45 - Say Sorry

19 1 0
                                    

45

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

45. SAY SORRY

Butuh waktu seminggu untuk Juan merenungkan kata-katanya pada Jian waktu lalu. Pikirnya ia tak seharusnya seperti itu pada Jian, sahabatnya sendiri. Menyadari bahwa yang dilakukannya terhadap Bella juga tidak jauh beda dengan Jian. Bisa saja Bella menganggap lain bantuan yang diberikan oleh dirinya.

Juan tadi sempat ke rumah Jian untuk membicarakan perihal ini, namun cowok itu tidak ada di rumahnya. Mbak Tia bilang Jian sedang main futsal bersama teman satu kompleknya.

Maka Juan berinisiatif untuk menghampiri Jian di lapangan futsal. Sebelum itu Juan mampir ke supermarket, membelikan Jian minuman kesukaannya atas bentuk rasa sesalnya karena telah menghakimi Jian.

"Woy, Ju! Ngapain lo di sini?"

"Eh, Kal, apa kabar lo?"

Juan menyalami Ekal—teman satu komplek Jian yang ia kenal karena sering bermain futsal dengan Jian.

"Baik kabar gue mah, lo gimana, nih?"

"Seperti yang lo lihat," Juan meregangkan tangannya.

Ekal mengangguk-angguk. "Pasti cari Jian, ya?"

"Yoi, mana dia?"

"Tuh," Ekal menunjuk ke tengah lapangan. "Lo tau nggak? Udah 2 jam non stop kita futsal, dan semua gol Jian yang cetak. Anjir tu orang ambis banget malem ini nggak tau kenapa!"

Juan memperhatikan Jian dari sisi lapangan. Baju dan rambut Jian basah oleh keringat. Jian bahkan tidak menyadari kehadiran Juan di sana. Sudah tahu bukan bahwa fokus Jian itu juara?

"Lagi melampiaskan sesuatu, mungkin," Juan menebak.

"Tuh anaknya ke sini, gue tinggal dulu ya, Ju, mau ganti baju," Ekal menepuk bahu Juan berpamitan.

******

"Ngapain lo ke sini?"

"Dih, emang begitu cara nyambut temen?"

"Gue nanya, Juan."

"Nih," Juan melempar susu taro dingin yang langsung ditangkap oleh Jian. "Akhir-akhir ini gue sering liat lo minum itu makanya gue beli. Sejak kapan lo suka susu taro?" tanya Juan skeptis.

Jian berusaha mengingat. "Sejak, Ghea ngasih ke gue."

"Aneh lo! Udah lupa lo sama susu pisang, hah?"

"Ya nggak, tapi sekarang mau minum ini aja. Kayak... apa pun yang Ghea kasih gue suka aja gitu."

"Lo suka banget sama Ghea?"

"Bahkan gue udah mikirin nanti mau pakai adat apa," Jian tertawa.

Juan bisa melihat kesungguhan dalam kedua mata Jian. Mata doe sehitam jelaga itu selalu berkata jujur. Juan terus memperhatikannya sampai keduanya memilih duduk di kursi pinggir lapangan.

3J Universe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang