Part 7

12.6K 952 47
                                    

Gracia turun dari motor Shani dengan tangan memegangi helm mencoba membukanya membuat Shani terkekeh pelan. "Kalau gak bisa yah minta tolong, gak rugi kok bilang Shani, tolong buka helm aku dong. Kan bisa sih, ge.."

"Kalau tau gue gak bisa tolongin bukan diem doang" Shani menggelengkan kepalanya mendengar gerutuan Gracia

Shani pun membantu Gracia melepaskan helm membuat si cantik yang memiliki gingsul ini menghela napas lega dan menatap Shani yang menatapnya lembut.

Jantung Gracia kembali berulah manakala Shani merapikan rambutnya yang berantakan, Shani juga menyelipkan rambut Gracia dan tersenyum puas melihat karya nya di rambut Gracia. "Dah rapi, masuk sana. Nanti pulang aku jemput lagi yah, cuman untuk hari ini aja kok. Ke depannya aku gak akan gangguin kamu"

Ada rasa sesak di hati Shani setelah mengucapkan hal itu, dia sangat berharap Gracia menggelengkan kepala dan mengizinkan Shani untuk masuk ke dalam hidupnya.

"Iya.."

Shani tersenyum miris dan menganggukkan kepalanya. Mengusap sekali lagi rambut Gracia lalu pergi meninggalkan Gracia yang berada di depan fakultasnya.

"Kok nyesek sih hati gue pas Shani ngomong gitu? harusnya gue seneng Shani gak akan pernah ganggu hidup gue"

Gracia terkejut dirasa air matanya mengalir dari sudut matanya. "Kenapa gue nangis? gila lo Gracia!!"

Gracia melangkahkan kakinya masuk ke fakultasnya mencoba menghilangkan perasaan sesak yang semakin menghimpit hatinya. Mencoba meyakinkan diri bahwa dia normal, Gracia takkan mau ada di tengah-tengah kaum menjijikkan itu.

"Greee!!" Gracia memutar bola matanya malas kala Cindy berteriak memanggilnya membuat beberapa orang melihat ke arah mereka

"Cin, sering gue bilang jangan teriak-teriak. Gue malu diliatin orang" Cindy hanya terkekeh dan mengapit lengan Gracia agar mereka bergandeng tangan

"Tadi gue ketemu Shani" ucap Cindy membuat Gracia berdehem, rasanya tenggorokannya begitu kering saat Cindy menyebut nama seseorang yang membuat hatinya sesak beberapa saat lalu

"Gue heran dia tiba-tiba ada di depan fakultas kita, gue samperin deh. Tapi ada yang aneh sama Shani, ge.."

"Aneh kenapa?"

"Pas gue panggil, dia tiba-tiba ngusap matanya gitu kayak orang yang abis nangis. Dia senyum ke gue, nyapa tuh anak tapi matanya merah banget. Heran dong gue, gue tanya tapi dia langsung pamit dan cabut gitu aja tanpa jawab pertanyaan gue. Kan aneh, baru kali ini Shani bersikap gitu ke gue"

Gracia melirik Cindy dan melihat wajah sahabatnya yang masih kebingungan. Shani kenapa? ada hal yang membuat Shani sedih, tapi apa? pas mereka sampai tadi Shani masih baik-baik aja kok, apa Cindy salah lihat aja? tapi sahabatnya ini terlalu jujur untuk jadi pembohong.

Cindy menoleh melihat Gracia melamun. "Ge.. Gre.. Gracia!!" Gracia terkejut mendengar Cindy memanggil namanya

"Kok lo bengong sih padahal lagi diajak bicara juga" dengus Cindy menatap sahabatnya yang seperti orang linglung

"Hehehe.. maaf, tadi gue gak fokus. Lo bilang apa tadi?"

"Dah telat, dah males gue cerita sama lo. Ayo masuk, kita udah di depan kelas nih" Cindy menarik tangan Gracia melihat sahabatnya kembali diam

"Lo kenapa, Shan? jangan buat gue ngerasa bersalah. Gue gak ngelakuin hal aneh yang buat lo sakit hati, kan?"













































































Peluk Aku, Shani!! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang