30 - Perpustakaan

24 1 0
                                    

30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30. PERPUSTAKAAN

"Ghe?"

Menoleh saat mendengar namanya dipanggil, buku-buku yang sedang dipegangnya berjatuhan karena tangannya tiba-tiba gemetar. Rasa takut cemas dan trauma berlomba saling mendominasi dirinya. Kakinya perlahan bergerak mundur, ingin lari namun sadar di belakangnya hanya ada jejeran rak rak tinggi. Ghea terkepung dengan Rafly yang terus berjalan mendekatinya.

"Ghe, jangan takut."

Ghea menggeleng ribut, tangannya ke depan menghalangi matanya agar tidak melihat wajah Rafly.

"Ghe, aku cuma mau ngomong. Aku minta maaf sama kamu, aku nyesel, Ghe, udah bikin kamu nangis sampai ketakutan kayak gini."

"Please, jangan deket-deket. Udah cukup semuanya, udah cukup lo bikin gue menyesal seumur hidup karena pernah pilih lo," ungkap Ghea dengan bibir gemetar.

"Ghe aku minta maaf, aku mohon. Aku nggak tenang selama ini kepikiran kamu terus. Aku udah mau lulus, Ghe. Aku bakal lanjutin kuliah di LN ikut papa. Aku pengin urusan kita selesai dulu, baru aku bisa berangkat dengan tenang kesana," mohon Rafly.

"Kak, kita memang udah selesai dari dulu."

Singkat, padat, dan menyakitkan. Mengapa selalu semenyakitkan itu saat mendengar kata selesai? Apa tidak ada cara lain agar kata menyakitkan itu tidak pernah terucap?

"Gue udah maafin lo," lanjut Ghea. "Jadi sekarang gue mohon banget sama lo, pergi dari hadapan gue dan jangan pernah datang lagi. Udah cukup lo bikin hubungan gue sama Jian renggang, Kak."

"Sekali lagi aku minta maaf, Ghe. Buat yang terakhir kalinya, aku boleh peluk kamu?"

"Nggak! Please jangan, gue nggak mau!"

"Ghe, aku mohon. Ini yang terakhir kalinya sebelum aku pergi."

"Gue nggak mau, Kak, gue nggak mau!"

Dalam hatinya Ghea merapal, menyebut nama Jian walaupun cowok itu tidak akan mendengar. Ghea ingat bagaimana dulu Jian menolongnya di sini, di perpustakaan ini.

"Jangan pernah berani lo sentuh cewek gue, bangsat!"

Jian menarik kerah seragam Rafly sampai cowok itu terhuyung ke belakang. Kepalan tangannya sudah siap berada di depan wajah Rafly namun Ghea menahannya. Kepalanya menggeleng mengisyaratkan ia tidak setuju dengan tindakan yang akan dilakukan Jian.

"Bangsat!" Jian mengibaskan lengannya kuat. Kesal karena Ghea menahannya agar tidak memukuli Rafly.

"Pukul aja kalau emang lo belum puas," tantang Rafly.

"Memang sekali bajingan akan tetap bajingan. Lo orang terbangsat yang pernah gue temuin! Get the hell out, bastard!"

Lengan Ghea ditarik oleh Jian agar keluar dari perpustakaan. Beberapa siswa di sana tahu apa yang terjadi namun tidak ada yang berani melapor pada guru.

3J Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang