Ayo Bahagia Bersama

123 16 6
                                    

Ginela memulai melihat DM instagram. Ternyata ada banyak sekali cewek-cewek genit yang mengirimkan pesan DM kepada Ghaly. Namun Ghaly sama sekali tidak membacanya. Ginela terus menscrol ke bawah, berniat mencari pesan DM Ghaly dengan Iris, tapi saking banyaknya DM dari yang lain, Ginela jadi kesulitan.

Akhirnya Ginela mencari jalan pintas dengan mencari instagram Iris, lalu membuka DM seperti hendak mengirimkan pesan. Dari situlah akhirnya Ginela bisa mengetahui kalau DM terakhir di antara Ghaly dan Iris sudah satu tahun yang lalu.

10 Desember 2020
Iris: Mama masak makanan kesukaan kamu. Enak banget.
Ghaly: Bilang aja kalau kamu pengen aku ke rumah.
Iris: Mama yang pengen ketemu. Bukan aku. Jangan GR.
Ghaly: Mau dibawain apa?
Iris: Nggak usah. Nanti kita metik alpukat di belakang rumah, terus bikin jus sendiri aja.
Ghaly: Kangen juga minum jus alpukat buatan kamu.
Iris: Siapa yang mau buatin? Aku bilang, bikin sendiri.

11 Desember 2020
Iris: Siapa yang ngijinin post foto aku di story kamu? (Membalas story Ghaly)
Ghaly: 😋

19 Februari 2021
Ghaly: Kamu di mana? Jangan bikin khawatir.
Ghaly: Balas chat aku. Share loc biar aku samperin kamu.
Ghaly: It's okay. Meskipun ranking Kamu turun, Kamu tetep keren di mata aku.
Ghaly: Mau jus alpukat buatan aku nggak? Atau kue? Atau es krim? Cepet bilang!!! Aku bakalan kasih semuanya buat kamu ya!!!
Iris: Mau kamu aja. Cepet sini! Di tempat biasa.

28 Maret 2021
Ghaly: Dalam sehari semuanya udah berubah gitu aja.
Ghaly: Setelah putus nggak bisa temenan? Kenapa harus ngeblock nomor aku?

19 April 2021
Ghaly: Mau jalan ke mana gitu nggak besok? (Membalas story Iris)

1 Mei 2021
Ghaly: Selamat!

"Kalau nggak kuat, nggak usah dibacain," ucap Ghaly setelah mengetahui kalau Ginela yang sedari tadi diam saja itu sedang membaca DM antara Ghaly dengan Iris.
"Enggak, biasa aja," jawab Gi.

Sayangnya dari cara berbicara Gi saja sudah terlihat kalau dia sedang tidak baik-baik saja.

Ginela menutup instagram, lalu membuka whatsapp. Bisa dibilang kosong. Hanya ada bekas pesan dari Mamanya dan juga Ginela.

"Lo pasti sengaja hapusin pesan whatsapp ya? Ada berapa cewek yang disimpen?"
"Gue emang suka hapusin pesan yang udah nggak penting. Kalau cuma nama lo yang ada di situ, seharusnya lo merayakannya, bukan malah nuduh yang enggak jelas."

Ginela memasukkan kembali HP Ghaly ke dalam saku seragamnya.

Entah. Tidak ada kebahagiaan yang bisa diambil lagi. Semua jadi tersamarkan oleh perasaan gelisah dan penasaran yang nggak jelas.

Gara-gara membaca DM Ghaly dengan Iris, mood Ginela menjadi buruk dalam seketika. Seharusnya memang dia tidak melakukannya, tapi sudah terlanjur. Padahal juga udah DM satu tahun yang lalu, tapi perkataan Abbas malah jadi terngiang-ngiang di benak Gi.

Jadi Ghaly udah beneran move on apa belum?
Ghaly udah beneran suka sama Ginela?
***

Setelah perjalanan panjang, akhirnya Ghaly dan Gi sampai di depan rumah Gi.

"Sebelum turun, aku boleh ngomong sesuatu nggak?" tanya Ghaly.

Ada yang berbeda. Dari 'gue' udah jadi 'aku'. Bukannya senang, Ginela malah jadi teringat DM Ghaly dengan Iris yang juga pakai 'aku-kamu'.

"Ngomong aja," jawab Gi.
"Aku nggak suka lihat cewek aku terlalu deket sama cowok lain, termasuk ke temen aku sendiri."
"Oke, setelah ini gue bakal jaga jarak sama Ruri," jawab Ginela paham dengan arah perkataan Ghaly.

Ternyata Ghaly juga posesif!

Ginela mengambil jajanan di belakangnya. "Ini buat gue kan. Gue bawa ya."
"Iya."
"Makasih buat ini dan makasih udah nganterin pulang."

Ginela tampak tidak seperti biasanya. Bahkan perubahannya terlihat sangat jelas dengan Ginela beberapa menit yang lalu. Setelah turun pun dia sama sekali tidak menengok ke Ghaly lagi dan langsung masuk ke rumah.

Ghaly menghela napas. "Dia yang pengen bacain DM, dia juga yang akhirnya marah."
***

"Apa itu?" tanya Rosa, karena melihat Ginela meletakkan dua bungkus jajanan dari Ghaly di atas meja makan.
"Dikasih Ghaly."
"Ghaly itu pacar baru kamu ya?"
"Mama udah tau?"

Ginela menoleh ke Elea yang baru saja datang ke ruang makan. "Apa?" sahut Elea.
"Tadi pagi Ghaly jemput kamu. Kamu malah berangkat sama Nathan."
"Oh ya? Tadi pagi Ghaly ke sini Ma?"
"Iya. Ghaly pacar kamu kan? Tadi Mama udah tanya. Dia jawab iya. Mama ya bingung jawabnya. Bisa-bisanya kamu udah punya pacar tapi berangkat ke sekolah sama Nathan."

"Nggak berubah-berubah ya lo," sahut Elea.
"Berubah apa sih."
"Janganlah suka mainin perasaan orang Kak."
"Enggak Ma. Dari dulu juga Ginela nggak pernah main-main. Terus tadi Mama bilang apa?"
"Mama bilang kalau kamu berangkat sama Abbas sama Elea."

Ginela mendengus. Percuma Mamanya berbohong untuk melindungi Ginela pada akhirnya Nathan yang membocorkan semuanya. Nathan memang sengaja menjebak Ginela. Sok-sok an menyesal dan minta maaf, tapi kemudian memberitahu Ghaly kalau Ginela berangkat sama dia. Habis itu gara-gara Nathan juga Ghaly dikeluarkan dari tim inti futsal.

Nathan harus dikasih pelajaran!

"Ginela ke kamar dulu ya."
"Iya."
***

Ginela menjatuhkan diri di atas tempat tidur. Hal pertama yang dilakukan setelahnya adalah mengecek HP. Eh ada pesan masuk dari Ghaly.

G: Aku serius.
G: Apa yang aku bilang tadi itu beneran.
G: Kamu jangan terlalu mikirin masa lalu. Fokus aja sama apa yang ada di depan mata.
G: Kamu mau nyia-nyiain waktu yang ada buat mikirin hal-hal yang nggak penting?
G: Kalau aku udah bilang itu ya itu. Yang dulu udah nggak ada artinya apa-apa.
G: Semua tergantung kamu. Kalau udah nggak ada kepercayaan dari awal, mending nggak usah dimulai aja. Daripada nanti kamu jadi capek sendiri.
G: Kamu inget kan gimana hubungan ini dimulai sampai bisa jadi kayak sekarang?
G: Kamu udah berhasil, terus apa?
G: Udah ilang penasarannya?

Ginela membalas.

Ginela: Kenapa ngomong kayak gitu? Masih mikir kalau aku cuma penasaran aja?
Ginela: Aku seneng. Seneng banget. Kamu udah jujur sama perasaan kamu. Dan itu yang aku tunggu-tunggu.
Ginela: Udah berhasil, terus apa? Ayo terus bareng-bareng dan bahagia buat kedepannya.
Ginela: Aku bakalan nggak peduli sama masa lalu kamu. Pokoknya sekarang kamu punya aku. Kamu pernah bahagia sama dia, tapi aku bakalan buat kamu lebih bahagia.

G: Dengan senang hati~

Ginela kembali tersenyum. Sepertinya dia sudah benar-benar berhasil. Ginela janji sama dirinya sendiri buat jadi pacar yang baik, yang bisa buat Ghaly terus bahagia dan merasa beruntung punya dia.

Tentu saja Ginela tidak mau menyia-nyiakan waktu yang ada.
***

My Possessive GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang