Gracia sedang mempersiapkan segala keperluan Shani saat di Jogja nanti, meski hatinya sangat risau tapi dia mencoba percaya jika Shani akan baik-baik saja. Lagian disana juga ada Vero dan dua sahabat Shani yang pasti akan menjaga kekasihnya. Esok adalah hari di mana kekasihnya akan pergi meninggalkannya.
Tubuh Gracia seketika menegang kala seseorang menarik tubuhnya dan memeluknya dari belakang. "Kebiasaan suka ngagetin, jangan gitu sayang. Aku lagi sibuk nih, udah aku siapin makan malam buat kita, makan duluan deh kamu, aku mau bereshin barang-barang kamu dulu" Shani menggeleng dan menaruh kepalanya di bahu Gracia, mendusel ke kanan dan ke kiri membuat Gracia tak lagi bisa fokus pada pekerjaannya
Gracia membalikkan tubuhnya dan melingkarkan kedua tangannya di leher Shani, memandang gadis di depannya dengan penuh cinta membuat pipi Shani memerah. Tubuh Shani tersentak kala Gracia mendorongnya sampai jatuh ke kasur. Shani tatap gadisnya penuh tanya membuat Gracia tersenyum miring.
"Karena besok kamu pergi, alangkah baiknya kita sedikit bermain, bukan begitu daddy?"
Shani meneguk salivanya kasar kala Gracia merangkak di atas tubuhnya dengan tatapan yang begitu menaikkan birahi si jangkung, dengan sengaja Gracia buka dua kancing atas piyamanya membuat Shani membasahi bibirnya. Shani memejamkan matanya saat benda kenyal nan indah itu membasahi lehernya yang seketika membuat Shani mendongak ke atas memberikan ruang agar semakin dibuat basah.
"Malam ini, aku yang berada di atas.. aku yang memimpin permainan" bisiknya membuat Shani menatapnya penuh arti
Gracia buka kancing piyama Shani dari atas sampai bawah, saat hampir semua kancing terbuka, dengan jahil Gracia jilat tulang selangka si lesung pipi membuat Shani melenguh kecil. Gracia terkekeh melihat raut wajah Shani yang tampak memerah tanda hasratnya kian menaik.
Sengaja dia perlambat kegiataannya membuat Shani mengerang memintanya untuk mempercepat acara buka baju ini. Shani menatapnya sendu tetapi Gracia malah menggelengkan kepala menandakan pengharapannya berujung sia-sia.
Gracia kembali melanjutkan membuka kancing piyama Shani, melakukan hal yang sama kala kancing itu terbuka tepat di perut kekasihnya yang begitu seksi, si kotak-kotak kesayangan Gracia. Si gingsul menggigit kecil perut indah itu membuat Shani terpekik, matanya melihat Gracia yang tersenyum membuatnya menghela napas pasrah.
"Perut gue udah kayak roti dipikiran dia, hobi amat gigit sixpack gue"
Gracia menggigiti seluruh perut Shani yang berbentuk membuat Shani sesekali terpekik dan meringis saat gigi gadisnya beradu dengan daging di perutnya. Mau dimarahin pun percuma, tak akan dihiraukan ucapannya. Gracia berhasil membuka seluruh kancing piyama Shani dan membuangnya begitu saja, matanya berbinar melihat Shani yang sudah bertelanjang dada. Gadisnya hanya menggunakan sport bra sebagai penutup buah dadanya, keringat Shani yang mengalir membasahi leher membuat Gracia turn on. Ditariknya tangan Shani membuat si lesung pipi duduk dengan Gracia yang kini berada di atas pahanya.
Shani menatap penuh cinta si gingsul dan menampilkan senyumnya yang hangat, dia kecup kedua payudara Gracia dibalik piyamanya membuat gadisnya melenguh keenakan. "Nakal kamu" ucap Gracia membuat Shani tertawa kecil
Shani menatap Gracia yang tersenyum miring seakan tahu apa yang ada di pikiran Shani. "Buka sendiri" Shani tersenyum senang dan langsung membuka piyama Gracia dan membuangnya seperti yang Gracia lakukan tadi
Mata Shani langsung berhadapan dengan bra Gracia yang berwarna merah, memang warna yang direkomendasikannya kepada si manis dan tentu saja Gracia langsung menyetujui sarannya. Shani menghirup kuat-kuat aroma Gracia membuat gadisnya tersenyum tipis dan mengusap kepala Shani penuh kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peluk Aku, Shani!! [End]
FanfictionGak mau deskripsi disini deh, mending langsung baca aja 👍🏻