8760 - Belum Selesai

131 14 1
                                    

"Ghaly itu siapa?" bisik Ginela.
Ghaly tidak menjawab.

Deg. Deg. Deg. Deg.

Selama berjalan, kian lama kian mendekat, jantung Ginela berdebaran semakin cepat.

Ginela sangat penasaran dengan perempuan yang tersenyum ke arahnya ini, tapi ia juga belum siap mengetahui faktanya.

Astaga.

Apa yang harus Gi lakukan sekarang?

"Ghaly... Sayang... Mama kangen banget sama kamu!"
Ghaly menyunggingkan senyuman, terlihat sangat tulus dari pandangan mata Gi.
"Ghaly juga."

Rosalinda, bussiness woman dan seorang perempuan yang telah melahirkan Ghaly. Ia berdiri, menyambut Ghaly dengan pelukan dan cipika-cipiki.

Dugaan Ginela benar. Dan sekarang dia semakin tidak tau harus bersikap seperti apa.

"Ini siapa? Ternyata kamu nontonnya sama temen kamu, Mama kira sendirian."
Gi dan Ghaly saling memandang.
Rosa tiba-tiba bergeser dan berdiri di sebelah Gi. Bahkan ia meletakkan tangannya di pundak Gi. "Hallo, ini Mamanya Ghaly. Panggil aja Tante Rosa ya. Kamu teman sekolahnya Ghaly? Namanya siapa?"
"Ginela Tante," jawab Gi, sedikit gugup. Ia menelan ludahnya sendiri setelah memperkenalkan namanya.

"Pacar Ghaly, Ma."
"Hm?"

Tidak hanya Rosa yang terkejut, mata Ginela sampai melotot, tapi kembali normal lagi ketika Rosa memandangi Gi.
Gi tersenyum dan berusaha bersikap tetap tenang.

"Pa-car?" Rosa terlihat sangat tidak percaya.
Ghaly manggut-manggut. "Ghaly mau ke kamar mandi dulu ya Ma. Mama sama Gi duduk duluan aja."

Ghaly beranjak, Rosa sempat bertanya, "Kamu makan apa?"
"Kayak biasanya."
"Oke."

Setelah Ghaly benar-benar pergi, Ginela dan Rosa sama-sama duduk, bersebelahan. Namun situasi menjadi sedikit canggung karena Rosa diam saja seraya terus memandangi Gi.

Sikap Rosa membuat pikiran Gi jadi ke mana-mana.

"Ada apa ya Tante?" Gi pun akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.
Rosa menyunggingkan senyum, seperti merasa bersalah. "Kamu pasti bingung ya sama sikap Tante? Maaf ya, Tante masih speechless."
Gi menundukkan kepala.

Apa yang salah dengan dirinya? Apakah Rosa tidak menyukai Gi? Apakah Rosa melihat penampilan Gi yang terasa tidak cocok dengan Ghaly? Atau apa?

Lagian, Ghaly juga tidak memberitahu Gi dulu kalau dia akan mengajaknya untuk bertemu dengan Mamanya.

Kalau Ginela tau, dia tidak akan hanya sekadar memakai kaos polos yang dilapisi jaket jeans dengan dipadankan celana jeans sobek-sobek pada bagian lututnya.

Diam-diam Ginela membenarkan sepatu conversenya yang ia injak pada bagian belakangnya itu. Rasanya juga seperti ingin menggerai rambut, tapi pasti akan lebih berantakan karena dia tadi tidak sempat mencatok.

Aduh... Ginela benar-benar tidak ada persiapan sama sekali.

"Ginela?" panggil Rosa.
Perlahan Ginela mendongak. "Iya Tante?"
"Kamu benar pacarnya Ghaly?"
Ginela menganggukkan kepala ragu. "Iya Tante."
"Wah... Tante tidak menyangka. Akhirnya Ghaly sudah punya pacar lagi. Tante pikir, setelah putus dari Iris, dia nggak bakalan mau pacaran lagi."
"Benarkah begitu Tante?"
"Ehm... Tapi tenang saja, Ghaly sepertinya sudah  melewati masa-masa itu. Buktinya sekarang kamu udah jadi pacar dia. Kamu pasti menyenangkan dan bisa mengerti Ghaly."

Alih-alih senang karena dipuji, Ginela malah merasa sedih, kenyataannya tidak seperti apa yang Rosa katakan.

"Tante dan Papanya Ghaly itu jarang ketemu Ghaly. Tapi minggu ini kita bisa bertemu dua kali dan itu termasuknya sudah lebih dari cukup. Kemarin, dan hari ini, tapi setiap hari rasanya Tante itu kangen terus sama Ghaly. Ya gimana ya, dia anak Tante satu-satunya. Sedih juga nggak bisa terus nemenin, karena Tante kan kerja. Papanya juga. Sering bolak-balik ke luar negeri.

My Possessive GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang