32 - Rencana

31 1 0
                                    

32

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

32. RENCANA

Jian memasuki gerbang sekolah bersamaan dengan Ghea yang turun dari mobil Haikal. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, lantas Ghea sedikit berlari mengejar Jian yang tengah memarkirkan motornya.

"Jian!"

Jian menoleh, merasakan jantungnya berdegup dua kali lebih cepat padahal tidak sedang terjadi apa-apa.

"Ghe? Baru berangkat juga?" tanya Jian.

"Iya," Ghea meremas roknya. "Ke kelasnya boleh barengan nggak? Aku kangen jalan berdua sama kamu," ungkap Ghea terang-terangan.

Jian sadar Ghea gugup saat mengatakannya. Maka bibirnya mengulas senyum dengan tangan refleks mengusak puncak kepala Ghea.

"Boleh say—Ghe," balas Jian cepat-cepat meralat ucapannya.

Tangan kanan Ghea terulur, merenggangkan jemarinya agar tangan Jian bisa menelusup kesana.

"Sambil pegangan tangan, boleh?"

"Iya, boleh."

Jian menautkan jemarinya dengan jemari Ghea. Keduanya berjalan menyusuri koridor kelas yang sudah cukup ramai. Tidak peduli dengan bisikan yang mengarah pada mereka. Yang terpenting pagi ini hatinya senang bisa kembali jalan berdua setelah sekian lama.

"Kamu seneng kayak gini?" tanya Jian.

Ghea mengangguk semangat. "Seneng banget!"

Sederhana namun pengaruhnya sangat luar biasa bagi Ghea. Pertanyaan senang atau tidak yang dilontarkan Jian, membuat perutnya seperti ada ribuan kupu-kupu beterbangan.

Jian benar-benar belajar menjadi versi yang lebih baik untuk Ghea-nya.

******

"Widih widih widih bau-bau berangkat bareng ayang nih," sindir Jean ketika Jian datang.

"Kagak, ketemu di parkiran, Ghea yang nyamperin gue," terang Jian.

"Harus pegangan tangan dulu supaya semangat ujiannya!" seru Juan.

"Jangan lupa usap kepala ayang dulu supaya nggak ngebul otaknya!" tambah Jean.

Jian geleng-geleng kepala mendengar ocehan kedua sahabatnya. Tak lama pengawas ujian di masing-masing ruangan datang. Menyuruh mereka untuk mempersiapkan kartu ujian yang ditempel di dada sebelah kiri.

"Juan!"

Ketiganya menoleh mendapati Citra berdiri di sana. Gadis itu sedikit berlari kecil menghampiri Juan.

"Nih." Citra menyodorkan kotak kecil berwarna coklat.

"Apa?" Juan bingung.

"Lipbalm, kamu bilang kemarin lipbalm kamu habis, kan? Ini aku beliin."

3J Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang