Gracia reflek mematikan ponselnya dan menatap sang abang yang tersenyum sambil menaikkan kedua alisnya. "Kok dimatiin sih? padahal tadi abang liat seru banget ngeliatin dia ampe di zoom gitu"
Pipi Gracia memerah manakala Vero semakin menggodanya, Gracia segera berlari meninggalkan balkon membuat Vero tertawa lepas. "Well, Shani Indira.. lo hebat juga bisa buat adek gue se-blushing tadi"
Vero kenal dengan foto orang yang dipandangi adiknya sejak tadi, Vero tahu siapa Shani Indira. Senyum Vero menurun mengingat kebahagiaan sang adik mungkin akan terhambat karena papa mereka, Harlan pasti tak menyetujui adanya hubungan ini. "Perjuangan lo akan dimulai disaat lo berhubungan sama adek gue, Shani.."
Vero berjalan menyusul Gracia yang sedang duduk di kasurnya, menyembunyikan pipinya yang memerah karena malu. Vero terkekeh dan memegang bahu sang adik lalu membalikkan tubuh Gracia agar berhadapan dengannya.
"Ayo jujur sama abang, kenapa kamu ngeliatin dia gitu banget?" Gracia memejamkan matanya merutuki kebodohannya yang membuat Vero curiga
"Mampus.."
"Jangan coba-coba ngelak atau boong sama abang, dek. Kamu tau tanpa kamu kasih tau abang bisa cari informasi apa pun tentang dia" Gracia yang panik pun menatap Vero lalu menggelengkan kepalanya
"Jujur, aku gak dekat sama dia, bang.."
"Lalu, kenapa kamu ngeliatin foto dia gitu banget. Abang bisa bedain mana tatapan biasa mana tatapan terpesona, Gracia"
Gracia menundukkan kepalanya mendengar Vero berbicara dengan nada yang beda dari biasanya, kali ini lebih dingin dan mengintimidasi. "Gege gak tau bang, Gege n-normal, Gege straight kok. J-jangan bilang ke papa yah bang, Gege straight kok, Gege suka sama cowok bukan cewek"
Vero memejamkan matanya mendengar nada bicara sang adik yang terbata-bata, Gracia mungkin berpikir jikalau dirinya akan mengadukan hal ini kepada sang ayah selaku kepala keluarga. Vero menangkup kedua pipi sang adik membuat Gracia mau tak mau harus menatap manik sang abang yang menatapnya penuh kasih sayang.
"Jangan takut sama abang, kamu gak salah, oke? kagum sama orang itu normal apalagi kamu manusia. Kalau pun kamu menyu-"
"Gak bang, Gege gak suka dia. Gege straight!! Gege janji Gege gak bakal ngecewain abang atau pun papa" Gracia sangat panik mendengar ucapan Vero yang menurutnya mengecap Gracia sebagai manusia yang buruk
Vero memeluk tubuh sang adik erat dan mengecup rambutnya memberitahu betapa sayangnya dia pada adik satu-satunya ini. "Jangan terlalu memaksa diri kamu dan menekan semua perasaanmu, sayang. Percuma kamu bohong dan ngelak kayak apa pun tapi sikap yang kamu tampilin beda, oke kita gak akan bahas hal ini lagi tapi satu yang harus kamu tau, kamu akan menjadi wanita yang paling bahagia kalau kamu bersamanya"
Gracia merasa ada perkataan Vero yang salah, dia pun merenggangkan pelukan mereka dan menatap Vero penuh tanya. "Abang kenal Shani?" satu pertanyaan yang membuat Vero tersenyum dan menganggukkan kepalanya
"Hah?"
Vero melepaskan pelukan mereka dan menatap hangat adiknya yang menatapnya penuh tanya. "Abang tau Shani sayang, dia anak yang baik dan bertanggung jawab. Tadi kamu lihat story dia tentang sirkuit, kan?"
Gracia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Vero. "Abang beberapa kali pernah duel balap sama dia. Walau abang kesal karena selalu kalah sama dia di setiap pertandingan tapi abang akui dia sangat lihai dalam hal apa pun. Dia gak segan mendatangi abang dan memeluk abang lalu minta maaf karena membuat abang kalah dalam bertanding. Shani gak pernah sombong sedikit pun meski dia menguasai jalanan, bagi abang dia cowok tapi dalam raga cewek. Anaknya sweet dan baik, perhatian sama semua orang, suka nasehatin siapa pun yang dia peduliin, dan dia sangat mendewakan orang yang dia sayang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Peluk Aku, Shani!! [End]
FanfictionGak mau deskripsi disini deh, mending langsung baca aja 👍🏻