Mendengar Shani masuk rumah sakit membuat Gracia tanpa pikir panjang langsung pergi meninggalkan tugasnya sebagai penyelidik yang diutus kampus. Redo sebagai mata-mata yang diutusnya untuk menjaga Shani sudah habis dia maki-maki setelah selesai menelepon Vero, Gracia langsung meminta anak buahnya untuk menyiapkan helikopter secepat mungkin. Keadaan Shani jauh lebih penting dari apa pun baginya, setelah ini takkan pernah dia izinkan Shani melakukan hal-hal seperti ini lagi.
Cindy yang tidak tahu apa-apa malah ditarik begitu saja membuatnya sedikit heran tetapi tak mau ambil pusing, jika sahabatnya seperti itu berarti memang ada hal yang sangat mendesak sampai membuat Gracia lalai akan tugasnya. Mereka saat ini berada di udara, Gracia terus bertingkah yang membuat Cindy pusing karenanya. Segera dia tenangkan Gracia yang kini menunduk dan menangis tanpa suara.
Gracia mulai overthinking, apa yang sebenarnya terjadi saat dia pergi? apa yang sudah Harlan perbuat kepada Shani-nya? apa yang membuat Shani terluka dua kali? siapa yang menculik Shani? Gracia benar-benar merasa sangat bodoh baru membuka ponselnya saat Redo sedari pagi sudah memberinya kabar. Shani-nya terluka dan dia baru tahu itu, mengingat itu membuat Gracia merasa sangat tolol!!
"Kapan kita akan sampai?" Gracia menatap pilot yang sedikit terguncang saat mendengar pertanyaan yang keluar darinya "Secepatnya nona, sekitar dua pulut menit lagi"
Tanpa sadar Gracia menggebrak bagian belakang tempat duduk si pilot membuat semua orang terlonjak. "Anda saya bayar khusus untuk mengemudi dengan cepat!! saya tidak mau tahu sepuluh menit lagi kita harus sampai, jika saya dapat kabar kekasih saya kritis karena keterlambatan mengemudi anda, saya pastikan hari ini terakhir anda melihat dunia!!" Cindy berusaha menenangkan Gracia yang tampak benar-benar panik, akhirnya dia tahu alasan yang membuat Gracia terus gelisah seperti ini
"Sabar ge, bentar lagi kita bakal mendarat kok. Udah yah, percuma lo marah gak akan nyelesain masalah" Gracia menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan, perkataan Cindy benar, semuanya tak akan bisa terlaksana dengan baik jika memakai emosi
"Tolong cepatlah, kekasih saya membutuhkan kehadiran saya. Saya mohon kepada anda" Cindy menatap sedih sahabatnya yang menjatuhkan air mata saat mengatakan hal itu, apa yang sebenarnya terjadi kepada Shani hingga membuat Gracia terlihat sangat khawatir seperti ini?
Sesuai perintah Gracia, akhirnya mereka mendarat tepat sepuluh menit di atas rumah sakit. Abai akan dinginnya angin malam, Gracia segera berlari masuk meninggalkan Cindy yang memegang tasnya. Gracia dengan panik mencari tahu di mana kamar Shani dan akhirnya ketemu, segera dihampirinya saudara kandungnya. Gracia memegang kerah baju Vero dan menatapnya tajam. "Apa yang terjadi sama Shani, bang? jawab aku!! kenapa Shani bisa terluka dan berakhir di rumah sakit? apa yang terjadi selama aku ninggalin dia?!! kenapa abang gak jaga dia sesuai perkataan abang, hah?!!"
Vero menatapnya sendu, tak mampu menjawab satu pun pertanyaan sang adik. Ditatapnya manik mata Gracia yang tampak ketakutan, dihelanya napas panjang lalu mendudukkan sang adik di kursi ruang tunggu. Vero berlutut dihadapan Gracia, memegang kedua tangan gadis manja itu yang tampak basah akibat keringat.
"Shani masuk rumah sakit karena perutnya ditusuk sewaktu abang dan dia sedang nyamar jadi pengawal Harlan, Harlan ternyata menjadi pembisnis ilegal. Dia memproduksi barang-barang seperti senjata dan obat-obatan terlarang termasuk hal-hal yang berbau narkoba. Surat salinan perjanjian bisnisnya ada sama abang, saat kami ingin pergi tiba-tiba beberapa orang ngeroyok kami dan nusuk Shani"
Vero menghapus air mata yang menetes dari sudut mata adiknya, menggeleng saat bibir Gracia bergetar. "Lanjut" Vero mengangguk mendengar perintah adiknya
"Kami bawa Shani ke rumah sakit, untung aja lukanya gak parah. Saat kami lagi jaga Shani dan asyik bercanda, tiba-tiba kami dengar langkah kaki mendekati ruangan Shani. Kami langsung kabur lewat jendela. Kami akhirnya bisa lepas tetapi harus sedikit berinteraksi sama orang-orang yang ngikutin kami. Setelah itu, tiba-tiba dan tanpa aba-aba ada truk yang nyerang dari depan sampe buat mobil melayang dan untungnya kami bisa melepaskan diri sebelum mobil jatuh ke jurang. Jinan dan Dinda udah pingsan waktu itu, abang masih setengah sadar. Abang ngeliat Shani ditarik paksa dan kepalanya dibentur sampe pingsan. Saat ingin menolong pandangan abang kabur dan akhirnya abang jatuh pingsan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Peluk Aku, Shani!! [End]
FanfictionGak mau deskripsi disini deh, mending langsung baca aja 👍🏻