12 - From Yours

23 2 0
                                    

SELAMAT MEMBACA!

12. FROM YOURS

"Kenapa diem aja dari tadi? Laper? Mau makan apa? Mau makan di restoran mana?"

"Nggak, langsung pulang aja."

Ghea menatap ke luar jendela yang kacanya sengaja dibuka. Tidak ada minat sama sekali untuk menatap ataupun membalas pertanyaan Haikal. Ia kesal pada dirinya sendiri juga pada Haikal. Jika lelaki itu bukan kakaknya, Ghea sudah menjambak rambutnya sejak bertemu tadi.

"Kenapa, sih? Mas ada salah, ya?"

Haikal membagi fokusnya, pada jalanan di depan juga pada adik perempuannya yang duduk di sebelah kirinya. Hendak menggapai lengan gadis itu namun keburu sang puan menyadarinya. Haikal mendesis pelan, tidak nyaman dengan sikap Ghea saat ini.

"Dek, liat sini. Mas lagi ngomong loh."

"Apa, sih? Aku nggak pa-pa."

"Nggak pa-pa tapi kayak gitu, ngomong dong sama Mas. Mas salahnya di mana, jangan diem aja. Kamu kebiasaan deh kayak gini dari dulu nggak hilang-hilang."

Ghea menyadari kebiasaan buruknya. Selalu memberikan silent treatmen pada setiap orang yang dirasa memiliki kesalahan padanya. Bahkan, Ghea tak segan-segan melakukan itu pada orang yang jelas-jelas tidak memiliki kesalahan padanya sama sekali. Ghea melakukan itu hanya karena takut jika dirinya lah yang akan mendapatkan silent treatmen-pada Jian contohnya.

"Emang ya, ada aja hal yang bikin sedih kalau habis bahagia," gumam Ghea yang masih bisa didengar oleh Haikal.

"Maksudnya?" tanya Haikal.

"Ya aku, kemarin aku habis bahagia sama Jian. Malamnya facetime lama banget terus sempat ngobrol juga sama Bundanya Jian. Dan sorenya pulang sekolah diajak main ke danau. Pokoknya aku seneng banget kemarin. Tapi sekarang, cuma gara-gara obrolan Mas Haikal tadi pagi semuanya jadi nggak sesuai rencana. Aku nyakitin Jian, orang yang udah bikin aku senang."

Mobil itu berhenti karena lampu lalu lintas tengah berwarna merah. Membuat Haikal menyamping, menghadapkan penuh tubuhnya pada Ghea. Sedangkan yang ditatap masih acuh tak acuh menatap lurus pada deretan mobil dan motor di depan.

"Omongan Mas yang mana?" tanya Haikal lagi.

Ghea menyandarkan punggungnya, lelah. Telapak tangannya menepuk-nepuk pahanya, jujur ia agak gugup. Bagaimanapun Haikal lebih tua darinya. Dan ia harus tetap menaruh hormat pada Haikal.

"Tuh ditanya malah diem, keburu ganti warna nih lampunya."

"Aku sukanya sama Jian, bukan sama Jean. Jadi tolong Mas jangan lagi-lagi ngomong soal Jean di depan Jian. Apalagi soal perjodohan. Jaman udah maju, Mas. Kita bukan lagi hidup di jaman Siti Nurbaya."

"Jian marah sama kamu? Diapain kamu sama dia sampai kamu segininya ngomong sama Mas?"

Ghea total diam, berusaha mencerna semua perkataan yang dilontarkan Haikal. Sampai lampu berganti menjadi warna hijau tak kunjung ada jawaban dari Ghea.

3J Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang