Part 19

16K 807 71
                                    

Sesuai janji Gracia semalam, hari ini mereka kembali melaksanakan tugasnya sebagai mahasiswa. Gracia harus rela meninggalkan kasur nyamannya Shani untuk menuntut ilmu di kampus tetapi tak apa, dirinya tidak marah malah bersyukur ada seseorang yang begitu memperhatikannya sampai ke detail pelajarannya.

Seseorang yang kini dia peluk begitu erat, seseorang yang kini mengendarai motornya dengan hati-hati dan sesekali menepuk punggung tangannya yang berada di perut sosok itu, Shani Indira.

Motor Shani berhenti tepat di depan fakultas Gracia, Shani mengabaikan tatapan semua orang yang kini menatap Gracia dengan tatapan iri. Shani menepuk beberapa kali lengan Gracia sembari bersuara "Udah nyampe, ge"

"Isss, cepat banget sih!!" Gracia turun dari motor Shani lalu mencondongkan kepalanya yang masih berbalut helm membuat Shani terkekeh

"Kebiasaan tinggal bilang aja males" cibir Shani seraya membukakan helm Gracia

"Tugas kamu yah harus peka"

"Iyain deh, nyonya Natio selalu menang" Shani tersenyum melihat pipi Gracia yang memerah

Shani memegang lengan Gracia membuat atensi Gracia kembali ke gadis yang kini tersenyum manis hingga pipinya bolong, gadis yang Gracia percayai akan melindunginya apa pun caranya. "Belajar yang pinter yah sayangnya aku, buktiin sama aku kalau kamu bisa jadi dokter yang hebat. Kalau aku sakit kan enak ada yang ngobatin"

Mendengar ucapan Shani, sontak Gracia menampar kuat bibirnya. "Mulutnya dijaga tolong, males banget aku punya pasien kayak kamu. Nyusahin yang ada, jangan ngadi-ngadi deh" Shani hanya tersenyum mengerti maksud ucapan Gracia

"Aku ke fakultas aku dulu yah, hari ini jadwal masuk kita kan sama" Gracia mengangguk

Shani kembali memakai helmnya dan menghidupkan mesin motornya tetapi sebelum itu tangan Gracia memegang lengannya. Si cantik yang sekarang sudah menjadi tontonan teman se fakultasnya kini menyodorkan pipinya dihadapan Shani membuat Shani tersenyum manis. "Bilang ge, susah yah jadi manusia gengsian" tetapi Shani tetap melakukan kemauan Gracia, dia mencium pipi Gracia begitu mesra seakan tak ada orang yang melihatnya

"Biar kamu belajar peka" Shani mengangguk pasrah dan menjalankan motornya meninggalkan fakultas Gracia yang kini heboh karena most wanted kesayangan kampus sepertinya sudah berpawang

Gracia masuk ke dalam mengabaikan tatapan menyelidik setiap orang yang berlalu lalang dihadapannya, biarkan saja.. biar mereka tahu diri dan tidak memiliki nyali untuk merebut Shani darinya.

"Akhirnya lo balik juga, Gre!!" Gracia memejamkan matanya mendengar teriakan Cindy pada saat dia baru melangkahkan satu kakinya masuk ke dalam kelas

"Berisik anjir pagi-pagi!!"

"Dih si mbak sinis banget, tadi aja happy abis dapet kiss dari Shani" Gracia menatap nyalang Cindy yang kini menatapnya sembari menaik-turunkan alis

"Tau dari mana lo?" Cindy menyodorkan ponselnya membuat Gracia melihat lalu memutar bola matanya malas

"Kurang kerjaan" Cindy menatap tak suka saat Gracia berkomentar melihat banyak pesan kekecewaan karena Shani mencium pipi Gracia

"Lo gak tau rasanya jadi fans Shani karena lo terdakwanya. Suka banget sih riya, gak baik tau ge" Gracia hanya mengendikkan bahunya dan duduk di samping Cindy

"Ada tugas?" Gracia mengulurkan tangannya meminta catatan selama dia bolos membuat Cindy mendesah kesal

"Catatan yah banyak, lo ditanyain dosen terus. Bisa-bisanya lo bolos padahal lo yang punya kampus" Gracia melototkan matanya mendengar ucapan terakhir Cindy yang lirih dan mungkin hanya mereka yang bisa mendengarnya

Peluk Aku, Shani!! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang