8 - Mine

23 3 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!

8. MINE

"Jian kenapa, Ghe?"

"Nggak tau, gue boleh pulang sama lo aja nggak, Ju?"

"Hah?"

"Jian kayaknya marah, tadi gue tegasin ke dia kalau nggak mau gue diambil orang ya cepat-cepat jadiin gue pacar. Nggak tau deh gue salah ngomong ya, Ju?"

Juan berdecak. "Memang status bisa menjamin kesetiaan, Ghe?"

Dahi Ghea mengerut bingung. "Lo kok nanyanya gitu?"

"Cuma nanya, udah biarin aja, Jian nggak marah. Dia mana bisa marah sama orang yang dia sayang."

Ghea mengangguk saja, bingung harus seperti apa. Kedua belah pihak sudah jelas saling menyimpan rasa, namun yang menginginkan kepastian hanya salah satu saja. Bukannya hubungan itu dua arah? Jadi hubungan di antara Jian dan Ghea jelas tidak lebih dari sebuah teman biasa.

"Ayo pulang." Ghea terhenyak saat tangannya tiba-tiba ditarik oleh Jian. Cowok itu tanpa menatapnya langsung menyuruh Ghea naik ke atas motor.

"Jian, stop, lo kalau marah jangan bawa motor. Kita bisa tunggu sampai lo agak baikan." Juan mencabut kunci motor Jian, menyembunyikannya di saku celananya.

Jian mengangkat satu alisnya. "Siapa yang marah?"

"Lo lah, siapa lagi?"

"Gue nggak marah, cuma kesel."

"Ada apa sih ini ada apa? Ayo balik udah sore woy!" Jean datang dengan helm sudah terpasang rapi di kepalanya.

"Gue boleh bikin muka si ketua Osis babak belur nggak?"

"Anjing! Kenapa lo, Ji? Ada apa sih anjing?"

Ayra memukul lengan Jean kencang.

"Mulut, Jean!"

"Maaf, Ay, abisnya tiba-tiba banget Jian nanya gitu."

"Jangan sendiri, gue mau ikutan!" sahut Juan.

"Gue puter kepala lo 90° kalau berantem!" ancam Citra.

"Jian?" Ghea mengusap punggung Jian naik turun. Diberikannya afeksi selembut mungkin agar Jian tenang. "Udah, ya? Udah, nggak perlu pakai emosi. Gue nggak mau lo kenapa-napa. Maaf juga tadi, gue nggak maksud buat maksa lo. Gue keterlaluan, ya? Maaf ya, Jian?"

Mereka mengerti, Jian dan Ghea butuh waktu berdua untuk membicarakannya dari hati ke hati. Maka Jean dan Juan bergantian menepuk bahu Jian, memberikan dukungan pada sahabatnya dan berujar dengan raut wajahnya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Kini Jian dan Ghea ditinggalkan berdua, dengan Jian yang duduk di atas motor berhadapan dengan Ghea yang berdiri menatapnya.

"Lo mau status kita berubah, Ghe? Nggak cuma komitmen kayak gini?"

3J Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang