36 - Juan dan Perempuannya

43 1 0
                                    

36

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

36. JUAN DAN PEREMPUANNYA

Senyum merekah tak pernah luntur dari wajah ketiga cowok yang kini tengah sibuk dengan ponselnya masing-masing. Sibuk bertukar pesan dengan sang pacar sembari sesekali tangannya mencomot kue keju buatan Zeya.

Tadi siang menjadi hari di mana jawaban atas usaha mereka. Masa transisi berakhir dan mereka akan segera menginjak tingkat akhir di SMA.

Kelas 12 sudah di depan mata. Dan setelah itu masing-masing punya tujuan hidup yang berbeda.

"Gue masih nggak nyangka bisa ketemu mamanya Citra tadi di sekolah." Juan membuka pembicaraan.

"Sama, Ju. Ternyata mamanya Ayra baik juga, walaupun agak sedikit riweuh ya sama lah kayak Ayra," sahut Jean.

"Jadi kalian seneng?"

Jean dan Juan kompak mengangguk menanggapi pertanyaan Jian.

"Baguslah kalau kalian seneng."

"Memang lo nggak seneng bisa ketemu mamanya Ghea?" Jean bertanya balik.

"7/10."

"Apanya?"

"Senengnya."

"Kok gitu?"

"Ya terserah gue lah, kok repot?"

"Bangsat!"

Berakhir dengan Jean yang dibuat kesal atas jawaban Jian.

"Gue lagi pilih penginapan nih yang deket sama pantai yang mau kita datengin," kata Jian. "Sekamar bertiga gimana? Luas kok."

Juan mengangguk. "Boleh deh, yang penting nggak seranjang, kan?"

"Lo mau yang seranjang?"

"Mau," Juan menjeda. "Sama Citra."

"Sip mantap! Udah gue rekam, siap dikasih ke bunda Gia!" seru Jean semangat.

"Bangsat Jean jangan macam-macam lo anjir! Lo tega sama sahabat lo ini?"

"Gue seneng kalau liat lo dimarahin. Gimana-gimana, Ji?" Jean melirik Jian sebentar. "Abang, kalau bunda bicara itu didengerin. Kalau abang nggak mau dengarin apa kata bunda, silakan berurusan sama ayah. Bunda nggak mau ikut-ikut lagi, itu urusan abang sama ayah." Jean menirukan ucapan Gia saat menasihati Juan.

"Dan berakhir Juan mohon-mohon sama bundanya supaya nggak dilaporin ke ayahnya." Gelak tawa Jian terdengar.

"Sialan! Emang paling seneng lo pada ngecengin gue!" kesal Juan.

Jian geleng-geleng kepala, fokusnya kembali pada iPad yang tengah menampilkan beberapa katalog penginapan di dekat pantai.

"Ini bagus nih, Ji," Jean ikut nimbrung.

"Iya, gue juga tadi udah sempet ngecek yang ini. Tapi budget-nya lumayan, abang lo aman?"

"Aman, santai aja. Duitnya bang Ian banyak, nggak akan habis-habis."

3J Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang