44 - New Class New Problem

16 1 0
                                    

44

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

44. NEW CLASS NEW PROBLEM

Tepat pukul 8 pagi, upacara rutin setiap hari senin dilakukan. Upacara ini juga sekaligus menyambut siswa siswi tahun ajaran baru serta peresmian kepengurusan osis untuk setahun mendatang. Kepala sekolah yang tak lain merupakan adik dari bunda Juan memberikan sambutan.

"Om lo makin gagah aja, Ju," Jean menyenggol bahu Juan.

"Sssttt, di belakang ada pak Galih," bisik Juan.

"Aman, pak Galih udah bestie sama gue."

"Jean, Juan, nanti lagi bicaranya," tegur pak Galih dari belakang.

Jian yang mendengar hanya bisa menahan tawa, sungguh perutnya geli. Mati-matian melipat bibirnya ke dalam agar tidak mengeluarkan suara.

Jean mendelik pada Jian. "Ketawa lo!"

Angkatan kelas Jian memang dikenal dengan keributannya setiap ada acara. Entah itu upacara ataupun ketika kumpul di aula, dan seperti biasa nama Jian selalu jadi sasaran empuk guru-guru. Tapi kali ini sepertinya nasib Jean sedang buruk, sebab cowok itu yang mewakilinya ditegur oleh guru.

"Liat Adeena baris paling depan, Ji," Jean berbisik lagi, memang nggak ada kapoknya.

Jian membalas tanpa suara, "terus?"

"Bukannya dia nggak bisa kena panas lama-lama, ya, dan nggak bisa kena cahaya matahari secara langsung begini? Makanya kalau upacara dulu selalu di barisan paling belakang?"

"Mungkin sekarang udah nggak, Je," bisik Juan.

"Tapi mukanya udah pucet gitu, nggak bahaya tah?"

"Ada PMR, Je," Jian menyahut.

Atas perkataan Jean, sebenarnya Jian dan Juan juga jadi ikut memperhatikan Adeena. Kini ketiganya kompak curi-curi pandang agar tidak diketahui oleh pak Galih yang berjaga tepat di belakang mereka.

"Eh pingsan itu pingsan tolongin!"

"Ji! Adeena pingsan, Ji!" Jean dan Juan ikut panik di sebelah Jian. "Kan apa kata gue juga dia tu—buset Jian mau kemana lo?!"

Jian entah mendapat dorongan dari mana, cowok itu langsung lari keluar barisan menuju barisan kelas 10. Jian mengambil alih tubuh Adeena yang akan dibawa oleh anggota PMR. Ia mengangkatnya sendiri menuju UKS.

Perlakuan Jian sontak membuat desas desus di setiap angkatan. Manuvernya yang tiba-tiba membuat mereka menerka-nerka ada hubungan apa Jian dengan Adeena. Karena siapapun sepertinya tak akan se-effort itu jika alasannya hanya untuk membantu adik kelasnya. Apalagi tadi para petugas PMR sigap untuk menolong Adeena.

"Cowok lo kenapa dah, Ghe? Baik sih baik, tapi apa perlu segitunya?" gerutu Abel di samping Ghea.

Ghea mengedikkan bahu. "Nggak tau."

3J Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang