Shani membuka helm Gracia dan merapikan rambut gadisnya yang tampak sedikit berantakan, Gracia senang diperhatikan seperti ini sama Shani. Rasanya dirinya benar-benar disayang bahkan semut pun tak boleh menggigit kulitnya. Saat ini mereka berdua berada di depan fakultas Gracia, mengabaikan tatapan beberapa orang yang menatapnya iri saat Shani benar-benar memperlakukannya bak ratu.
"Masuk gih, udah rapi rambutnya. Belajar yang rajin yah ibu dokter, harus jadi dokter yang hebat dan berguna bagi negeri ini" Gracia mengangguk patuh mendengar nasehat Shani untuknya
"Peluk aku, Shani.." Gracia merentangkan tangannya lebar-lebar membuat Shani menggeleng dan menarik Gracia ke dalam pelukannya
Shani mengecup pucuk kepala Gracia lalu turun ke pipinya, kali ini sedikit lebih lama membuat Gracia blushing. Shani melepas pelukan mereka dan membelai rambut kekasihnya. "Udah, kan? belajar yang bagus yah nyonya Natio. Nanti kalau udah selesai chat aku aja, kalau pun nanti aku gak bisa jemput, jangan pernah kamu pesen segala hal yang berbau online dan jangan naik kendaraan umum. Sebisa mungkin aku yang bakal jemput kamu nanti"
Dengan malu, Gracia menyodorkan pipi sebelahnya membuat Shani menatapnya geli. Shani memegang kedua pipi gadisnya dan mencium mesra pipi Gracia yang satu lagi membuat bungsu keluarga Harlan seratus persen meleleh. Gracia langsung berlari setelah mencuri cium di pipi Shani meninggalkan Shani yang tertawa gemas melihat tingkah lucu gadisnya.
Senyumnya tiba-tiba luntur melihat banyak pasang mata yang menatapnya dengan binaran sedih. Shani langsung menghidupkan starter motornya dan pergi dari kawasan fakultas Gracia.
----
Gracia memasuki kelas dengan pipi merona, berusaha untuk terlihat tenang tetapi tak bisa. Bekas ciuman Shani di kedua pipinya benar-benar membuatnya menggila. Hangatnya bibir Shani menyentuh kulitnya membuat.. ahhhh sudahlah, bisa makin gila Gracia jika memikirkan itu.
Gracia duduk di kursinya dan bermain ponsel, mengabaikan tatapan banyak orang yang iri padanya karena berhasil mendapatkan most wanted kesayangan kampus. Gracia begitu berbangga diri kala dari banyak orang di dunia ini, Shani memilihnya untuk dijadikan sebagai wanita yang paling dicintainya.
Gracia menyembunyikan wajahnya di balik lipatan tangannya dan mesem-mesem sendiri. Fix Gracia gila!!
"Lo kenapa sih? gue liatin dari pintu kayak cacing kepanasan gitu. Salting banget yah bund abis dicium most wanted yang sekarang jadi doi lo?" Gracia mendongak dan tersenyum manis melihat Cindy yang menatapnya aneh
"Sumpah, ge.. baru kali ini gue ngeliat lo separah ini blushing-nya. Emang pelet si Shani tokcer banget dah"
Tuk!!
Cindy meringis saat Gracia memukul kepalanya, makin miringlah otak Cindy keseringan di pukul Gracia. Hendak marah tetapi tak jadi melihat Gracia menatapnya tajam, padahal kan yang harusnya marah dia kenapa jadi dia yang dipelototin kayak gitu?
"Bagus-bagus yah congor lo, ngatain Shani melet gue lagi lo!! mau gue hajar lo?!!" Cindy meringis dan menunjukkan tanda damai kepada Gracia
"Becanda kali ge, tapi bener kan yang gue bilang? gue yakin lo pasti bakal jatuh cinta sama Shani dan liat sekarang, lo bucin mampus ke Shani yang dulu lo benci abis-abisan"
Gracia mengangguk menyetujui perkataan Cindy, memang benar dulu dia sangat benci sosok Shani yang bahkan gak pernah nyakitin hatinya sedikit pun. Perkataan Harlan lah yang buat dia benci Shani tanpa alasan.
"Ge.." panggil Cindy membuat Gracia menoleh dan mengangkat satu alisnya
"Gimana hubungan lo sama Shani sekarang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Peluk Aku, Shani!! [End]
FanfictionGak mau deskripsi disini deh, mending langsung baca aja 👍🏻