Tepat setelah Haidar dan Disa melaksanakan acara akad, hari minggunya mereka resmi pindah ke rumah milik Haidar, barang-barang memang sudah dicicil sebagian dipindahkan sebelum acara pernikahan dilangsungkan jadi tinggal beberapa barang saja yang belum di bawa
Arga kini menempati salah satu kamar di lantai bawah, dia memilih sendiri kamar itu, kenapa tidak di lantai atas? Jawabannya adalah karena meskipun dia dan Husna sidah menjadi saudara mereka tetap bukan mahram dan Arga menghormati itu, lagi pula kamar diatas ukurannya lebih kecil sedangkan yang dibawah sangat luas juga menghadap halaman belakang jadi mata langsung sejuk memandang
"Adek berangkatnya bareng abang gak papa? Motor abang masih di rumah mamah"tanya Disa pada Husna
"Iya mah, kalau begitu kita pamit ya" Husna menyalami tangan Disa "Abang itu salam dulu"Husna menarik tas Arga karena sang mpu mau kabur
"Hehe lupa, abang berangkat ya, kasian baru nikah dah ditinggal dinas hahahaha"ledek Arga pada Disa
"Ini anak minta di pukul emang" kesal Disa padahal mereka baru salaman
Haidar memang ada tugas ke luar kota untuk dua hari dan sudah berangkat subuh tadi
"Berangkat ya ma"Husna sudah duduk di motor
"Abang kok adeknya yang bawa gimana sih"Disa capek sendiri melihat kelakuan putranya "cepet tuker tempat, kamu berat kalau duduk di belakang"omel Disa
Akhirnya Husna dan Arga menukar posisi dan mereka langsung berangkat sekolah, sialnya di jalan malah ada razia polisi, Arga tidak memakai helm dan mereka tidak bisa putar balik
"Takut"Husna sudah berkaca-kaca
"Yah yah yah jangan nangis dek, tenang gak bakalan dipukul kok" bujuk Arga
Polisinya mulai mengomel mengenai kesalahan yang mereka lakukan dan juga membeberkan bahaya serta sanksi yang mereka lakukan
"Atuh pak, kita ada ulangan hari ini dimaapin ya, liat tuh adek saya nangis gara-gara bapak mukanya serem"tunjuk Arga pada Husna yang memang sudah menangis
"Ya sudah kalian hukumannya baca semua poin pancasila"tutur sang polisi tapi Husna malah makin kencang menangisnya"e e eh ya sudah kamu aja yang baca karena kamu yang gak pake helm"ucap polisi pada Arga
"Na gue gak afal"bisik Arga pada Husna yang masih sesegukan "khem mulai ya pak pancasila satu ketuhanan yang maha esa"Arga mulai mengucapkan poin pertama
"Kok diem lanjutin"titah si polisi
"Iya iya sabar napa pak, dua kemanusiaan dan adil dan bijaksana "ucap Arga lantang
Husna langsung menengok ke arah Arga karena salah tapi polisinya juga sepertinya gak ngeh karena diam saja
"Tiga...."Arga menjeda agak panjang "tiga apaan na?"tanya Arga pada Husna
"Heh kamu udah gede masa gak hafal poin pancasila, kalah kamu sama anak SD"omel polisinya
"Ya udah si pak, yang pentingkan poin yang pertama, soalnya kalau semua manusia udah bertakwa pada tuhan pasti semua poin yang bawah bakalan ngikut gak akan ada manusia goblok lagi dibumi ini" cerocos Arga
"Heh kamu kok malah ngomong kasar sama saya"kesal si polisi
"Pak itu ada maling pak"tunjuk Husna ke sebrang jalan dimana ada satu orang laki-laki yang tengab dikejar beberapa orang dibelakangnya
"Heh jambret berhenti"si polisi langsung naik ke motornya dan ikut mengejar lelaki tadi
"Lah? Ya udah lah hayuk berangkat" ajak Arga
"Gerbangnya pasti udah ditutup, abang sih padahal bilang aja ayah tentara pasti dikasih lewat kita" gerutu Husna
"Lah iya, ah telat lu mah, ya udah ayok berangkat aja nanti gampang masuk mah lagian pasti masih upacara, gue tau jalan pintas kok ayok naik keburu balik lagi nanti polisinya" mereka lantas melanjutkan lagi perjalanan
