46 - Masih Marah

15 1 0
                                    

46

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

46. MASIH MARAH

Jian dan Juan sedang mengobrol di parkiran setelah memarkirkan motornya. Pagi ini pelajaran pertama adalah kelas olahraga. Kebiasaan mereka adalah memakai kaos olahraganya saja dilapisi dengan seragam putih yang sengaja tidak dikancingkan. Lalu bawahannya memakai celana abu-abu dengan tas yang disampirkan di bahu kiri.

"Gue bawa bando tau, Ju," Jian memberi tahu sambil mengeluarkan barang itu dari dalam tasnya.

"Buat apa?" tanya Juan.

"Buat kalau kepanasan nanti, rambut gue udah mulai panjang soalnya." Jian memakai bandonya membuat rambutnya naik ke atas memperlihatkan dahinya.

"Gimana?" tanya Jian meminta pendapat Juan.

"Apanya yang gimana?"

"Gue, ganteng nggak?"

Juan menyilangkan lengannya. "Nggak, biasa aja."

"Bagus, berarti lo masih normal."

"Anjing!" umpat Juan.

"Eh Jean tuh," tunjuk Jian.

Jean memarkirkan motornya di samping motor Jian. Setelah membenarkan rambut cowok itu berjalan melewati keduanya tanpa menyapa.

"Heh mau kemana, anjing?" Juan menarik lengan Jean.

"Lepasin!"

"Kenapa sih lo?"

"Nggak pa-pa, awas lepasin!" Jean masih kekeuh namun Juan tetap tak melepaskannya.

"Jangan dilepasin, Ju," cegah Jian.

"Lepasin, anjing! Gue masih marah sama kalian!"

Jian dan Juan saling pandang, tawanya meledak seketika sampai menyita atensi siswa siswi yang sedang lewat. Sedangkan Jean, wajah cowok itu merengut kesal. Bukannya dibujuk malah ditertawakan.

"Kayak cewek lo, anjir! Citra aja perasaan nggak begini banget dah," kata Juan.

"Yaa abisnya gue kesel banget, anjing! Mana pake pamer segala di grup, kan kayak... apa sih? Nggak perlu kayak gitu!" bela Jean.

"Iya, maaf ya, Jean," ucap Jian dengan sisa tawanya. "Ternyata nggak pernah berubah ya sikap lo dari dulu, masih aja pemarahan. Bukan marah sih sebenernya, lebih ke ngambek, iya nggak, Ju?"

"Iya," kekeh Juan menanggapi. "Padahal di sini yang paling bocil tuh harusnya Jian, tapi ini nggak. Dimaklumin aja soalnya anak bungsunya bunda."

"Nggak gitu ya, anjir!" sergah Jean. "Gue emang lagi kesel sama bang Ian, ditambah kalian berdua kan jadi kesel kuadrat!"

"Iya, Abang Juan say sorry oke, Dek Jean."

"Dak dek dak dek, noh Jian baru dedek. Tuh kan pakai bando udah kayak dedek-dedek," kata Jean.

3J Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang