🌼

6 0 0
                                    

Husna sekarang tengah berpamitan kepada teman-temannya yang lain, banyak dari mereka yang tidak menyangka juga kalau Husna yang notabennya keponakan dari kyai pondok akan meninggalkan tempat itu

"Maaf mbak Husna itu dipanggil ustadz Agam didepan"ucap seorang santri

"Hati-hati ya na,semoga secepatnya kita ketemu lagi,kamu sering-sering main kesini ya"Nisa memeluk Husna untuk terakhir kalinya sebelum sahabatnya itu berangkat

Husna tersenyum simpul"aku pamit ya kalian betah-betah disini, Assalamualaikum"

Husna lalu menghampiri Agam yang sudah berdiri di depan gerbang"Ayah kamu udah Dateng dari tadi,koper kamu juga udah diangkut ke mobil,umi nyuruh periksa lagi barang dikamar takutnya ada yang ketinggalan"tutur Agam

Husna mengangguk,saat tiba di ruang tengah rumah pamannya Husna melihat laki-laki paruh baya dengan setelan tentara itu tengah duduk dan sudah pasti itu Ayahnya Husna

"Assalamualaikum Ayah"Husna menyalami tangan lelaki yang menjabat sebagai Ayahnya itu

"Wa'alaikumussalam,udah semua barangnya kebawa?"tanya Ayahnya

"Inshaallah sudah semua Ayah"jawab Husna singkat

Ayahnya lalu bangkit"Fiz,Ri aku pamit dulu bawa anakku,sayang ayok pamitan dulu kita berangkat"titah sang Ayah

Husna lalu memeluk budenya dan menyalami paman serta kakak sepupunya itu,Irham ternyata ujungnya menangis juga"kok cengeng sih udah ah jangan nangis jelek, Husna pamit semuanya assalamualaikum"

Husna dan ayahnya lantas menaiki mobil karena keduanya diantar langsung oleh keluarga budenya kedepan asrama,Husna juga mendirikan air matanya rasanya begitu berat meninggalkan tempat yang sudah ia anggap sebagai rumah dari kecil ini

"Adek nanti kalau capek atau bosen tidur aja ya soalnya perjalanan nya lama"tutur Ayah Husna

"Iya ayah"

Mereka memang hanya berdua karena jarak yang lumayan jauh dari letak pondok yang berbeda daerah ini jadi keluarga budenya tidak bisa mengantar,Ayah Husna yang kebetulan sedang ada dinas langsung menjemput saat itu juga

Tujuh jam mereka dalam perjalanan akhirnya mereka sampai juga ke kediaman Ayah Husna yang berada di tengah ibukota,kenapa sangat lama karena mereka banyak istirahat di rest area lumayan lama,ayahnya tidak ada yang menggantikan menyetir dan juga jalanan lumayan macet tadi

"Sudah sampai yuk turun"ajak Ayahnya Husna

Husna turun dari mobil, koper bawaannya dikeluarkan oleh ayahnya dan dibawa masuk oleh seorang lelaki,Husna tidak mengenal orang itu tapi sepertinya dia yang membantu ayahnya dirumah

Bentuk rumahnya sendiri tidak terlalu mewah hanya rumah dengan dua lantai dengan cat berwarna putih dipadukan dengan cat silver tapi halamannya sangat luas sekali

Husna merasuk kedalam, suasananya sangat sejuk sekali tetapi sangat terasa hening dan kosong
"Kamar adek dilantai dua pintu yang kedua,Ayah mau istirahat juga,adek lanjut istirahat pasti capek"perintah sang Ayah

Husna langsung naik kelantai dua dan ternyata disana hanya ada dua kamar,  Husna menuju pintu yang ayahnya bilang tadi,dia lumayan terkejut semaunya ditata sangat rapih penempatannya dan kamar ini benar-benar luas mungkin tiga atau empat kali lipat dari kamarnya yang ada di rumah budenya,dan Husna akui kamar ini benar-benar indah viu keluar langsung ke halaman utama dan ada balkon mini didepan kamarnya

Husna membongkar kopernya,saat membuka lemari ternyata didalam nya sudah tersedia pakaian seperti seragam,baju tidur, kerudung dan juga setelan pakaian yang sepertinya masih baru"tau gini aku gak perlu repot-repot bawa baju segambreng dari rumah bude"keluh Husna

Karena begitu lelah dalam perjalanan tadi akhirnya setelah bersih-bersih dan melaksanakan shalat Maghrib Husna tumbang di kasur

Pukul sepuluh malam 'Haidar' ayahnya Husna mengetuk pintu kamar putrinya"adek bangun dulu yuk makan dulu nanti lanjut lagi tidurnya"

Husna bangun pada panggilan yang kedua kalinya dan turun keruang makan"Adek ini namanya Bi Ai dia yang bantu-bantu dirumah dia Disni bareng sama suaminya juga pak Tio yang tadi kamu temui di depan dia supir Ayah"ayahnya Husna memperkenalkan orang-orang yang ada disana

"Husna Bu,pak"Husna menyalami tangan keduanya lalu setelah itu ayahnya mengintrupsi agar dia langsung makan untuk kembali beristirahat

Pagi harinya Husna membereskan kembali barang-barang dari koper ke lemarinya karena kemarin belum selesai dan berserakan di mana-mana.
Pukul sebelas Husna baru selesai berkemas dan turun kebawah,Ayahnya sekarang tengah duduk didepan tv

"Adek kesini yuk,ayah mau ada yang dibicarakan"ajak Ayahnya Husna

Husna ikut bergabung duduk disebelah ayahnya menunggu apa yang ayahnya akan sampaikan

"Mulai lusa kamu sudah bisa masuk ke sekolah baru,ayah sudah daftarkan kamu ke salah satu sekolah swasta di daerah sini karena sekolah negeri sudah jarang menerima siswa pindahan dan sudah over load, tapi kalau misal adek ingin di negeri ayah nanti cari lagi"terang Haidar

Mana berani Husna minta pindah bukannya apa tapi ayahnya pasti juga sudah bersusah payah mencarikannya sekolah dan pasti uang pendaftaran sudah masuk, terlebih Husna juga sudah menemukan setelan seragam tadi di lemari pakaiannya"tidak perlu ayah,adek di sekolah itu saja"

"Panduan buat seragamnya ada di meja dekat kasur kamu ya tadi bi Ai simpan disana,hari ini ayah mau ajak adek jalan-jalan keliling sekitaran sini"lanjut Haidar

Sekitar jam empat sore mereka baru berangkat untuk berkeliling seperti yang ayahnya katakan tadi, ternyata Ayahnya benar-benar pribadi yang bisa menyesuaikan diri,Husna bisa nyaman dalam waktu singkat dengan Ayahnya itu

Mereka berkeliling ke beberapa tempat dipusat kota dan berakhir dengan di sebuah Grand mall,Husna masih agak kikuk jujur ia sedikit kudet karena jarang mengunjungi tempat seperti ini,dan ayahnya dengan telaten menunjukkan bagaimana cara-caranya, mereka juga berbelanja untuk kebutuhan sekolah Husna yang dirasa masih kurang

"Adek mau eskrim yang itu ayah"tunjuk Husna ke salah satu stand disana

ayahnya langsung mengiyakan, setelah puas berkeliling dan kembali semua kebutuhan yang diperlukan mereka akhirnya memutuskan untuk pulang"nanti kalau memang ada yang kurang bisa balik lagi kesana ya,disana lebih lengkap isinya" amanat ayahnya

"Apa tidak kebanyakan ini belinya yah?"Husna melihat belakang bagian mobil yang hampir penuh dan kebanyakan itu adalah miliknya

"Nggak lah,belanja begini paling sekali dua kali doang nanti mah belinya bakalan dicicil satu-satu"

Sampai dirumah ayahnya membantu Husna membereskan hal-hal yang mereka beli tadi di mall"ayah kayanya adek butuh rak buku"

Ayahnya mengangguk memang disana ada meja untuk belajar dan space buku tapi sepertinya anaknya ini sangat suka membaca jadinya tempatnya masih kurang"nanti ayah belikan,adek mau makan lagi?" Tanya Ayahnya

Husna menggeleng dia masih cukup kenyang dengan makanan di restoran tadi"Adek masih kenyang"

"Kalau gitu ayah izin keluar ya,kamu kalau sudah shalat lanjut istirahat" Haidar mengecup kening Husna singkat"selamat malam putri ayah"
Haidar lalu beranjak meninggalkan kamar putrinya

Our Story'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang