11 - Silent

17 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!

11. SILENT

Pagi ini begitu hangat, sehangat hati Ghea yang mendapati presensi Jian di depan gerbang rumahnya dengan motor hitam kebanggaannya. Pagi sekali cowok itu menjemputnya untuk berangkat sekolah bersama setelah kemarin sore terlibat sedikit perdebatan karena Ghea sempat menolak untuk dijemput.

Haikal keluar dari rumah dengan pakaian rapi lalu mendekati Jian lebih dulu. Membuat Ghea yang sedari tadi di dalam kamar mempercepat pergerakannya untuk segera menghampiri Jian. Takut jika saudaranya itu berbicara yang tidak-tidak pada Jian mengingat Haikal yang kurang menyetujui jika Ghea menjalin hubungan.

Jian yang menyadari kedatangan Haikal lantas turun dari motornya. "Mas Haikal, apa kabar?" Jian menyalami tangan lelaki itu.

"Kabar baik, lo gimana?" Haikal menyapa balik.

"Baik juga."

"Udah pacaran ya sama Ghea?"

Gurat wajah itu terlihat terkejut namun sebisa mungkin untuk tetap terlihat netral. Tidak ingin menunjukkan pada Haikal bahwa tindakan yang diambilnya adalah sebuah kesalahan.

"Iya, Mas, dua hari yang lalu," jawab Jian.

Haikal mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lo tau kan apa yang mau gue omongin sebagai seorang kakak dari adik perempuan satu-satunya?"

"Iya, Mas, gue tau dan sangat mengerti. Gue nggak bisa janji tapi gue akan berusaha," ucap Jian yakin.

"Gue juga nggak bisa percaya sama lo tapi liat adik gue selalu senyam-senyum sendiri akhir-akhir ini, gue akan berusaha buat percaya sama lo."

"Tentu, lo bisa percaya sama gue, Mas."

Tidak ada yang menyahuti lagi setelah itu, sampai akhirnya Haikal mengatakan sesuatu yang membuat Jian seperti sudah menjadi orang bodoh selama ini. Dia tidak paham, tapi juga terkejut bukan main.

"Gue kira Ghea bakal sama Jean, mengingat dulu gue sama Julian pernah iseng-iseng jodohin adik kami kalau udah gede. Tapi ternyata nggak, Ghea milih lo."

Jian tidak salah dengar, Jean dan Julian. Kakak beradik yang masing-masing sangat dekat dengan Jian layaknya saudara kandung.

******

Ghea mendengar, sangat jelas bergema dalam rungunya. Ucapan Haikal tadi sewaktu di rumahnya. Namun Ghea memilih bungkam, pura-pura tidak tahu. Membiarkan keheningan terjadi selama perjalanan menuju sekolah. Tidak ada canda tawa seperti biasanya. Tidak ada usapan hangat telapak tangan Jian pada lututnya.

Keduanya memilih bungkam, menyimpan rasa sendiri. Menunggu siapa yang nantinya paling tersakiti.

Ketika sampai keduanya sudah disambut oleh keempat sahabatnya. Tanpa banyak bicara Jian langsung menarik lengan Jean, membawa cowok itu masuk ke dalam sekolah lalu berhenti di taman belakang. Netranya menatap tenang seakan tidak ada amarah sekali dalam dirinya. Jian selalu memendam demi kedamaian bersama.

3J Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang