Pagi ini udaranya cukup sejuk, di salah satu pondok pesantren nampak banyak santri yang tengah sibuk membersihkan halaman pesantren sebagai rutinitas pagi setelah mengaji subuh
Gadis dengan kerudung berwarna hitam polos kini tengah merapikan buku-buku di rak mushola putri
"Nis bisa minta tolong ambilkan sapu di Kobong ya aku mau lap kacanya dulu"pinta gadis ituRekannya mengangguk lalu beranjak untuk mengambil sapu,gadis itu kini mulai melap kaca mushola yang sudah lumayan berdebu
"Mbak Husna,maaf itu Bu nyai memanggil"tutur salah satu santriwati
Husna mengangguk bertepatan dengan Nisa temannya tadi yang baru kembali"Nis aku di panggil dulu bude nanti aku suruh Kia kesini buat bantu kamu ya,aku takut lama"pamit Husna
Dia menyimpan alat kebersihannya dan beranjak menuju Kobong nya "Lia tolong dulu Nisa di mushola ya aku di panggil Bu nyai dulu"setelah menyampaikan itu Husna langsung beranjak untuk menemui Bu nyai
"Assalamualaikum bude"Husna langsung masuk kedalam kenapa bisa begitu karena memang Bu nyai itu adalah tantenya makanya dia panggil bude
"Duduk dulu bude mau bicara sama kamu,kemarin Ayah kamu telpon dia bilang besok kamu akan di jemput" tutur bude nya
Husna langsung terdiam"apa aku jadi pindah?"tanya Husna memastikan dan budenya mengangguk sebagai jawaban"Tapi na mau disini saja bude na tidak mau pindah"tolak Husna
Bude nya Husna mengerti gadis itu juga sudah ia anggap sebagai putrinya,dari usia Husna tiga tahun sampai gadis itu sudah remaja sekarang dia yang menyaksikan pertumbuhannya,tapi apa boleh buat amanah yang dititipkan kepadanya pada akhirnya harus ia kembalikan pada orang yang berhak atas gadis itu
"Husna dengerkan bude,memang Husna tidak kasihan Ayah disana tidak ada yang menemani,dia sekarang sudah tua dia ingin ditemani oleh putrinya"Bude Husna mencoba memberi pengertian
Husna diam,bukan perkara yang mudah untuknya meninggalkan tempat ini,teman keluarga dan sekolah husna jika ia pindah maka ia harus meninggalkan itu semua
"Apa tidak tunggu aku lulus SMA saja bude biar tidak nanggung"nego HusnaBudenya menggeleng pelan"Tidak bisa sayang,bude juga sudah meminta saat kemarin kamu kelas satu SMA kalau diundur lagi pasti Ayah kamu tidak akan memberi izin,Husna kan anak yang baik jadi Husna turuti yah apa yang mau Ayah"
Husna akhirnya menyanggupi lalu berpamitan untuk membereskan barang-barangnya,Husna sebenarnya tidak terlalu dekat dengan Ayah kandungnya karena sejak ia masih kecil ia sudah dititipkan disini Bu nyai adalah adik angkat dari ayahnya Husna,dia juga sudah tidak memiliki seorang Ibu entahlah Husna juga tidak mengingat banyak memori mengenai almarhumah Ibunya karena beliau meninggal saat Husna masih kecil,Ayahnya sendiri adalah seorang tentara karena sebab dan lain hal Husna akhirnya dititipkan di pondok agar di asuh Bu nyai
"Na,loh kenapa murung begitu? Bu nyai nyuruh kamu yang aneh-aneh?" Tanya Nisa karena Husna kembali menuju mushola
Husna langsung memeluk erat sahabatnya itu"Aku mau pindah nis" Husna mulai terisak
Nisa langsung melepas pelukan keduanya"Maksudnya?wah kamu jangan becanda kaya gini dong na ah udah gak zaman prank-prank" Nisa tidak percaya apa yang dia dengar barusan dari sahabatnya ini
Kia yang juga ada disana menghampiri keduanya"kamu becanda kan na?"
Husna menggeleng pelan"Ayahku Dateng besok dia mau jemput aku buat pindah"
Nisa dan Kia yang menyadari jika Husna tidak bercanda akhirnya langsung memeluk sahabatnya itu dengan erat"Ahhhhhh kok pindah si Na,disini aja Na,masa kita ditinggal berdua"Bisa ikut menangis
Setelah mereka lumayan tenang dan curhat beberapa saat,Nisa dan Kia membantu mengemas pakaian Husna kedalam koper,karena sekolah hari libur jadi mereka menghabiskan waktu untuk membantu Husna
"Nanti kabar-kabar loh ya kalau disana na"perintah Bisa"Pake apa nis handphone aja kita gak ada"protes Kia
"Ya nanti pinjem punya pengurus ribet banget"jawab Bisa
Husna hanya terkekeh mendengar perdebatan keduanya"aku mau ke rumah Bu nyai dulu nyimpen kopernya,kalian gak perlu bantu tunggu aja disini"Husna lalu berlalu dari Kobong nya
Saat keluar daerah asrama Husna bertemu dengan Agam,agak ini anak sulung dari budenya Husna"Ya ampun dek minta tolong kek ini koper berat gini kamu do mendorong sendirian kan nanti capek"tegur Agam
"Ya maaf mas,aku pikir tadi bakalan gampang gitu bawanya eh ternyata berat hehe"cengir Husna
Agam membantu Husna membawa koper itu menuju rumahnya,Agam sendiri memang sudah menganggap Husna seperti adiknya mereka selisih umur lima tahun saja tidak terlalu jauh dan Agam juga memiliki adik laki-laki lagi umurnya hanya satu tahun dibawah Husna
"Kata umi besok ayah kamu mungkin jam 8 udah nyampe disini tapi kayanya istirahat dulu,nah kamu berangkat jam sembilan kayanya" info Agam
"Mas kok gak ada sedih-sedih nya sih aku mau pindah"cetus Husna
Agam terkekeh"Ya terus mas kudu nangis-nangis gitu,kan lebay banget na,lagian sukurin kamu pindah biar rumah gak berisik lagi"timpal Agam
"Dih yang suka berisik itu mas Agam sama Irham enak aja nyalahin aku"
Mereka akhirnya sampai kerumah,Irham sedang berada di pondok putra,Paman Husna selaku pemilik pesantren juga sedang ada acara diluar"sudah dikemas semua?"tanya budenya
Husna mengangguk"ada beberapa barang dikamar yang perlu dibawa sih bude"ya Husna juga memiliki kamar dirumah budenya itu
"Bajunya jangan dibawa semua sisain disini biar nanti kalau main gak susah"nasihat budenya
Husna mengiyakan lalu pamit untuk mengemas barang di kamarnya, ternyata barang yang ia bawa lumayan banyak juga dua koper dan satu tas jinjing ia bawa
"Wahhh jadi nih pindah"Irham ujug-ujug sudah ada diambang pintu kamar Husna
"Sedih ya kamu aku pergi haha"goda Husna
"Dih nggak ya,enak aja"sangkal Irham
Mereka memang kerap kali berdebat untuk hal-hal sepele maklum adik kakak jarang ada yang akur kan
Setelah paman Husna kembali mereka lalu makan dan mengobrol santai diruang setelahnya,Paman Husna menanyakan juga mengenai rencana keberangkatannya besok
Malamnya Husna kembali ke pondok untuk mengaji,ia juga memutuskan untuk bermalam di kobongnya saja bersama teman-temannya untuk terakhir kalinya.
*fyi Kobong itu nama ganti untuk kamar-kamar yang ada di asrama ya...