27 - Break

18 1 0
                                    

27

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

27. BREAK

Tidak sengaja bertemu di perempatan. Masing-masing terkejut sebab kompak memakai motor yang sama—si Berry. Padahal grup chatt mereka sepi akhir-akhir ini. Alias mereka tidak janjian sebelumnya. Kemudian sampai di parkiran secara bersamaan. Masih sibuk dengan pikiran masing-masing. Berjalan bersisian namun tak ada sepatah kata pun yang dibicarakan.

Aura Jian masih sangat menyeramkan seperti kemarin. Sampai saat ini tidak ada yang mengetahui masalahnya dengan Rafly. Masih menjadi misteri mengapa cowok itu memukuli kakak kelasnya sampai harus dilarikan ke rumah sakit. Beruntung keluarga Rafly tidak mengusutnya. Sebab Rafly sendiri yang meminta, ia ingin menebus kesalahannya walaupun tidak akan pernah bisa.

Ujian akhir semester semakin dekat. Banyak event di luar sekolah juga yang harus mereka ikuti. Setidaknya itu cukup untuk membuat pikiran mereka teralihkan.

******

Saat waktu istirahat tiba, ketiganya langsung menuju ruang klub masing-masing. Tidak ada waktu untuk saling menyapa atau bahkan menghampiri gadisnya. Ketiganya benar-benar acuh menimbulkan tanda tanya besar di benak mereka yang melihat.

"Mereka kok sekarang sendiri-sendiri, ya? Musuhan, kah?"

"Iya aneh banget biasanya nempel terus kemana-mana bertiga."

"Mungkin emang lagi banyak kegiatan aja kali. Banyak event di luar sekolah. Anak band, dance, sama fotografi lagi sibuk-sibuknya gue liat."

Beberapa celetukan dapat mereka dengar. Namun hanya dianggap sebagai angin lalu. Mereka tidak musuhan, tidak akan pernah.

Mereka hanya butuh waktu untuk mendinginkan pikiran.

Butuh waktu untuk merendahkan ego masing-masing.

Butuh waktu untuk refleksi diri.

Butuh waktu untuk sadar bahwa kebahagiaan tak selamanya berporos pada mereka sebab roda kehidupan terus berputar.

Semuanya akan kembali seperti semula jika sudah waktunya.

******

Ghea nekat menghampiri Jian di ruang klub band. Ia tidak bisa terus-terusan diam melihat Jian-nya perlahan membuat jarak dengannya. Meski tatapan Jian tak sehangat biasanya, Ghea tetap pada pendiriannya. Ghea ingin meminta maaf, meski hasil akhirnya mungkin akan menyakiti dirinya sendiri. 

Ada Keenan juga Chandra di dalam. Mengerti bahwa keduanya butuh waktu, maka Keenan dan Chandra beringsut keluar setelah sebelumnya memberikan tepukan halus pada bahu Ghea.

"Semangat!" katanya.

Ghea mendekati Jian, sedikit takut karena mata elang cowok itu terus menatapnya.

"Jian," panggil Ghea. "A-aku mau ngobrol sebentar, boleh?"

Jian menganggukkan kepala.

Ghea meremat cardigannya, entah mengapa jadi segugup ini saat berhadapan dengan Jian.

3J Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang