Adaptasi

182 10 0
                                    

Satu bulan kemudian...

Semua berjalan baik-baik saja. Hari ini, adalah hari H final untuk semua cabang olahraga acara PORSENI antar SMA. Salah satunya untuk tim futsal.

Ginela sama sekali belum bertemu dengan Ghaly karena tidak mau mengganggu persiapan Ghaly. Namun Ginela sudah siap untuk mendukung Ghaly.

Ginela datang bersama dengan Elea. Acara pun dimulai setelah tiga puluh menit Ginela dan Elea menunggu di bangku penonton yang ada di deretan paling depan.

Pemain mulai berjalan memasuki lapangan satu per satu. Sorak ramai para suporter semakin kencang lagi memenuhi area stadion. Gebukan drum dan yel-yel antar sekolah bersahut-sahutan diserukan.

Pertemuan terakhir kedua tim, dimenangkan oleh sekolah sebelah karena Ghaly saat itu tidak main di acara pertandingan persahabatan. Kali ini Ghaly ikut main dan tim sekolah mengeluarkan tim terbaik mereka. Abbas pun akhir-akhir ini sudah berkesempatan untuk main, tapi sayang masih belum diturunkan untuk diacara final.

"Kenapa Abbas nggak main ya?" gumam Elea, terdengar sampai ke telinga Ginela.
Ginela menumpukkan tangannya di atas lutut Elea.
"Bukan tentang siapa yang main... Kita kan mendukung satu sekolah yang sama... Abbas pun pengen timnya menang dan pasti dia mengerti. Toh selama ini Abbas juga udah mulai sering main dan itu udah jelas jadi bagian dari tim juga. Bahkan yang cadangan pun sama pentingnya meskipun dia nggak pernah main satu kali pun."

"Hm...."

Pertandingan berjalan seru dan sengit. Sampai menit-menit terakhir, belum ada goal untuk kedua gawang. Namun akhirnya dipecahkan oleh tim sebelah. Tentu saja Ginela jadi resah. Elea pun sama.

Ditambah lagi, tiba-tiba terjadi tabrakan antar pemain yang mengakibatkan Kin terjatuh dan bagian kakinya sedikit terbentur dinding.

"Eh!"

Ginela dan Elea sama-sama berdiri. Semua suporter sudah tidak ada yang bisa duduk lagi. Di menit-menit mengkhawatirkan, tapi malah terjadi hal yang tidak diinginkan.

Banyak suporter yang tidak terima karena kejadian itu terjadi secara disengaja. Namun tidak mau memperpanjang perdebatan, Nathan langsung mengganti Kin dengan Abbas. Mereka tidak punya banyak waktu untuk mengejar poin.

Elea pun senang karena akhirnya Abbas bisa main di pertandingan final untuk pertama kalinya. Walaupun di sisi lain perasaan gelisah juga masih mengerubungi. Ginela dan Elea sama-sama cemas seperti pendukung lainnya.

Tim suporter terus meneriakkan yel-yel tanpa lelah.

Sayangnya di akhir pluit akhir pertandingan dibunyikan, tim sekolah harus menerima kenyataan kalau mereka masih belum bisa membalas kekalahan waktu pertandingan persahabatan.

Tentu saja ada kekecewaan, tapi kali ini berbeda dengan pertandingan sebelumnya. Dulu banyak suporter yang marah dan kecewa, sedangkan sekarang mereka tetap menyanyikan yel-yel untuk memberikan semangat kepada pemain meskipun kalah. Karena mereka sudah menyajikan pertandingan yang seru dan mereka sudah menunjukkan kalau mereka berjuang maksimal. Penonton bisa melihat perjuangan mereka dan meskipun kalah, setidaknya mereka sudah berusaha.

Walaupun begitu, Ginela tetap khawatir dengan Ghaly. Begitu juga Elea.

"Mah turun nggak Gi?" tanya Elea.
Ginela tidak menjawab, tapi langsung pergi begitu saja. Elea pun mengikuti Gi turun. Ginela menemui Ghaly dan Elea menemui Abbas.

Mata Ginela berkaca-kaca karena Ghaly malah menyambut kedatangannya dengan senyuman.
"Hai.... Kenapa muka kamu sedih gitu?"
Ginela tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.
"Nggak apa-apa... Pertandingan itu ada menang, ada kalah. Kita masih punya banyak kesempatan untuk merebut kejuaraannya lagi tahun depan."

My Possessive GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang