Dear Diary
“Dunia yang kalian mau tuh, yang kayak gimana?” Tadi siang, Alice tanya kayak gitu ke aku sama Fairy.
“Kalau aku, sih....” Fairy mendongak ke atas. Alisnya terangkat, persis kayak orang lagi mikir. “Aku mau dunia yang penuh bunga. Yang kayak taman luas gitu. Hamparan rumput. Pohon-pohon. Pengen tiduran, males-malesan terus, sambil lihatin awan sama langit biru.”
Alice ketawa lepas mendengar jawaban Fairy itu. “Cocok banget ya, buat pemalas sepertimu, Fae. Ahahaha!”
Fairy mengernyit sebal. Sambil melipat tangan di atas dada, cewek itu tanya ke Alice, “Memang, dunia yang kau mau itu kayak gimana?”
“Dunia yang aku mau itu....” Alice tersenyum lebar, merentangkan kedua tangannya. “Istana. Kehidupan mewah. Barang-barang bagus dan berkilauan. Dunia yang memujaku seperti seorang ratu....”
Belum sempat Alice menyelesaikan kalimatnya, Fairy sudah menyemburkan tawa. “Nggak mungkin banget!” katanya.
Dengan bibir cemberut, Alice seketika memalingkan muka dari Fairy, berbalik menghadapku. “Kalau kamu, Ella?” dia bertanya, “Gimana dunia ideal yang kamu mau?”
Jujur saja, aku juga nggak tahu mau jawab apa waktu ditanya kayak gitu. Aku nggak ngerti. Kata “dunia” kayaknya terlalu luas untuk keinginanku.
“Aku pengen rumah,” jawabku pada akhirnya. “Aku pengen rumah, yang hanya berisi keluargaku yang asli. Keluarga yang tulus sayang ke aku. Bukan kayak ibu tiriku yang sok baik cuma karena pengen diperhatiin sama Papa. Juga bukan kayak Anastasia, yang sok baik cuma karena pengen dimanja.”
XOXO.
Ada yang bilang kalau Anastasia mulai dekat sama Pangeran. Bener nggak sih?
Kayaknya sih cuma gosip.
XOXO.
Kenapa sih si Pangeran itu bisa suka sama Anastasia? Cewek cengeng, nggak jelas kayak gitu. Dikit-dikit nangis, dikit-dikit nangis.
Memang sih, Anastasia itu pinter, tapi...
Ah, kayaknya aku tahu deh. Mungkin saja Pangeran itu... cuma manfaatin si Anastasia.
XOXO.
Gila. Tadi siang Pangeran datang ke kelas aku!
Cowok itu marah-marah, ngomel kalau Anastasia itu kelihatan sedih banget hari ini. Terus nyalahin aku, Alice, sama Fairy.
Ya, memang sih kami bertiga sering ngejahilin Anastasia, tapi kan... itu cuma bercanda. Anastasia saja nggak marah dibegituin, kenapa Pangeran harus marah coba?
Terus, tiba-tiba Alice ngomong, “Ini semua salah Anastasia sendiri. Dia yang duluan sering jahilin Ella waktu di rumah.” Alice noleh ke aku sambil ngedip-ngedipin mata. “Benar kan, Ella?”
Aku yang masih belum ngerti maksud Alice, akhirnya noleh ke Fairy. Cewek itu mengangguk-angguk, kayak minta aku buat ngomong iya.
Di depan Pangeran, aku menunduk. Ragu. Aku nggak berani natap matanya lama-lama. “I-iya.” Setelah menjawab, barulah aku sadar, aku sudah bohong.
“Jadi Anastasia yang mulai duluan?”
“Anastasia bukan cuma ngejahilin.” Alice menambahkan. “Cewek itu juga nyiksa Ella. Dia sama ibunya sering ngurung Ella di dalam gudang.”
“Drizella. Drizella juga!” Fairy ikut memberitahu Pangeran. “Drizella itu sering ngambil jatah makan malam sama sarapannya Ella.”
Terus, kedua cewek itu noleh lagi ke arahku. “Benar kan?”
Saat itu, aku cuma bisa mengangguk, mengiyakan kebohongan itu.
XOXO.
Ella
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella in Wonderland [END]
Mystery / ThrillerCinderella si pembohong itu, memang pantas untuk mati. *** Seorang gadis remaja bernama Ella Tremaine ditemukan tidak bernyawa di area lobi belakang sekolah. Ada luka lebam yang membiru di lengan dan kakinya. Gaun yang dia pakai kotor terkena noda k...