Part 24

11.1K 764 90
                                    

Gracia bersenandung ria sembari melompat-lompat kecil keluar dari kamarnya. Hidungnya langsung mencium aroma masakan yang begitu menggiurkan indra penciumannya. Segera Gracia mengikuti ke mana perginya aroma itu hingga dia menghentikan langkahnya dan tersenyum melihat ternyata sang mama sedang memasak.

"Ehhh"

Winda terkesiap kala sepasang tangan memeluknya erat dari belakang sedangkan yang memeluk tertawa merasakan tubuh mamanya menegang karenanya. "Pagi, mamaku sayang" sapanya riang

"Kamu nih yah, demen banget ngagetin apa" dumel Winda yang diabaikan Gracia, dia malah semakin mengeratkan pelukannya lalu berjinjit untuk melihat apa saja yang dimasak mamanya pagi ini

"Wahhhh enak banget kayaknya, mama emang the best kalau buat perut Gege gede"

Winda hanya berdeham dan melanjutkan kegiatannya dengan Gracia yang menempel di tubuhnya, ribet emang tapi kalau disuruh lepas pasti anaknya nanti ngambek gak jelas jadi diemin aja.

"Mama.." panggilnya manja

Winda menoleh sekilas dan kembali sibuk mengabaikan anaknya yang berjinjit untuk melihat sang mama. "Gege mau belajar masak, ma!!"

Pisau yang berada di tangan Winda tiba-tiba terlepas begitu saja, mamanya Gracia langsung berbalik dan menatap anaknya dengan heran. "Kamu ngomong apa? coba ngomong lagi deh, ge" Winda hanya ingin memastikan bahwa apa yang diucapkan anaknya nyata bukan halusinasi

"Isssss mama mah!! Gege bilang Gege mau belajar masak" Winda melebarkan matanya dan memeriksa kening Gracia dan anaknya sehat kok, gak sakit tapi kok aneh yah tingkahnya?

"Gege sehat tau ma, kok kayak gak percaya gitu sih Gege mau belajar masak?" Gracia mengerucutkan bibirnya dengan tangan yang disilang di dada dan menatap sebal sang mama yang kini tertawa pelan

"Lah aneh banget tau ge, gimana mama gak kaget kamu yang mageran kalau disuruh ke dapur tiba-tiba minta diajarin masak? kamu gak diapa-apain orang, kan?" Gracia semakin kesal mendengar mamanya tidak percaya ucapannya padahal dia serius ingin diajari masak

"Mama!!" serunya menghentakkan kakinya tanda kalau dirinya benar-benar kesal saat ini

Winda yang melihatnya tersenyum manis, meski hal yang mengejutkan tetapi dirinya bersyukur anaknya mulai bisa belajar dewasa dan ingin diajari masak olehnya. Meski hatinya sedikit penasaran, hal apa yang membuat Gracia yang notabene nya benci hal-hal berbau dapur tiba-tiba memintanya untuk mengajarkannya masak, kan aneh banget.

"Kasih tau mama satu alasan yang cocok kenapa kamu mau belajar masak" Gracia melirik mamanya dengan bibir di majukan membuat Winda menahan gemas melihat tingkah sang anak

"Aku mau masakin Shani!!" Gracia menjawab begitu lugas membuat Winda mengangguk seakan menemukan jawaban yang paling konkret atas ketidak wajaran sang anak

"Iyalah ampe rela-relain belajar hal yang paling dia malesin ternyata demi Shani toh" batin Winda

Winda menarik pelan lengan Gracia agar berada di sampingnya. Winda mengambil beberapa bumbu dapur dan menunjukkannya kepada Gracia.

"Mama ajarin dari yang paling dasar dulu yah, sayang. Ini namanya bawang merah, kalau yang ini namanya bawang putih. Itu tuh yang bulet namanya tomat sedangkan ini cabe merah, kalau yang kecil warnanya hijau namanya cabe rawit" Gracia mengangguk paham mendengar penjelasan sang mama

Matanya tiba-tiba terfokus pada tanaman yang bentuknya seperti bola kasti. Diambilnya umbi itu lalu menunjukkannya pada sang mama. "Ini namanya apa, ma?" Winda menoleh dan tersenyum tipis "Ini namanya bawang bombay sayang, paling sering digunakan untuk numis gitu, entah tumis kangkung atau sayuran yang lain"

Peluk Aku, Shani!! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang