9 - Senin

40 3 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!

9. SENIN

"Anjing!"

"Mulut lo setan!"

"Tolong dijaga mulut busukmu!"

Ketiga sejoli itu saling berpandangan, tidak menyangka bahwa paginya benar-benar sial. Terjebak di pagar belakang sekolah yang merupakan alternatif satu-satunya agar bisa masuk ke dalam.

Ya, mereka kesiangan. Efek lelah setelah kemarin seharian menunggangi si Berry membuat hari senin mereka kacau. Rambut yang acak-acakkan lupa disisir, serta seragam yang masih belum masuk ke dalam tempatnya semakin melengkapi hari senin mereka.

"Kok kalian bisa di sini juga, sih?" tanya Jian.

"Gue kesiangan juga anjir! Bunda nggak bangunin gue," kesal Juan.

"Sama anjir! Semalam gue main game dulu sebelum tidur, eh ternyata nggak kerasa udah jam 3 pagi aja," cengir Jean.

"Mentang-mentang sahabat susah senang bareng terus, takdir emang sayang banget sama kita, ya?" Juan mengusap kedua matanya.

Jian berdecak malas. "Simpan air mata buaya lo! Pikirin gimana caranya kita masuk!"

"Manjat aja lah anjir!" usul Jean. "Paling kalau ketahuan disuruh lari keliling lapangan, nggak pa-pa lah sekalian olahraga. Come on, guys!"

"Sekalian olahraga mata lo dua! Hancur reputasi sebagai anak baik yang selama ini kita pertahankan, Jeaaaan!" geram Juan.

Jian tersenyum, sebuah ide muncul di kepalanya. Lalu kedua tangannya menepuk bahu Jean dan Juan membuat sang empunya menoleh.

"Ngapa lo senyam senyum?" Juan sensi.

"Bener kata Jean, kita manjat aja. Sesekali lah kita nakal, nggak pernah kan kita kayak gitu?"

Juan menggeleng tidak percaya. "Sesat!"

******

Brukkkkk

"Bedebah! Kenapa lo pada di atas gue bangsat! Woy anjir berat setan badan gue kecil!"

Jian dan Jean tertawa, namun sesaat langsung menutup mulutnya saat mendengar suara langkah kaki mendekat. Tanpa aba-aba Jian langsung menyeret Juan, tidak peduli dengan sumpah serapah yang dilontarkan cowok itu.

"Bener-bener udah nggak ada harga dirinya gue di mata lo pada. Sakit hati gue!" cerocos Juan.

"Maaf, abisnya lo ngapain di situ. Udah tau Jian sama gue mau loncat," ujar Jean.

"Gue udah bilang sebentar dulu ya tadi, setan! Dasar lo nya aja pada nggak berperikemanusiaan!"

"Sori, gue nggak tau kalau lo manusia," celetuk Jian celingukan tanpa dosa.

3J Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang