Mario seharian disekolah benar-benar mencoba menghindar untuk bertemu dengan Husna, dia memilih mengobrol lewat chat saja untuk sekarang, tapi ya realita kadang tidak sesuai dengan rencana yang ia susun, Husna sekarang tampak tersenyum berjalan ke arahnya, badan Mario langsung panas dingin seketika, dia merasa bersalah dengan mimpinya itu meskipun itu di luar kendalinya, dan sialnya dia masih terus mengingat itu sampai sekarang
Tapi belum sempat Husna mencapai tempat Mario gadis itu sudah di tarik duluan oleh Naura, Mario langsung membuang nafas lega karenanya, dia akan berterima kasih pada Nyi Roro kidul itu nanti janjinya
"Napa lu?"Arga duduk di sampingnya
"Gak papa, emang gue kenapa?" Mario malah bertanya balik
"Tumben kaga ngebucin lu"Rey datang dan duduk bersama mereka, ya dia merasa aneh Mario tidak ngapel ke kelasnya hari ini "marahan lagi ya?"tebak Rey
"Kaga enak aja lu"tolak Mario, ini karena dia keseringan ngambekan nih jadi teman-temannya negativ thingking mulu
"Kemana lu kemaren kaga ngumpul, ditungguin juga"tanya Rey pada Mario
"Lah kan kemaren gue dah bilang sama si Sandi gua kaga dateng, gue jalan sama cewe gue lah kan gue kaga jomblo"sombong Mario
"Dih najis sombongnya"jijik Rey
Pulanv sekolahnya Mario sudah berani menghampiri Husna lagi
"yang kamu les hari ini?"tajya Mario pada Husna saat mereka berada di area parkiran
"Iya, tapi kayanya cuma mau pamitan aja, aku mau ganti tempat soalnya kan udah mau persiapan buat ujian juga kan jadi ayah minta huat fokus kesana dulu "terang Husna
"Emang gak sayang kelas lukisnya?" Tanya Mario lagi
"Ya sayang sih, tapi kan kalau itu masih bisa latian di rumah aja, kamu mau ikutan les juga yuk biar barengan"ajak Husna
Mario langsung nyengir"nggak deh aku udah pusinh di sekolah juga, lagian kan ada kamu aku les nya sama kamu aja gratis cepet nempel lagi"goda Mario
"Dih kan kita beda jurusan kamh di ipa aku ips mana aku ngerti kimia sama fisika"sanggah Husna
"Kamu kan pinter yang jadi pasti bisa, ayo ah dah sore"ajak Mario
Mereka menaiki kendaraan masing-masing karena Husna juga kebetulan membawa motor sendiri "kamu katanya mau ngumpul sama temen kamu, gak usah barengin aku gak papa kok"
"Kedepannya bareng nanti diperempatan baru pisah, ati-ati dijalannya oke"peringat Mario
Husna iya-iya saja, lagi pula dia masih pemula dan takut juga mana bisa dia ngebut-ngebut, Husna mampir terlebih dahulu ke alfamar* untuk membeli kebutuhan pribadinya
"Assalamualaikum"Husna menutup kembali pintu rumah
"Waalaikumussalam, anak ayah udah pulang"sambut Haidar
"Ayah udah pulang?"heran Husna biasanya ayahnya pulang lebih sore darinya
"Iya, sana gih kamu bersih-bersih dulu"titah Haidar
Selesai makan malam, Husna dan juga ayahnya kini tengah bersantai di ruang tv "ayah mau bicara sesuatu sama adek" Haidar membuka obrolan terlebuh dahulu
"Kenapa ayah?"Husna memindahkan atensinya dari tv dah fokus pada Haidar karena sepertinya ini obrolan yang cukup serius
"Adek tau, ayah sangat sayang sekali sama kamu, ayah sadar ayah banyak sekali kekurangan dalam mendidik dan membesarkan kamu, bahkan ayah tega nitipin kamu ke orang lain yang sudab jelas itu tanggung jawab ayah sendiri, ayah merenggut semua kebahagiaan yang harusnya kamu dapatkan dari dulu, ayah sadar bahkan kalaupun kamu benci pada ayah itu aangat wajar, maafin ayah yah"ucap Haodar tulus
