Selalu ada tempat di mana jadi rumah terakhir untuk pulang.
Jian, Jean, dan Juan: nggak ada jalan yang mulus untuk terus sama-sama. Berantem seringkali jadi bumbu manis di sini.
******
Jian: posisi gue di sini sebagai wasit kalau Jean dan Juan baku...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
42. BERTEMU ADEENA
Jian beberapa kali tersenyum tipis pada setiap orang yang menyapa. Siang ini Jian memutuskan untuk pergi ke sekolah setelah beberapa hari istirahat total di rumah sehabis liburan. Libur semester juga masih tersisa satu minggu lagi namun kegiatan non-akademik masih terus berjalan di SMA 13.
Pintu ruang kesenian dibuka membuat beberapa orang yang ada di dalamnya menoleh memperhatikan Jian. Senyum tipis lagi-lagi Jian berikan, cowok itu langsung saja menuju ruang klub band yang sudah menjadi tujuannya sejak kemarin.
Ruang kesenian besar sekali, sebab di dalamnya terbagi menjadi beberapa ruangan klub. Salah satunya klub band yang diikuti oleh Jian dan klub dance yang diikuti oleh Juan. Bidang kesenian menjadi ekskul nomor satu yang paling banyak diminati oleh siswa siswi SMA 13.
"Whats up Mas Bro, how are you?" Keenan langsung memeluk Jian saat Jian baru saja memasuki ruangan.
"Gue baik," balas Jian tertawa. "Lo udah ada di sini aja? Nggak liburan lo? Yang lain kemana?"
"Gue kan penunggu ruangan ini," kata Keenan. "Chandra sama Elsa besok baru bisa dateng," lanjutnya.
Jian mengangguk-angguk. "Rame banget di luar, ada apaan?"
"Itu anak baru pada mau daftar ulang, kan? Rame sama anak Osis soalnya persiapan mau ngospek."
"Kapan?"
"Lusa sih kayaknya udah mulai ospek. Minggu depan kan udah mulai tahun ajaran baru."
Jian mengangguk-angguk lagi.
"Udah?" tanya Keenan membuat Jian mengerutkan dahinya.
"Udah apa?"
"Udah nanyanya?"
"Setan!" umpat Jian.
Jian menuju pada set drum kit yang biasa ia mainkan. Sudah lama rasanya Jian tidak bermain di sini.
"Gimana liburan sama pacar?" tanya Keenan bergantian.
"Kok lo tau?"
"Liat snap whatsapp lo."
"Emang gue ada save nomor lo?"
"Anjing lo, Ji!" umpat Keenan meninju bahu Jian. "Lo kalau sama Ghea senyebelin ini juga kah?"
