Selalu ada tempat di mana jadi rumah terakhir untuk pulang.
Jian, Jean, dan Juan: nggak ada jalan yang mulus untuk terus sama-sama. Berantem seringkali jadi bumbu manis di sini.
******
Jian: posisi gue di sini sebagai wasit kalau Jean dan Juan baku...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
53. COMPLICATED
Mendengar keributan dari dalam toilet perempuan di lantai 1, Jian memberanikan diri untuk masuk. Netranya dibuat terkejut saat mendapati Adeena jatuh terduduk di lantai akibat didorong oleh teman-teman sebayanya.
Jian bergegas membantu Adeena. Gadis itu begitu ketakutan terbukti dengan tangannya yang langsung memeluk Jian erat. Jian menenangkan gadis itu, mengusap punggungnya naik turun.
"Kak, aku takut," bisik Adeena.
"Ada aku, jangan takut," lerai Jian.
Jian menatap nyalang pada mereka yang telah menjahati Adeena. Gadis-gadis itu yang kemarin berdiri di depan mading. Gerombolan yang ingin tahu mengenai pacar Jian.
"Kak Jian, kami nggak bermaksud untuk dorong Adeena. Tapi dia nyebelin banget, Kak," jelas salah satunya.
Jian diam saja, matanya masih menatap ke arah mereka.
"Dia ngaku-ngaku jadi pacar Kak Jian. Kami kesel banget sama dia, dia banyak bohongnya!"
"Pergi!" sentak Jian.
"I-iya, Kak, kami pergi sekarang."
"Jangan pernah ganggu Adeena lagi atau kalian akan berurusan sama gue!"
Gerombolan itu pergi dengan perasaan takut yang menggerogoti. Namun ide buruk terlintas di antara mereka tanpa Jian sadari.
Sebelum benar-benar keluar dari dalam toilet, mereka mengambil foto di mana Adeena tengah memeluk Jian. Jika diambil dari angle belakang, posisi mereka terlihat mesra sekali. Adeena yang bersembunyi di dada Jian dan Jian yang menaruh dagunya di atas kepala Adeena.
Walaupun takut dengan ancaman Jian, kendati demikian masalah dengan Adeena belum selesai. Adeena terlalu menyebalkan untuk dimaafkan.
"Udah tenang?" tanya Jian pelan.
"Udah, Kak. Makasih ya, Kak."
"Iya, lo boleh main ke rumah buat ceritain semuanya. Malam ini gue tunggu."
"Tapi, Kak...."
"Bunda pengin ketemu lo," sela Jian.
"Kamu?"
"Iya, kamu."
"Ya udah," putus Adeena. "Nanti aku ke rumah Kakak."
******
Setelah mengumumkan hasil seleksi calon anggota baru klub fotografi, Jean dan teman-teman satu klubnya bercanda ria di gazebo sekolah. Bu Farah mentraktir mereka untuk membeli apa pun di kantin membuat suasana siang itu semakin cerah.
Pemilihan ketua baru sudah dilakukan tetapi posisi Jean di klub masih sangat dibutuhkan. Intensitas pertemuan Jean dengan Diva mungkin tak akan sesering dulu namun tetap saja gadis itu akan mengejarnya sampai dapat.
