50 - Lose

28 1 0
                                    

50

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

50. LOSE

Malam sekitar pukul 8, Ayra menerobos hujan demi menghampiri Jean di rumah sakit. Kabar buruk itu baru ia dengar saat tak sengaja bertemu dengan Jian dan Ghea di minimarket dekat rumahnya.

Ayra menangis di sepanjang jalan. Meski teman-temannya sudah memaafkannya, tetapi Jean belum tentu. Jian bahkan berkata, kita maafin lo tapi Jean belum tentu dan hubungan lo sama Jean juga belum tentu bisa diselamatkan.

Geosa Hospital room 504. Dari jauh Ayra bisa melihat Edrick, Fira, dan Julian tengah menunggu di depan ruangan. Semakin dekat posisinya, Ayra bisa mendengar isak tangis dari bilah bibir Fira.

"Ada apa?" gumam Ayra bingung.

Takut. Bibirnya digigit kuat, tubuhnya sedikit gemetar menahan dingin yang menyeruak menusuk kulitnya. Hanya berbekal kaos dan cardigan lalu celana panjang kain. Ayra mencoba untuk mendekat, menggapai Fira yang tengah dipeluk oleh Edrick.

"Ayra?"

Fira berpindah memeluk Ayra. Bahkan tak peduli jika tubuhnya basah, Fira malah semakin mengeratkan dekapannya.

"Bunda? Apa yang terjadi?"

"Jean, Nak...."

"Jean kenapa, Bunda?!"

Tanpa sadar suaranya naik beberapa oktaf. Kesal, rasa penasarannya tidak segera terjawab. Takut, memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi. Menyesal, ia belum bisa bertemu dan meminta maaf atas kesalahannya yang mungkin tak termaafkan.

"Bunda, udah," lirih Julian.

"Bang, Jean kenapa?" tanya Ayra menatap tajam lelaki dewasa itu.

"Om, Jean kenapa, Om?" Ayra beralih pada Edrick.

"Suhu tubuh Jean tadi naik lagi, sempat kejang-kejang terus pingsan. Bunda takut, sangat takut, takut kehilangan Jean."

Walaupun berbicara di sela isak tangis, namun Ayra dapat mendengar dengan jelas. Kakinya lemas, air matanya semakin mengucur deras. Bagaimana jika?

"Nggak mungkin!" teriak Ayra refleks. "Jean pasti sembuh! Jean kuat, Bunda! Jean nggak mungkin nyerah!"

Julian mengacak rambutnya. Kusut, wajah dan pakaiannya. Berkali-kali melihat melalui celah kaca namun tak kunjung ada kepastian dari dokter yang menangani adiknya.

Drrttt

Ponsel Julian bunyi bertubi-tubi. Banyak pesan masuk, namun hanya pesan teratas yang sanggup ia baca.

Vanessa Lauza: Abang, aku otw sekarang, kebetulan aku lagi ada meeting deket situ. Jangan lakuin sesuatu di luar kendali kamu. Aku sayang kamu, ingat itu.

Jian Adyaksa: Bang, gimana keadaan Jean? Udah bisa pulang besok, kan? Gue sama yang lain otw sana, ya.

******

3J Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang