Shani mendudukkan Gracia di salah satu tribun, tempat khusus penonton. Shani sudah memakai baju khusus pembalap dan semuanya sudah menunggunya untuk latihan sebelum memulai pertandingan tapi si jangkung ini malah sibuk cari tempat yang nyaman untuk kekasih hatinya. "Sana ih, udah ditungguin loh kamu nya. Iya aku disini gak bakal ke mana-mana, udah sana" Gracia mendorong Shani yang kini menatapnya sedih
"Iss kok di dorong-dorong sih? emang aku gerobak?!!" Gracia tersenyum, dia bangkit lalu memeluk erat Shani "Bilang aja kalau mau minta di peluk, gak usah sok gengsi sama aku" Shani tersenyum senang dan membalas pelukan Gracia tak kalah eratnya
"Woiiii jangan ngebucen aja lo anjir!!"
Shani melepas pelukannya dan berlari meninggalkan Gracia yang kini duduk anteng bersama Cindy, Dinda dan Chika. Chika tampak begitu antusias melihat sepeda motor milik Shani mulai berjalan terlebih dahulu diikuti yang lainnya.
"Ini cuman tanding biasa doang, kan?" Dinda mengangguk mendengar pertanyaan Gracia "Gak usah parnoan, gak bakal kenapa-napa. Gue udah sering ngeliatin mereka balapan kayak gini, aman-aman aja kok"
Wajahnya seketika berubah geli saat melihat banyaknya jejak keungungan di leher kekasih sahabatnya itu. Shani diam-diam profesional juga ternyata, mungkin tubuh Gracia yang terbungkus pakaian jauh lebih banyak kissmark daripada yang terlihat di kulit mulusnya yang sengaja tidak ditutupi.
"Your kissmark benar-benar meresahkan ya, ge. Sengaja banget pake dress yang buat leher yang penuh noda itu keliatan" Gracia terkekeh, disingkirkannya helai rambut yang menutupi tengkuk lehernya, dia dekatkan diri pada Dinda lalu menunjukkan belakang lehernya membuat seseorang yang baru dia tahu gebetan sang kakak terkejut
"Anjir emang lo gak ada malu yah, brutal banget jadi manusia" kembali Gracia tutup menggunakan surai legamnya, tawanya semakin terdengar melihat wajah Dinda yang tampak kesal
"Kalau tentang Shani, gue gak akan malu apa pun itu sekali pun dunia mandang jelek hubungan gue sama sahabat lo. Gue dengan bangga nunjukkin apa pun karya Shani di diri gue termasuk yang lo dan kalian liat sekarang" jelasnya benar-benar membuat Dinda dan Cindy yang mendengarnya terperangah
"Emang kebucinan lo sama Shani gak ada yang bisa lawan deh" Gracia mengangguk setuju, tangannya terangkat mengelus kepala Chika yang terlihat begitu antusias
Tiba-tiba terdengar bunyi peluit tanda pertandingan akan segera dimulai, semua pembalap tampak begitu fokus membuat para penonton berteriak heboh memberikan semangat kepada para penguji nyawa di jalanan berkelok itu.
3..
2..
1..
Prittttttt!!
Gracia sampai menutup kedua telinganya mendengar suara motor yang sudah menancap gas, suara yang terdengar begitu nyaring untuknya yang baru pertama kali menonton hal-hal seperti ini. Dinda tertawa memakmuli karena dia dulu seperti Gracia saat pertama kali menginjakkan kaki di arena.
Motor yang dikemudikan Shani berada di paling depan sementara Vero di nomor dua, Jinan di nomor tiga, Deral di nomor empat dan Ara yang paling terakhir. Gracia begitu takjub melihat kelihaian Shani saat berada di tikungan, motor Shani begitu jatuh menyentuh aspal membuatnya bertepuk tangan heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peluk Aku, Shani!! [End]
FanfictionGak mau deskripsi disini deh, mending langsung baca aja 👍🏻