🐦

4 0 0
                                    

Mario kini sedang berdua dengan Husna disebuah kafe karena mereka sudah janjian akan jalan-jalan dulu sepulang sekolah, Mario terus memperhatikan Husna yang sedang fokus memakan dessert, siapapun tidak akan menyangka di balik pembawaan Husna yang tenang seperti ini dia mendapatkan cacian yang begitu tidak pantas dan itu penyebabnya adalah kekasihnya sendiri, apa yang dirasakan Mario saat ini mungkin hal yang terbesar adalah rasa kecewa terhadap dirinya sendiri karena semuanya berawal dari dia yang egois dengan perasaannya apa yang Fito katakan tadi itu benar adanya, dia juga marah kepada Husna karena tidak membicarakan hal ini padanya, dia tidak menyalahkan Fito justru Mario berterima kasih atas informasi itu karena kalau Husna tidak berbicara pada Naura mungkin gadis dihadapannya ini hanya akan memendam semuanya sendiri

"Kamu kok gak makan-makan dari tadi? Kenapa liatin aku terus?"tegur Husna

Mario tersenyum"kenyang aku liat wajah manis kamu doang juga yang kalah makan kue lagi diabetes aku" gurau Mario

"Apasih malah ngerdus, mau diabisin dulu gak kue nya atau mau pulang aja?"tanya Husna kembali

"Pulang aja"Mario lalu menggandeng Husna keluar dari sana

Saat diperjalanan Husna menotice sesuatu"ini kan bukan jalan ke rumah aku, kita mau kemana?"

"Kamu kan ulang tahun yang kita jalan bentaran lagi ya, ayu udah izin ayah kamu kok, aku mau ajak kamu ke suatu tempat"Mario tidak menjelaskan kemana mereka akan pergi

Hampir satu jam mereka ke tempat yang di tuju Mario, dan ya ini sepertinya sudah keluar kota

"Gak kejauhan ini?"tanya Husna

Mario tersenyum dan turun lalu membukakan pintu untuk Husna, mereka sampai di sebuah danau

"wow cantik banget"Husna benar-benar takjub dengan apa yang ada di hadapan matanya

"Kamu leih cantik asal kamu tahu, ayok"Mario menuntun Husna sampai mereka meneduh dibawah sebuah pohon yang menghadap ke danau, Mario mendudukan Husna tepat didepannya dan dia menguji g gadis itu dari belakang

"Eh?"Husna sekarang malah susah bergerak

"suut sayang aku pengen ngobrol" Mario menggenggam kedua tangan Husna dari belakang"kamu bahagia bareng aku?"tanya Mario tiba-tiba

Husna menengok ke belakang dia agak kaget dengan pertanyaan Mario tapi dia hanya mengangguk saja

"Kenapa nanya gitu?"

"Sayang, kita udah hampir setengah taun bareng aku pengen kita terbuka satu sama lain, boleh kamu jujur soal orang yang suka ganggu kamu?" Mario to the point

Husna diam"maksud kamu?"

Mario sudah menyangka akan begini, Husnanya akan sulit untuk diajak berbicara soal ini"aku pengen tau semuanya sayang, jadi tolong ceritain bisa?" Mario meremas sedikit tangan Husna sebagai penguat dan agar Husna yakin kalau dia ada si samping gadis itu

"Fito yang bilang?"Husna masih enggan menjawab

"Gak penting aku tau dari siapa, kita udah sepakat buat saling terbuka right?"

Husna menunduk"aku takut"cicit Husna

Mario agak tersentak mendengarnya "ayo ceritain semuanya"

"aku gak bilang karena aku gak mau ngebebanin kamu, dan kadang aku ngerasa apa yang mereka bilang ke aku juga bener, aku gak pantes buat kamu"jelas Husna

"sayang"Mario membalikkan Husna agar mau menatap kearahnya

"Aku gak bisa ngelak dari fakta itu Mario kalau kamu orang yang famous  as prince di sekolah pacaran sama anak baru yang biasa-biasa aja, kamu bisa dirangkul banyak orang Mario sedangkan aku enggak, aku gak ada apa-apanya dibanding kamu, tiap kamu bisa deket sama banyak perempuan pun aku ngerasa gak pantes buat larang kamu, karena aku cuma orang asing yang tiba-tiba muncul di hidup kamu..."

Mario langsung mendekap Husna tidak memberikan kesempatan lagi untuk gadis itu mengucapkan sepatah katapun lagi"cukup"

"mereka jahat Mario"Husna mulai menangis

"Maaf sayang"sesal Mario, kenapa dia tidak pernah bisa introspeksi diri sendiri kenapa dia tidak bisa menyadari kalau diamnya Husna bukan karena gadis itu membebaskannya tapi karena gadis itu ketakutan

"Nggak Mario kamu gak salah, disini aku yang salah karena udah masuk ke lingkungan kamu yang udah jelas bukan hak aku"tolak Husna

Mario menatap tajam kekasihnya itu "aku gak suka kamu ngomong kaya gitu"

"Tapi memang kenyataannya begitu Mario, aku gak bisa ngelak lagi fakta itu aku capek"keluh Husna

Mario tertegun dia langsung meredam kembali emosi dalam dirinya"aku mau selesain ini dengan baik sayang, kita ngobrol pelan-pelan ya"Mario hafal Husna pasti akan meminta putus dengannya jika ia tidak cegah dari sekarang

Husna memalingkan wajahnya dia kini menatap danau dihadapannya

Mario masih setia mendekap tubuh itu rasanya kalau dia lepas Husna tidak akan kembali lagi kedalam pelukannya"sayang hey liat aku" Mario berusaha kembali membujuk Husna"aku minta maaf karena kamu dapet hal yang gak mengenakan gara-gara aku,aku minta maaf karena aku gak bisa jadi pacar yang peka sama keadaan kamu, aku juga minta maaf karena aku sadar hubungan ini berawal dari aku yang memaksakan kehendak aku sendiri ke kamu, tapi na gue cinta banget sama lo gue gak bisa lepasin Lo meskipun gue tau lo banyak dapet masalah karena hubungan kita, Lo bisa bilang gue egois atau jahat sama Lo, tapi gue kesiksa kalau sampe kita gak bisa sama-sama"Mario menundukkan kepalanya di bahu kecil kekasihnya

Husna diam dia speacles dengan apa yang Mario katakan"kamu ada obsesi sama aku?"tanya Husna takut-takut

Mario makin mengeratkan pelukannya"jangan tinggalin gue na, please gue juga gak paham kenapa perasaan gue sedalem ini sama Lo gue gak ngerti, maaf tolong"kini malah Mario yang menangis

Husna mengelus surai rambut Mario "kamu secinta itu sama aku?" Husna sekarang malah jadi geli sendiri Mario sampai nangis begini

"Jangan ketawa yang, siapa suruh kamu sebaik itu sama aku"malah Mario malu sekarang natal Husna

"Kamu pengen aku jahatin?"

Mario mengangkat wajahnya"mau kamu tusuk akupun gak bakal ngerubah perasaan aku cinta"Mario mengecup pipi Husna

"Heh"Husna mendorong Mario pelan

"Ayo nikah, aku gak mau kamu lari dari aku abis pulang dari sini"ajak Mario

"Apasih, ayo balik lagi ke topik tadi katanya mau diselesin sekarang" Husna mengalihkan pembicaraan lagi

"Aku bakal urus mereka semua, kamu dapet hal jahat itu gara-gara aku, jadi aku yang bakal beresin semuanya, buta please cinta kalau kamu ada keluhan sama aku tolong bicara" putus Mario

"Aku gak berani, rasanya kamu punyaku kalau kita cuma berdua aja Mario, aku cuman orang asing kalau ada di lingkungan kamu yang lain" jujur Husna

"Kalau gitu aku bisa tinggalin lingkungan itu buat kamu"putus Mario

"NO, aku gak setuju"tolak Husna mentah-mentah

"Kalau gitu aku bakalan narik kamu masuk ke lingkungan itu suka gak suka"tekan Mario

Husna menggeleng kembali"aku udah cukup puas kaya gini, aku juga udah terbiasa,jangan sampe kamu di benci mareka gara-gara aku"

Mario tersenyum pahit"Liat betapa jahatnya aku ke kamu yang? Aku biarin kamu sendiri lagi, aku biarin kamu ngalah lagi, kurang brengsek apa coba aku jadi cowok"

"Nggak gitu Mario"

"Na, biarin gue masuk juga ngertiin Lo mulai sekarang please, jangan diem yang kalau kamu ngerasa aku salah, please protes ke aku layaknya aku suka protes kalau aku cemburu liat kamu sama cowok Laen"pinta Mario

"Aku coba"Husna kini lebih dulu memeluk Mario"makasih aku udah tenang sekarang"

"Everything for you honey"Mario membalas pelukan itu

"Jangan kaya gitu ih malu"Rajuk Husna

"I wanna Kiss you, but i can't"keluh Mario sekarang

Husna tertawa"jadi dokter dulu ya baru kamu boleh nikahin aku"

"Wow aku dapet dorprize beneran ini?ah aku bisa jadi dokter besok kayanya yang"

"Apasih, ayo kita pulang"ajak Husna

Mario melepas pelukannya"janji harus ngomong kalau ada apa-apa" tekan Mario dan Husna mengiyakan

Our Story'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang