Dear diary.
Sumpah, nggak ngerti lagi sama apa yang ada di pikirannya Papa.
Tadi waktu makan malam dia bilang, “Drizella itu sayang banget sama ibunya, ya. Sama kayak kamu, Ella.”
Aku? Sama kayak Drizella?
Nggak, nggak, nggak, nggak.
Papa kayaknya kebanyakan kerja deh. Masa sih, aku mau disamain kayak cewek kasar itu.
Ih, nggak banget!
XOXO
.
.
.
.
.
Tatapan matanya Drizella itu nyebelin banget. Ngelirik-ngelirik nggak jelas. Jutek. Kirain cuma aku doang berpikir kayak gitu, ternyata nggak.Alice sama Fairy juga bilang kalau sorot mata Drizella itu aneh.
“Kayak mau ngajak berantem,” katanya. “Songong. Sok banget.”
Aku ketawa mendengarnya.
XOXO.
.
.
.
.
.
Gila, gila, gila, gila.Cuma gara-gara aku nggak mau nerima gaun dan sepatu dari ibunya, Drizella itu tadi siang gedor-gedor pintu kamar aku, teriak-teriak. Udah kayak preman aja.
Sumpah, mau sampai kapan pun, aku nggak mau punya saudara kayak Drizella.
XOXO.
.
.
.
.
.
Prom night makin dekat. Kayaknya sih... si cewek kasar itu nggak punya pasangan, deh.Hahahaha! Kasihan banget!
Palingan entar di pesta, Drizella cuma bisa ngehabisin makanan doang. Apa lagi yang bisa dia lakuin selain itu?
XOXO.
Ella
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella in Wonderland [END]
Mystery / ThrillerCinderella si pembohong itu, memang pantas untuk mati. *** Seorang gadis remaja bernama Ella Tremaine ditemukan tidak bernyawa di area lobi belakang sekolah. Ada luka lebam yang membiru di lengan dan kakinya. Gaun yang dia pakai kotor terkena noda k...