☎️

4 0 0
                                    

Waktu tidak terasa cepat berlalu, semester lima kini sudah menjelang akhir, tinggal satu minggu lagi mereka akan menjalankan ulangan akhir semester ganjil, dan tinggal satu semester terakhir setelah mereka akan menyelesaikan masa abu-abu mereka

Kelas sedang ramai-ramainya karena sudah menuju UAS jadinya mereka seminggu ini hanya disibukan dengan mengisi kisi-kisi soal saja, namun pada kenyataanya tidak seperti itu, Pak Aji yang memberikan tugas mengisi kisi-kisi meninggalkan kelas Husna begitu saja setelahnya jadinya yang mengerjakan soal hanya sebagian saja

"Yihaaaa nyanyi semuanya waktu tamasya kebinaria aseeeeek" Rey kini dangdutan dengan mengelilingi seluruh area kelas

"Pulang-pulang ku berbadan dua yihaaaaa....."Rey kini menggandeng Dinda yang tengah serius mengerjakan soal, Dindanya pasrah saja
"Meski tanpa siapa nad?"

"Meski tanoa restu orang tua sayang aku rela abang bawa pulang" timpal Dinda yah manusia ambis juga tetap gila jika lingkungannya error semua wkwk

"Sawerannya manggggg"Dion mengeluarkan uang dua ribu rupiah dari kantung bajunya

"DIAM DUDUK SEMUA DI TEMPAT"
Suara dengan nada tinggi itu mampu membuat kelas yang ricuh menjadi senyap dalam seketika, pemilik dari suara itu adalah Pak Januar salah satu guru kedisiplinan di sekolah

"Simpan tas kalian di atas meja semua" titahnya lagi

Yang dikelas mulai ketar-ketir pasalnya kalau sudah seperti ini tandanya ada razia, tapi biasanya ada aba-aba terlebih dahulu tidak pernah langsung seperti ini, kelas tetangga juga tidak ada yang menerima info

Beberapa siswa kelas sebelas yang sepertinya pengurus OSIS bagian kedisiplinan mulai menggeledah tas seluruh siswa bersama dua guru pendamping

"Hari ini telah terjadi pencurian di ruangan arsip, semua kunci jawaban yang ada disana hilang dan saya akan menangkap orang itu hari ini juga"jelas pak Januar

Kelas mulai agak ribut dengan bisik-bisik banyak yang bingung dan tidak terima karena secara tidak langsung mereka di tuduh mencuri kertas jawaban itu

"Pak ketemu"ucap salah satu pengurus OSIS

Wajah Husna langsung pias karena OSIS itu mengeluarkan kertasnya dari tas Husna

"Nau..."cicit Husna

Pak Januar mendekat dan memeriksa amplop berwarna coklat itu dan benar itu adalah dokumen yang berisikan kunci jawaban

"Saya tidak melakukannya pak" tutur Husna

"Bukti sudah ada di depan mata, kamu masih mau mengelak mau jadi apa kamu sampai melakukan hal hina seperti ini"Pak Januar melayangkan kata-kata sarkas lada Husna

"Tapi saya tidak berbohong pak, saya tidak tau kenapa itu ada di dalam tas saya"Husna mulai panik satu kelas memandang ke arahnya "nau aku gak ambil itu"air mata Husna kini menetes

Naura mengangguk "gue tau, lo gak akan mungkin ngelakuin ini" Naura mencoba menenangkan Husna "pak tolong jangan main tuduh sembarangan seperti itu"Naura sebenarnya tidak berani berhadapan dengan gurunya ini tapi ia juga tidak terima sahabatnya di tuduh mencuri

"Sudah jelas ini ada bukti, bagaimana mungkin kamu berbicara saya menuduh sembarangan, kamu ayo ikut bapak ke ruang guru"titah Pak Januar

"Saya tidak bersalah pak, saya tidak mencuri itu"Husna mencoba membela dirinya air matanya terus mengalir

"Kita selesaikan diruang guru" Pak Januar menarik lengan Husna

"Jangan kasar dong pak, dia perempuan" Santi benar-benar todak tega melihat Husna yang sedikit di geret itu

Our Story'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang