Jangan Bingung!

118 15 0
                                    

"Ya pelajaran saya selesai sampai di sini. Setelah ini kalian boleh istirahat. Tugasnya jangan lupa dikerjakan!"
"Baik Pak," jawab seluruh murid kelas sebelas A2 secara kompak.

Sesaat setelahnya, Pak Roy yang mengajar kimia di kelas Ginela pergi meninggalkan ruangan.

"Astaga!" teriak Gi membuat teman-teman di kelasnya menoleh ke dia.
"Ada apaan?" sahut Liam.
Ginela geleng-geleng kepala cepat. "Bukan apa-apa."

"Guys tugas biologi kumpulin sekarang! Gue mau ke perpus sekalian ke kantor guru," teriak Liam mengalihkan perhatian yang lainnya, kecuali Joy dan Gi.

"Kenapa lo Gi?"
"Mampus gue."
"Ada apa?"
"Nathan sialan!"
"KENAPA!" teriak Joy.

Bangku Joy dan Gi kembali menjadi pusat perhatian.

"Ada apa sih?" sahut Liam. "Mana tugas kalian berdua?"

Joy dan Ginela buru-buru mengumpulkan sebelum Liam marah.

Dan...

"Karena lo yang terakhir, jadi lo yang harus ngumpulin ke kantor guru Gi."
"Dih ogah! Kumpulin aja sendiri! Yang penting gue udah ngumpulin ke lo!" jawab Gi lalu beranjak pergi.

"Gi! Tunggu!"

Joy pun tidak mau mengumpulkan ke kantor guru, jadi dia ikut pergi mengejar Gi.

Ketika Joy sudah berhasil mengimbangi langkah kaki Gi, HP Joy bergetar. Seketika kening Joy mengerut saat tau siapa yang mengiriminya pesan.

"Ish... Apaan sih nih orang."
"Kenapa lo?" sahut Gi, jarang sekali melihat Joy mengeluhkan tentang orang lain.
"Kayaknya ada yang lagi mau modus deketin gue."
"Siapa?"
"Bukan siapa-siapa. Nggak penting!"

Namun Gi tidak menerima jawaban Joy. Ia berhenti dan memegangi tangan Joy.

"SIAPA!"
"Dari pada lo mempertanyakan orang nggak penting, mending gue ceritain yang waktu itu belum jadi gue ceritain ke lo."
"Soal?"
"Jadi... Kayaknya gue... suka sama seseorang."
Mata Gi melebar. "Siapa?"
"Masalahnya gue belum tau namanya siapa. Waktu itu kita ketemu di parkiran sekolah, lebih tepatnya gue lihat dia. Kayaknya dia anak futsal atau kalau nggak... Anak kelas sebelas A5. Soalnya dia ngobrol sama Nathan sama Dika."

"Kenapa lo bisa suka sama dia?"
Joy terdiam, ia hanya mengangkat kedua bahunya.
"Tumben lo."
"Gimana ya... Dia kelihatan pendiem cool gitu Gi. "
"Bukan Ghal--" kata Gi terpotong. Dia hampir lupa kalau sedang terburu-buru mencari Ghaly. "Joy, ceritanya lanjut nanti lagi ya. Gue mau nyari Ghaly dulu."

Joy belum menjawab, tapi Gi malah udah main pergi gitu aja.

Hm!
***

Ginela sempat ke kelas Ghaly, tapi ternyata Ghaly tidak ada di kelasnya. Ruri langsung memberitahu kalau Ghaly sedang berada di perpustakaan mengerjakan hukumannya.

Ginela pun ingat hukuman yang diterima Ghaly dan dia bergegas menghampiri Ghaly di perpustakaan.

Setelah berputar-putar, akhirnya Ginela menemukan Ghaly yang sedang sendirian di sudut perpustakaan. Tertutupi rak-rak tinggi yang dipenuhi buku-buku pelajaran. Ghaly duduk di salah satu bangku yang menghadap jendela. Tangannya memegangi pulpen, tapi tampaknya ia sedang tidak bersemangat. Kepalanya menempel di atas kertas yang ada di atas meja.

"Mau gue bantu?" tawar Gi, membuat Ghaly mengangkat kepala dan menoleh.
"Ngapain lo di sini?"
"Gue mau bantu lo."
"Nggak perlu."

Ghaly lanjut menulis hukumannya sendiri. Ginela melihat sudah ada empat lembar folio yang ia selesaikan dan selembar lagi tinggal beberapa baris terakhir. Ginela tidak akan memaksa, ia hanya menunggu saja sembari terus memandangi Ghaly.

My Possessive GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang