Happy Reading 🥰
***
"Aku tidak tahu siapa dia, Mas." Maura memang tidak melihat dengan jelas bagaimana pria itu di matanya.
Pria di sampingnya mengeleng pelan saking tidak yakin dengan apa yang diungkapkan kekasihnya. Mana ada orang melakukan sesuatu tidak saling mengenal, bukankah hal itu sangat sulit untuk diyakinkan? Khalil ingin bangkit dari duduknya pun, wanita itu masih berusaha menahannya agar tetap berada di sampingnya.
"Bagaimana mungkin kamu tidak mengetahuinya, Maura? Lalu, siapa pria yang selama ini selalu mendampingimu?" tanya Khalil, kedua matanya merah padam bahkan dia tidak bisa menyembunyikan bulir bening yang terus berjatuhan membasahi wajahnya.
Farida tampaknya tidak kuasa lagi untuk mempertahankan tubuhnya, dia limpung dan terjatuh. Beruntungnya Rika segera memegangi tangannya, menahan tubuhnya agar tidak ambruk ke belakang. Wanita paruh baya itu tidak sadar diri saking terkejutnya mendengar pengakuan putrinya yang sungguh menyakitkan hatinya.
"Umi!"pekik Maura dengan suara lantang.
Khalil tidak bisa terus di sana, dia harus menetralkan suasana hatinya yang terasa amat sesak di bagian dadanya. Pria itu masih tidak bisa menerima kenyataan tersebut sepertinya dia harus menanyakan hal ini pada pria yang telah berbuat jahat pada kekasihnya. Mengingat pria yang menjaga wanita itu dengan baik membuat Khalil berpikir jika dialah pelakunya. Mereka mungkin saja mempunyai hubungan istimewa tanpa diketahuinya. Kedua kkainya melangkah keluar rumah Farida dia hanya ingin sekedar meluapkan emosinya ke mana saja asalkan tidak berhadapan dengan Maura.
"Mas Khalil!" panggil Maura begitu dia menoleh ke arah kekasihnya yang kini pergi dengan mobilnya.
"Umi, bangun." Wanita itu kembali beralih begitu Rika berusaha membangunkan Farida.
***
Naluri membenarkan keputusannya jika dia yang akan menggugat cerai suaminya, dia hanya ingin mengembalikan apa yang menjadi milik kakak angkatnya. Selain menjadi pengganti pengantin dia juga menjaga kekasih Maura. Akan tetapi, hatinya memang sudah merasakan getaran. Dia tidak akan membohongi dirinya sendiri, Naluri memang sudah mencintai Khalil.Wanita itu memandangi ponselnya yang tidak sekali pun bergetar, padahal dia berpikir akan ada panggilan masuk dari suaminya karena mencarinya yang entah pergi ke mana. Akan tetapi, tidak lama kemudian benda pipih berwarna hitam itu berdering membuat bibir tipisnya melengkung membentuk senyuman samar. Nama Vera muncul di atas layar, ternyata mertuanya yang berusaha menelpon bukanlah suaminya. Kenapa juga dia harus menunggu panggilan dari Khalil? Bukankah dia akan segera berpisah darinya?
"Kamu di mana, Nak?" tanya seorang wanita di sebrang sana.
"Naluri ada di tempat sejak kecil dulu. Mama jangan mengkhawatirkan Luri ya." Sebisa mungkin dia tersenyum meski senyuman itu tidak akan dilihat mertuanya.
"Kamu kenapa pergi begitu saja, Sayang? Apa yang terjadi?" tanya Vera lagi. Dia sepertinya merasakan kejanggalan yang terjadi pada menantunya. Sungguh, tidak bisa diketahui apa penyebabnya.
Permasalahan itu tidak mungkin harus diketahui mertuanya, Naluri sebisa mungkin menutupi hal ini. Apalagi kaitannya dengan putranya yang kembali didatangkan oleh kekasihnya. Dia pasti akan sangat marah, tidak mau hal itu terjadi membuatnya menutup mulut.
"Tidak ada, Bu."
"Naluri ... tolong bantu Bunda untuk membawa anak-anak panti ke Pondok yuk. Sekarang mereka harus mengikuti kajian di sana." Sari tiba-tiba datang menghampiri, suaranya tersampaikan pada sambungan telepon hingga terdengar oleh Vera.
Vera mengernyitkan dahinya kebingungan, mendengar kata 'panti' membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Apa yang terjadi padanya sehingga dia kembali ke panti, bukankah itu tempat tinggalnya dulu? Ya, dia memang tahu jika Naluri anak angkat dari Umi Farida yang dibawa dari salah satu panti asuhan. Ada apa dengan menantunya sampai dia pergi begitu saja?
"Mah, aku tutup dulu ya teleponnya. Nanti Luri telepon lagi."
"Iya, Sayang." Padahal Vera ingin sekali menanyakan keberadaannya, dan beberapa pertanyaaan lagi mengenai alasan menantu itu sampai harus pergi di panti. Apakah dia tengah menenangkan dirinya di sana?
Sambungan telepon pun terputus, tapi tidak mengapa karena Vera akan menanyakan hal itu pada putranya. Dia hanya ingin tahu apa yang terjadi pada rumah tangga mereka.
***
Khalil menyetir mobilnya tanpa arah, pikirannya tidak bisa berpikir jernih. Banyak sekali peristiwa terjadi dalam kehidupannya kali ini. Dia kesulitan untuk menyelesaikannya meski sudah berusaha berpegang tangan. Klise sosok Naluri melintas dalam pikirannya, wanita itu hanyalah korban dari kisah Maura. Mengingatnya saja hanya perih yang dirasa dan sesak dalam dada."Di mana sekarang kamu, Naluri? Aku merasa kehilanganmu." Pria itu menyadari jika hidupnya terasa hampa tanpa wanita yang menyandang status sebagai istrinya. Dalam kepalaya terus saja memikirkannya, dia tidak bisa menyingkirkan dari pikirannya. Apakah dia sudah mulai jatuh hati pada wanita itu?
"Aku benar-benar tidak bisa melupakanmu. Kenapa kamu memilih pergi, Luri? Padahal aku sudah mengatakan kekhawatiranku jika saja meninggalkanmu sendiri. Apa kamu tidak mendengarkannya, Luri?" tanyanya lirih.
Tidak lama, ponselnya berdering membuat dia menoleh memandangi benda pipih yang tergeletak sampingnya. Nama ibunya tertera di sana, membuatnya segera menerima panggilan itu.
"Kamu di mana, Khalil?" tanya Vera, mengernyitkan keningnya.
"Aku di jalan, Bu."
"Apa yang terjadi pada kalian? Naluri pergi dari rumah, apa kamu tahu?" tanya Vera, membuat dia terdiam.
"Ibu tahu dia di mana?" tanya Khalil akhirnya.
"Di panti, tapi Ibu enggak tahu pasti nama panti itu."
Mengingat Maura yang pernah membahas perihal adiknya, dia didapatkan dari sebuah panti asuhan yang bernama 'Kasih Bunda'. Hal itu membuatnya semakin melajukan mobilnya karena sudah tahu pasti jika nama panti yang sempat ditempati istrinya berjarak tidak jauh dari lokasinya saat ini.
Khalil membatin, "tunggu saya menjemputmu, Luri."
***
Tinggalkan jejak kalian yaa🥰Ig : Cloveriestar
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGGANTI PERAN PENGANTIN ✔️
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA DAN SPAM VOTE JUGA KOMEN BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT NGETIKNYA] Menikah dengan seorang pria yang tidak dicintainya karena menjadi pengganti pengantin kakak angkatnya. Walaupun tidak mencintainya, tapi Naluri mencoba untuk jatuh ci...