Why do you like me?

164 13 2
                                    

"Nanti bisa pulang bareng?"

"Bisa," jawab Gi dengan sangat antusias, ia mengangguk-nganggukkan kepalanya bersemangat.

Begitulah kira-kira percakapan terakhir setelah meninggalkan Nathan dan bel jam istirahat selesai sudah buru-buru berbunyi. Mereka berpisah menuju ke kelas masing-masing.

Ketika sudah sampai waktu pulang, Ginela menunggu di bawah tangga, yang seharusnya akan dilewati oleh Ghaly.

"Eh ayang Ginela sendirian aja nih. Mau aku anterin pulang?"
"Enggak. Nggak usah. Makasih sebelumnya karena udah nawarin."
"Beneran nih? Kakak Joynya ke mana? Biasanya sama dia."
"Udah duluan tadi."
"Ini beneran nggak mau pulang bareng aku aja? Emangnya ayang pulang sama siapa?"
"Aku lagi nungguin pacar aku."
"Oh...."

Murid laki-laki yang sedang berbicara dengan Gi ini langsung mundur satu langkah menjauh dari Gi.

Ternyata Ghaly sudah berada di dekat mereka sedari tadi. Laki-laki itu melihat Ghaly masih diam saja berdiri di tangga.

"Itu pacarnya. Kalau gitu aku pulang duluan ya...."

Ginela langsung menoleh, mendongak ke atas dan setelah itu Ghaly mulai melangkahkan kakinya menuruni tangga.

Sampai di depan Gi, laki-laki tadi sudah pergi.

"Kita jadi pulang bareng kan?" Ginela bertanya dengan senyuman mengembang di wajahnya.

Ghaly manggut-manggut dan berjalan duluan menuju ke tempat parkir. Ginela mengikuti saja di belakangnya, sampai kemudian Ghaly masih mau membukakan pintu mobil untuk Gi.

Senyuman Gi tidak pernah hilang sampai Ghaly sudah duduk di sebelahnya.

Namun, alih-alih Ghaly segera menyalakan mesin mobilnya dan bergegas mengendarai mobil pergi meninggalkan sekolah, Ghaly malah diam saja. Dari tadi juga wajah Ghaly datar-datar saja padahal Ginela sudah berusaha memasang tampang paling ramah.

"Kenapa? Kamu pasti masih marah ya sama aku gara-gara masalah kemarin? Masalahnya juga malah jadi merembet ke mana-mana. Aku minta maaf ya, kamu jadi banyak diomongin orang yang nggak-nggak."

Ghaly menghela napas terlebih dahulu sebelum menanggapi omongan Gi.

"Lo nggak perlu bela-belain gue kayak tadi." Ghaly mulai bersuara dan langsung pada inti yang ingin dia bicarakan.

"Hah?"
"Gue rasa, hubungan kita sampai di sini aja ya. Udah cukup. Lo gagal."
"Gagal?"
"Iya. Lo gagal buat gue jadi suka sama lo. Terus buat apa mempertahankan hubungan ini? Emangnya lo nggak bakalan capek sendiri apa?"
"Enggak!" sahut Gi cepat.

Ghaly terkekeh menyeringai. "Atau karena lo nggak beneran suka sama gue?"
"..."

Ghaly tampak serius dan menyeramkan.
Tidak seperti biasanya. Gi jadi bingung untuk menjawab pertanyaan yang Ghaly lontarkan.

"Udah ya Gi. Gue nggak mau ikut campur masalah lo sama Nathan lagi. Kalian bisa selesaikan masalah kalian tanpa melibatkan gue. Gue udah nggak mau."
"Lo ngomong apa sih?" Tapi lama-lama Ghaly menyebalkan.

"Gue tau kalau lo itu nggak beneran suka sama gue. Lo masih suka sama Nathan dan sok pura-pura suka sama gue buat narik perhatian Nathan? Lo bisa aja pergi kapanpun lo mau setelah Nathan mohon-mohon minta balikan sama lo? Dan tadi gue denger kalau Nathan udah ngajakin lo balikan? Gue rasa rencana lo udah berhasil. Tugas gue buat bantuin lo udah selesai kan?"

"Lo ngomong apa sih Ghaly! Segitunya lo mikir tentang gue?"
"Terus apa? Kalau bukan itu tujuan lo, terus apa?"
"Emang harus ya suka sama orang itu pakai alasan, pakai latar belakang, punya tujuan? Gue suka sama lo! Bukan mau buat laporan praktek!"

My Possessive GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang