Part 43

10.7K 619 86
                                    

"Chik, Chika tungguin dong. Chika ishh ditinggalin mulu aku nya" mendengar teriakan seseorang yang sedari pagi mengikutinya membuat Chika menghentikan langkahnya dan berbalik, matanya melebar saat dirinya langsung berhadapan dengan Ara yang juga terkejut akan gerakannya yang tiba-tiba

Hampir saja kepala mereka terantuk jika Ara tak segera menguasai langkahnya, si pemilik mata bulat nan teduh itu cengengesan melihat lawan bicaranya terlihat kesal akan sikapnya. Memang Ara akui sejak pagi hingga petang menjelang malam ini dirinya terus mengikuti ke mana pun Chika pergi, tak ingin kehilangan jejak sedikit pun dan mungkin itu yang membuat Chika sangat jengkel padanya.

"Berhenti ikutin gue!!" Ara seolah tuli mendengar nada dingin Chika yang menyuruhnya untuk berhenti, dengan percaya diri Ara malah melingkarkan tangannya di bahu Chika dan mencuri ciuman di pipi mulus mantan kekasihnya itu

Chika menggertakkan giginya saat Ara benar-benar berani bersikap seperti itu padanya, dia hempas kasar tangan Ara lalu melangkah meninggalkan Ara yang dia yakin pasti akan mengejarnya lagi. Chika merasakan degup jantungnya yang kian hari kian berisik, perbuatan Ara sejak mereka putus kerap kali membuat dirinya labil. Kenapa sih harus bersikap baik saat mereka sudah gak punya hubungan apa-apa lagi? kenapa juga Ara mengejarnya disaat Chika udah siap untuk move on?

Langkah si cantik terhenti saat seseorang menghalangi jalannya. Matanya berputar saat tahu siapa manusia ngeselin setelah Ara, si lembek sawi ternyata. Itu julukannya karena nama asli pria itu ialah Andrean Etara tapi sikapnya yang selalu menye-menye membuat Chika memanggilnya Sawi, cocok bukan? Andrean memang terang-terangan menyukainya sejak tahu hubungannya dengan Ara selesai, kalian ingat alasan Chika memutuskan Ara? ini penyebabnya, Andrean ternyata yang memberi banyak sekali spam pesan kepada Chika, dia sendiri yang mengatakan itu.

Ara juga ikut berhenti di samping Chika dan menatap tajam manusia menyebalkan itu, ingin hati mengumpat tapi masih ada Chika jadi Ara harus bisa menahan diri untuk tidak menghabisi pria yang menjadi alasannya menuduh Chika selingkuh dan berakhir putus.

"Hai sayang.." Chika menepis kasar tangannya yang disentuh Andrean

"Udah gue bilang jangan sentuh gue!!" bentaknya yang malah membuat Andrean tertawa

"Kamu mah kasar terus sama aku, lembut dikit kek sama calonnya. Kalau aku makin cinta gimana?" Ara bersiap untuk melayangkan kepalan tangannya tetapi tangan seseorang memegang perutnya membuat Ara menghela napas kasar, ditatapnya Chika yang menatapnya sembari menggelengkan kepala

Ara berdecih dan memalingkan pandangannya, Chika tak tahu apa hatinya sakit saat ini? apa Chika gak tahu dia mati-matian menahan tangis melihat Chika digoda orang lain? mau pergi meninggalkan tapi gak mungkin Ara lakukan, mana pernah dia rela Chika jalan sama orang lain kecuali dirinya.

"Awas gue mau pulang, lo jangan gangguin gue" Chika melangkah pergi yang sontak membuat Ara dan Andrean mengikutinya

Ara tak seberani Andrean yang kini kembali memegang lengan Chika dan menarik gadis itu hingga tubuh Chika terbentur ke tubuh Andrean.

Andrean menatap Ara dengan seringai membuat Ara berdecak tetapi tak kunjung meninggalkan tempat parkiran. Matanya memanas melihat tangan Andrean mendekap erat tubuh Chika yang terlihat pasrah saja, tak memberontak sedikit pun. Ara menghela napas panjang lalu memejamkan matanya, menenangkan pikirannya yang menginginkan agar air matanya keluar. Ara tidak akan pernah izin dirinya diejek Andrean karena menangis di depan bajingan itu, Ara pun melangkahkan kaki untuk pergi. Iya, mending dia pergi daripada melihat hal yang semakin menyakiti hatinya. Ara juga harus menenangkan diri, mengingat tujuannya agar tidak tergoyah.

Langkahnya terhenti karena tarikan seseorang dari belakang, Ara berbalik dan tersenyum manis saat tahu siapa orang yang menghentikan langkahnya. Air matanya meluncur begitu saja saat Chika menarik tangannya untuk pergi meninggalkan Andrean yang kini menggeram marah. Chika membawa Ara pergi entah ke mana, meninggalkan mobilnya masih terpampang di tempat parkiran.

Peluk Aku, Shani!! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang