Don't Bully My Boyfriend!

195 17 2
                                    



"Eh, itu cowok yang namanya Ghaly nggak sih? Temennya Nathan yang katanya anak futsal juga?"

"Iya-iya! Bener!"

"Itu Ghaly yang selingkuh sama Ginela?"

"Ini cowok yang punya masalah sama Nathan?"

"Dia yang udah ngerebut Ginela dari Nathan?"

Tidak seperti biasanya, murid-murid di kantin mulai mengenali wajah Ghaly. Bahkan sebagian besar membicarakan soal permasalahan antara Ghaly, Ginela, dan Nathan secara terang-terangan.

"Woy! Apa sih kalian!" seru Ruri, geram. Suara-suara sumbang itu begitu mengganggu.

"Udah-udah. Biarin aja," sahut Ghaly, menahan Ruri supaya tidak berbuat lebih jauh lagi.

Ghaly sendiri memilih tidak mau banyak menanggapi. Malas berurusan dengan banyak orang juga.

"Kenapa masalahnya jadi rumit gini sih Ghal?" tanya Kin, ketika mereka bertiga sudah sampai di sebuah bangku.

"Iya weh. Kayaknya lo sama Ginela kudu klarifikasi deh."

"Itu yang namanya Ghaly? Cowok yang bikin Ginela selingkuhin Nathan?"

"Kok Ginela mau ya sama dia? Padahal Nathan udah ganteng, keren pol gitu, masih aja diselingkuhin."

"Tapi kata gue si Ghaly-Ghaly itu ganteng juga."

"Hih, selera lo kayak gitu?"

"Ghaly emang ganteng tau. Dia juga nggak beda jauh dari Nathan sih menurut gue. Gue kan sering nonton futsal, jadi gue emang udah tau dia. Gue juga udah follow instagram Ghaly, tapi dia emang kayaknya anaknya nggak aktif sosmed gitu deh. Keren tau kalau lagi main futsal, lucu kece gitu anaknya."

"Kalian nih... Kalau gue sih mendingan pilih Nathan ke mana-mana ya. Mau dia keren, ganteng, apalah, perselingkuhan itu tetep salah. Di mata gue, dia nggak bernilai sama sekali. Cowok yang udah ngedeketin cewek yang udah punya pacar itu murahan. Jadi kesimpulannya, Ghaly itu murah—"

'Brak!'

"Ngomong apa lo barusan?"

Gebrakan meja, disusul tanya dengan tatapan tajam ke arah salah satu murid perempuan yang sedari tadi membicarakan Ghaly, membuat suasana di kantin yang semula sedikit ramai riuh menjadi hening seketika. Bahkan hampir semua pandangan mata yang ada di kantin jadi tertuju ke arahnya—Ginela yang baru saja menginjakkan kakinya di kantin mendengar apa yang teman sekolahnya itu sedang bicarakan dan tidak mau tinggal diam.

"Kalau ngomong tuh jangan asal ya!" Ruri ikut berdiri dan bersuara.

Meja murid perempuan berambut keriting itu bersebelahan dengan meja yang dikelilingi oleh Ghaly, Ruri dan Ken. Jelas saja Ruri, Ken, dan Ghaly juga mendengarkan, tapi mereka bertiga berusaha diam saja sebelumnya.

Bahkan sekarang Ghaly memegangi tangan Ruri supaya Ruri duduk kembali. Ghaly masih malas mengurusi hal yang tidak perlu diurus. Namun Ruri sempat mengabaikan Ghaly, tapi tetap saja Ghaly yang menang karena Ghaly menarik tangan Ruri dengan kencang hingga membuat Ruri terduduk secara paksa.

Disisi lain, perempuan itu menanggapi Ginela. "Kenapa!" Ia ikut berdiri saling berhadapan dengan Gi.

Ginela membaca nametag yang terpasang di seragam bagian dadanya, 'Dara Daisy'.

"Kalau lo nggak tau apa-apa soal gue dan Ghaly, nggak usah sok tau. Paham?"

Dara Daisy terkekeh menyeringai, membuat emosi Ginela semakin bertambah besar.

My Possessive GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang