Part 15

12K 876 71
                                    

Shani mendesah lelah melihat layar ponselnya menampilkan percakapan dengan seseorang yang begitu dia rindukan, seseorang yang menghindarinya, mengikis jarak mereka yang semula dekat kembali terjarak. Seseorang yang membuat Shani berteriak dalam hati meminta maaf setiap harinya, seseorang yang masih membalas pesannya dan bertegur sapa dengannya tapi dia juga yang membuat dinding tak kasar mata di antara dirinya dengan Shani.

Seseorang yang Shani buat kecewa disaat Shani tahu susah mengembalikan keadaan jika seseorang itu sudah kecewa. Seseorang yang sedang memberi pesan menolak tawaran Shani yang ingin mengantarnya, seseorang yang sudah seminggu ini menolak untuk dijemputnya.

Gracia benar-benar memberi pelajaran yang luar biasa hebat di diri Shani, mengajarkan Shani untuk belajar jujur meski menyakitkan daripada berbohong yang berakibat fatal seperti yang dia rasakan saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gracia benar-benar memberi pelajaran yang luar biasa hebat di diri Shani, mengajarkan Shani untuk belajar jujur meski menyakitkan daripada berbohong yang berakibat fatal seperti yang dia rasakan saat ini. Shani mengusap kasar air matanya yang tiba-tiba mengalir dari sudut matanya.

Shani mengelus layar ponselnya yang menampilkan foto dirinya bersama Gracia yang dia jadikan sebagai wallpaper utamanya. "Ge, aku kangen.."

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----


Shani, Jinan dan Dinda sampai di kampus dan memarkirkan kendaraan masing-masing. Shani melepas helmnya dan berjalan menghampiri Dinda yang sudah pasti masih sibuk berdandan, dia ditemani Jinan yang sekarang ini sibuk dengan dunianya sendiri, siapa lagi kalau bukan Cindy.

"Bucenn bucenn bucenn, yang bucen gue doain mampus!!" Jinan terkekeh mendengar sindiran Shani untuknya "Gimana coba rasanya jadi gue selama ini? lo kacangin gue kalau lagi sama Gracia, b aja gue. Situ napa sewot saya lagi ayang-ayangan sama bebeb saya?"

"Cuihhhhh, jijik banget gue sewotin lo!!" Shani berjalan meninggalkan Jinan yang menggelengkan kepalanya

Langkah Shani tiba-tiba terhenti kala seseorang menghadang jalannya, matanya seketika mendatar melihat sosok yang menjadi penyebab Gracia marah padanya, Reemar. Shani mencoba bersikap biasa saja pada Reemar karena bukan hanya Reemar yang salah tetapi dirinya juga yang tega membohongi Gracia.

"Hai, Shani!!" Reemar langsung bergelayut manja di lengan Shani sembari menatap gadis pujaannya

Jinan dan Dinda yang melihat Shani telah jadi tontonan pun hanya diam dan mendengus pasrah. "Kasian banget Shani, masalah sama Gracia aja belum selesai eh tuh lumut udah datang aja, semoga Gracia gak datang deh ke sini"

Peluk Aku, Shani!! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang