Satu Minggu

148 13 1
                                    

Satu minggu jadian.

"Gi, katanya lo udah pacaran sama Ghaly-Ghaly itu," ucap Joy tiba-tiba.

"Eh ssst! Bisa diem-diem aja nggak lo!" sahut Gi, kaget sekali karena Joy asal membicarakan soal itu di kelas, padahal masih ramai teman-temannya yang belum ke luar untuk istirahat.

Joy adalah satu-satunya orang yang tau soal hubungan Ghaly dan Gi yang sudah resmi berpacaran.

"Kenapa sih lo sama dia kudu backstreet?" tanya Joy dengan suara lebih lirih.

"Kan gue udah cerita sama lo waktu itu."

"Ya sampai kapan? Gue lihat-lihat masih gini-gini aja hubungan kalian. Kayak orang nggak kenal. Di luar sekolah juga lo jarang ketemu sama dia kan?"

"Gue bahkan belum ketemuan sama dia lagi setelah jadian."

"Nah... Kalian ngapain sih sebenernya?" Joy terkekeh dengan keanehan yang sudah temannya lakukan.

"Lo tau kan kalau minggu ini kita lagi sibuk latihan, ya... gue belum sempet mikirin aja gimana caranya buat dia suka sama gue. Setidaknya, dia udah jadi pacar gue dulu lah ya."

"Dia juga nggak ada ngehubungin lo gitu?"

Ginela menggeleng-gelengkan kepala dengan raut wajah datarnya.

"Aneh lo. Ngapain pacaran sama orang yang jelas-jelas dia nggak suka sama lo. Ini bukan lo banget deh Gi."

"Iya ya?"

"Iya!"

"Gue pikir, dia bakalan suka dan tertarik sama gue juga."

"Tapi?"

"Bener kata Abbas, dia nggak suka cewek yang modelannya kayak gue gini. Dia kayaknya bener-bener nggak tertarik sama gue."

"Udahlah, sama orang lain aja yang emang suka sama lo. Kata lo, Nathan juga hubungi lo lagi kan?"

"Maksud lo, lo nyuruh gue balikan sama Nathan?"

"Nggak. Maksud gue tuh, cowok suka gitu, kalau kitanya pergi, dia malah dateng. Paham?"

"Terus gue harus gimana?"

"Coba tegasin aja, Ghaly maunya gimana juga."

"Apa gue panjangin rambut gue ya? Terus gue nggak usah aktif sosmed lagi? Ghaly kan suka cewek kayak gitu?"

"Dah gila lo ya! Ngapain lo sampai kayak gitu cuma buat ngambil hati cowok. Yang ada dia jadi suka sama lo bukan karena siapa lo sebenarnya."

Joy geleng-geleng kepala mengetahui pikiran aneh temannya.

"Gue nggak mau nyerah gitu aja Joy. Pokoknya Ghaly harus suka sama gue! Ghaly itu tipe gue banget tau nggak. Susah kayaknya dapat cowok kayak Ghaly."

Joy tertawa menyeringai. "Gi... Lo aja belum kenal Ghaly yang sebenarnya kayak gimana."

"Tapi feeling gue bilang sih dia cowok baik-baik."

"Dulu Nathan di mata lo juga tipe lo banget, cowok baik-baik juga. Nyatanya?"

"Em.... Ya sebenernya Nathan juga baik...."

"Dah ah Gi, laper gue. Mau ke kantin dulu. Lo mau nitip nggak?"

Ginela geleng-geleng. Joy pun buru-buru pergi setelahnya. Malas juga terlalu lama menanggapi Gi yang sedang buta oleh cinta sesaatnya.

Saat Joy pergi, Aulia yang duduk di bangku nomor dua dari belakang, yang letaknya persis di depan bangku Joy, tiba-tiba membalikkan badan dan memandangi Gi. Tadi Aulia sempat mendengar apa yang sudah Gi bicarakan dengan Joy.

My Possessive GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang