Lagu d'Masiv, hujan, dan Bandung

105 11 1
                                    

Ginela : Di mana lo?
Joy : Di stasiun GMR, mau ke Bandung gue
Ginela : Lah... Dah di stasiun aja, mau ngapain?
Joy : Refreshing lah... Akhir-akhir ini latihan mulu nggak ke mana-mana. Mau ngonser gue, nnton D'masive
Ginela : Hah? Sejak kapan lo suka Dmasiv
Ginela : Gue ikut! Otw. Beliin tiket buat gue!
Joy: Nggak bisa.. Udah mau berangkat ini
Ginela: Ya udah kasih alamat lokasi, gue susul
Joy: Ngapain sih?
Ginela : ya gue mau ikut lo emang kenapa sih
Joy: Gue pulang subuh, emang nggak dimarahin nyokap lo?
Ginela: Bawel
Joy: Ya udah, ya udah, gue tunggu. Kereta jam 13.15 jangan telat!
Ginela: Ok

Ginela telah meninggalkan area rumah sakit tanpa memberitahu Ghaly.

"Pak, bisa ubah tujuan ke stasiun nggak?"
"Bisa Kak."
"Ya udah, sekarang ke stasiun GMR ya Pak," ucap Gi kepada sopir taksinya.
"Baik Kak."

Awalnya Ginela memiliki tiga tujuan, pulang ke rumah, pergi ke rumah Joy, atau ke sekolah karena Ginela pikir, Joy masih di sekolah. Ternyata Joy tidak pergi ke tiga tempat itu dan langsung menyusul Joy ke stasiun.

Kebetulan Ginela memang sedang butuh waktu untuk mengalihkan pikiran dan perasaannya yang sedang kacau.

Entah apakah Ghaly akan mencarinya atau tidak. Saat memikirkan hal itu, Ginela langsung buru-buru mematikan HP. Dia tidak mau dihubungi oleh siapapun, terutama Ghaly.

Ketika Ginela pergi meninggalkan rumah sakit, jarum jam menunjukkan pukul 12 siang. Dia masih memiliki cukup waktu untuk bisa menyusul Joy.

Ginela pun sampai di stasiun pukul 1 kurang lima menit. Ginela segera turun dan mencari Joy. Dia hampir menelepon Joy, tapi baru ingat kalau dia tidak mau menyalakan HP. Alhasil Ginela pun harus mencari keberadaan Joy secara mandiri.

Ginela melewati pintu masuk, menuju mencari keberadaan Joy di sekitar pintu check in.

"Gi!"
Mendengar suara yang tidak asing untuk telinganya, membuat kekhawatiran Gi perlahan menghilang.
Ginela menoleh dan akhirnya menemukan perempuan yang ia cari. Sahabatnya itu. Ginela lekas melangkah menghampiri Joy yang berdiri sendirian.
"Kok lo masih pakai seragam sekolah?"
Ginela meringis saja.
"Ganti lah!"
"Gue nggak sempet pulang, jadi gue langsung ke sini. Kata lo keretanya jam 13.15, ya udah."

"Ck!" Joy berdecak kesal, lalu melepaskan jaket varsity yang ia kenakan untuk diberikan ke Gi. "Pakai nih."
"Nggak usah galak-galak kali."
"Ghaly mana?"
Ginela menghela napas. "Ngapain sih nanyain Ghaly?!"
"Lah ini gue beliin tiket dua. Gue pikir lo sama Ghaly."

Joy mengatakan kalau dia membeli dua tiket untuk Ginela dan satunya untuk Ghaly, tapi yang dipegang oleh Joy ada empat tiket.

"Kok lo beli tiket banyak banget sih."
"Ya kelebihan satu. Gue pikir lo sama Ghaly ke sininya."
"Ini gue satu, lo satu, terus kalau ini buat Ghaly, yang satu itu buat siapa?"
"Eh Gi... Udah sampai? Ayo masuk sekarang, keburu jalan keretanya."

Ginela tidak menyangka kalau Ruri tiba-tiba muncul.

Ginela pun tidak sempat bertanya apa-apa. Informasi mengenai kereta yang akan mereka naikki sudah akan segera berangkat itu terus memenuhi telinga. Akhirnya mereka bertiga pun berlari masuk.

Sesampainya di dalam kereta, Ruri baru menyadari kalau tidak ada Ghaly.
"Lah Ghaly mana Gi?"
"Yang bilang gue ajak Ghaly siapa? Gue sendiri!"
"Lah sendiri?"
"Gue nggak tau kalau ternyata dia sendiri," jawab Joy.

"Kenapa Ghaly nggak ikut?"
"Seharusnya gue yang nanya, kenapa lo ikut? Kenapa lo bisa sama Joy berdua!"
"Ya emang kita mau ke Bandung berdua. Lo aja yang nyusul mendadak," sahut Joy.
"Hah?"

"Permisi...."

Joy, Ginela, dan Ruri sampai memenuhi jalan untuk penumpang lain karena tidak kunjung duduk.

My Possessive GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang