EDGAR tidak menghubungi Tessa sama sekali sejak kejadian semalam. Bahkan ucapan selamat pagi pun tidak. Padahal biasanya Tessa suka heran sendiri, kenapa cowok itu bisa begitu rajin membangunkannya lewat pesan WhatsApp atau telepon tiap pagi, lengkap dengan gombalan yang bikin perut mules, yang selalu sukses membuat Tessa langsung melek meski tadinya masih sangat mengantuk.
Selain pesan atau telepon, ketemu juga tidak. Biasanya pagi-pagi cowok itu mengobrol dengan Pak Asep di pos sekuriti sambil menunggunya, supaya bisa jalan bersama ke kelas, atau ke kantin dulu kalau waktu bel berbunyi masih lama. Atau lewat di depan kelasnya sesekali saat jam pelajaran berlangsung jika pagi tidak sempat ketemu.
Tapi hari ini tidak ada sama sekali, bahkan sampai jam istirahat ketika Tessa tadinya yakin akan menemukannya di kantin.
Tessa dan Aurel membawa piring nasi rames mereka mencari bangku kosong kantin, di jam istirahat. Kemudian lambaian tangan dari Kak Ricis membuat mereka menghampirinya. Kebetulan masih ada space kosong di meja sang senior.
"Tumben Kak Edgar sama Kak Troy nggak ke kantin."
Aurel yang memulai percakapan, seperti bisa membaca isi hati Tessa.
"Nggak masuk," sahut Ricis sambil mengunyah kerupuk udang yang dipegangnya. Siang ini dia makan nasi rawon, lengkap dengan telur asinnya. "Rex juga katanya nggak masuk. Tau tuh, Three Idiots pada kemana. Lupa jalan ke sekolah kayaknya."
Tessa terdiam.
"Lo nggak tahu mereka ke mana, Tes?" lempar Ricis, ke orang menurutnya seharusnya paling update soal keberadaan Edgar CS.
Tessa menggeleng. "Dari pagi nggak ada kabar."
"Nah, fix deh. Pada teler abis mabar game. Terus lupa kalau pada belum lulus SMA."
Tessa cuma meringis samar. Tahu betul bukan itu alasannya, karena setelah begadang ngegame pun, dua dari ketiganya semalam masih bisa menemukan jalan menuju rumahnya.
¤ ¤ ¤
Sorenya Tessa tidak langsung pulang dari sekolah, tapi mampir dulu ke toko ATK untuk membeli kanvas dan cat lagi. Nanti malam rencananya trio Aurel-Wulan-Judith akan ke rumahnya untuk membantunya mewarnai doodle. Bahkan sekarang si Joe, yang duduk di bangku di belakangnya dan suka nimbrung ngerumpi kalau di kelas, ikut-ikutan jadi karyawan tidak tetapnya. Joe yang jadi kurir untuk urusan COD dengan pembeli.
Sudah sangat sore ketika Tessa tiba di rumah. Dan anehnya ada mobil pick up terparkir di halaman rumahnya, kemudian dua orang lelaki berpakaian seragam merah muncul dari depan terasnya membawa tangga lipat dan menaikkannya ke bak belakang mobil pick up itu.
Tessa masuk ke halaman dengan kening berkerut. Tak lama muncul Edgar dari ruang tamu. Edgar tahu kunci rumahnya dia sembunyikan di dalam salah satu pot bunga, agar asisten rumah Kak Asti yang tiap beberapa hari sekali mengantar jemput laundry mudah menemukannya.
"Kakak ngapain?" Tanpa basa-basi, Tessa langsung bertanya.
"Eh, Tes." Edgar nampak kaget. Di belakang Edgar, di dalam ruang tamu, Tessa bisa melihat Rex dan Troy duduk dengan seorang pria lagi, berkemeja seragam sama dengan dua orang sebelumnya, dengan sebuah laptop terbuka di atas meja. "Gue pasang teralis di jendela sama CCTV."
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Hangover [COMPLETED]
Teen FictionTessa pikir, menjadi murid SMA itu tidak jauh berbeda dengan menjadi murid SMP. Asal dia teguh pada pendirian, maka semuanya akan berjalan lancar. Namun, nyatanya semakin tinggi tingkatan sekolahnya, makin banyak pula yang harus dia hadapi. Dan beru...