Kembali

108 9 0
                                    

Cindy baru saja keluar dari kelas, tapi sudah langsung masuk lagi setelah dia melihat Ginela dan Joy berjalan menuju ke arahnya.

"Cin!" panggil Joy yang diabaikan saja oleh Cindy.
Joy dan Ginela saling memandang selama beberapa saat, kemudian mempercepat langkah mereka untuk menuju kelas Cindy.

Cindy berpura-pura, seolah tidak mendengar Joy memanggil namanya. Cindy pun sedikit terperanjat ketika Joy dan Ginela tiba-tiba sudah berdiri di sebelah mejanya.

"Cin, gue panggil lo tadi, malah kabur."
"Hah? Di mana? Gue nggak denger... Gue nggak tau kalau lo manggil gue Joy. Sorry...."
"Masa?"
"Beneran."

"Cin...."
"Iya Gi?"
"Gue udah denger cerita semuanya dari Tania. Itu beneran?"
Cindy menggaruk-garuk lehernya yang tidak gatal. "Yang mana ya?"
"Lo orang yang dulu ngerekam pertengkaran gue sama Nathan, terus ngungkapin hubungan gue sama Ghaly?"

Cindy tidak langsung mengiyakan. Dia sempat diam beberapa saat. Namun kemudian dia manggut-manggut.

"Maaf ya Gi...."
"Kenapa lo ngelakuin itu?"
"Gue nurutin permintaan Kalista. Gue cuma pengen bantu Kalista."
"Bantu Kalista, tapi ngejatuhin gue?"
"Sorry... Gue berharap kalau gue bisa dapatin posisi di barisan depan setelah gue bantu Kalista. Dan itu berhasil..., tapi gue malah dapat komentar buruk setelahnya. Gue nggak nyangka bakalan kayak gitu. Gue pun malu banget setelah gue lihat rekaman pertunjukan kita. Seharusnya sejak awal gue sadar kapasitas diri gue, tapi gue malah terlalu memaksakan diri."

"By the way... Nggak ada yang salah kok sama pertunjukan kita. Kalau ada yang kirim komen buruk, mereka cuma nyari-nyari aja kali... Dan gue rasa, lo lagi gugup aja. Padahal lo juga bagus kalau lo lagi nggak gugup. Iya kan Joy?"

"Heem... Jujur selama latihan gue sempet khawatir waktu posisi kita diubah di hari-hari terakhir. Tapi gue lihat kalau lo dan temen-temen lain juga udah berusaha nampilin yang terbaik. Mungkin kurangnya kita terlalu nonjolin diri kita masing-masing, dan kita jadi nggak kompak di beberapa bagian. Tapi untungnya ya penampilan kita tetep bagus-bagus aja, masih tertutupi karena pada dasarnya kita udah latihan bareng yang cukup lama. Nggak maksimal, tapi not bad lah. Kita masih tampil di penutupan nanti. Kita bisa perbaiki di sana."

"Bener. Dan gue pun sadar kalau semua orang sebenarnya bisa jadi center. Semua bisa ada di barisan depan. Tapi... Lo tau kan dance itu nggak mungkin yang kita sejajar terus, semua ada di depan, atau semua numpuk di tengah, kita bikin koreo, ganti-ganti posisi atau nentuin center, ya semua demi penampilan yang maksimal. Semua pantas, tapi pasti kita cari yang terbaik.

Lo di belakang atau lo di samping, lo di depan, atau di tengah, selama lo masih jadi bagian dari tim, maka posisi lo itu tetap penting. Setelah gue dipindah di belakang, awalnya gue juga ngerasa buruk, tapi sebenarnya di hari-hari terakhir kita latihan, gue udah nekanin kalau pertunjukan as a team itu lebih penting kekompakan dan sinkronisasinya daripada nonjolin diri kita sendiri. Kecuali kita emang lagi freestyle. Atau lagi tes individual. Cuma ya... Kemarin kalian semua lebih dengerin omongan Kalista dibandingkan gue. Jadinya gue pun lebih fokus pada diri gue sendiri.

Untungnya kita masih bisa selesain pertunjukan dengan baik. Walaupun ada beberapa bagian yang mungkin jadi keliatan nggak kompak. Ada yang kurang juga. Tapi sebaiknya nggak usah disesali berlarut-larut. Kita bisa jadiin ini buat pembelajaran kedepannya."

"Ya... Gue pun udah merenungi juga. Maaf ya Gi. Kemarin gue nggak sempet ngomong langsung ke lo. Karena ambisi pribadi, gue jadi menghalalkan segala cara sampai ngerusuhin hubungan lo sama Ghaly. Gue bener-bener nyesel. Sorry."

"Tapi kita datang ke sini itu, karena ada hal lain yang mau kita tanyain ke lo Cin."
"Tanya apa Joy?"
"Kata Tania... Lo kan bantuin Kalista sama Putra. Apa bener kalau Putra itu sekongkol sama Nathan buat ngeluarin Ghaly dari tim futsal inti?"
Cindy menganggukkan kepalanya tanpa pikir panjang. "Putra bantuin Kalista buat balas dendam ke Ghaly. Dulu Ghaly pernah bikin Kalista sakit hati."

My Possessive GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang