin waktu untuk orang lain, toxic juga kan, jadinya? Kan ini ceritanya kita lagi sama-sama ngejar impian masing-masing."
"Kadang jadi cewek logis kayak lo terlalu kejam juga, ya?"
Semuanya langsung pasang tampang ngeri.
Tessa meringis. "Gue cuma nggak mau Kak Edgar jadi tergantung sama support orang. Kalau dia mau sukses, ya biarlah karena kemauannya sendiri, bukan karena biar terlihat hebat di mata orang. Karena kita nggak akan pernah tahu orang yang selalu ngasih support kita itu bakal selalu ada di sisi kita apa enggak."
"Lo kayaknya pernah patah hati yang teramat sangat gitu ya, Tes?" Aurel menerka-nerka. "Merinding sumpah gue dengernya. Kayaknya lo bener-bener hati-hati biar nggak sampai terluka dua kali, atau ngelukain orang lain."
"Enggak, ah. Gue cuma nganalisis aja." Tessa menanggapinya dengan santai.
"Serem, sumpah." Wulan membeo.
Tessa cuma tertawa. "Sambil makan dulu, yuk," ujarnya mengalihkan topik. "Bentar lagi ada tukang soto enak lewat. Koyanya banyak. Rekomen banget. Atau tukang bubur. Jual bubur ayam, bubur kacang ijo, sama ketan merah."
"Soto aja dah, soto."
"Oke, gue ambil karpet bentar. Nggak enak duduk di kursi."
"Di teras aja Tes, yak. Di dalem sumpek."
"Iya. Eh, Rel, bantuin bikin es teh."
"Siap Nyonyaah."
¤ ¤ ¤
Tessa sedang berbaring malas di kasur setelah teman-temannya pulang dan ia selesai membersihkan rumah, ketika pesan dari Edgar masuk ke HPnya.
Edgar Samapta
Kan gue menang lagi.Edgar Samapta
Emang gue tuh nggak
dilahirkan untuk kalah.Edgar Samapta
Sayangnya udh kelas XII.
Jadi nggak bisa ikut lomba beneran.
Tessa segera membalas.
Tessania Prameswari
Selamat.Edgar Samapta
Ck. Gitu doang?Tessania Prameswari
Tapi ini menangnya bukan
karena lawannya yang
emang nggak sebanding, kan?Edgar Samapta
Ck. Ngeremehin mulu.Edgar Samapta
Cium, nih!
Tessa tidak membalas lagi. Edgar mengernyit. Cewek itu kadang kalau lagi kumat memang susah diajak bercanda.
Edgar Samapta
Gue di depan rumah lo dari tadi.
Keluar dong.Edgar Samapta
Nggak percaya 😏Edgar Samapta
Pantesan lo kemalingan.
Pager dibuka aja nggak denger.Tessania Prameswari
Serius?Tessania Prameswari
Ngapain ke sini?Edgar Samapta
Nyari Asti. Ya nyari elo, lah.
Tessa akhirnya keluar. Edgar memeluknya di depan pintu.
"Kangen," ujarnya, sendu.
Tessa bergeming. Tidak mengelak, tapi tidak memeluk balik.
"Weekend ini lo sibuk ngapain?" tanya Edgar kemudian.
"Di rumah doang. Banyak orderan. Kenapa?"
"Kangen banget, sumpah."
"Kayak lama nggak ketemu aja."
"Ketemu, sih. Tapi elonya berasa jauh, Tes. Nggak kayak dulu."
Tessa melepas pelukannya. "Laper nggak? Tessa mau bikin mie."
"Mie mulu?"
"Minggu ini belum makan mie, kok."
"Ya deh, ya deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Hangover [COMPLETED]
Teen FictionTessa pikir, menjadi murid SMA itu tidak jauh berbeda dengan menjadi murid SMP. Asal dia teguh pada pendirian, maka semuanya akan berjalan lancar. Namun, nyatanya semakin tinggi tingkatan sekolahnya, makin banyak pula yang harus dia hadapi. Dan beru...