Part 42🔞

22.8K 744 76
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul lima pagi, helikopter Gracia sudah mendarat dengan aman di atas gedung apartemen pribadinya. Gracia yang memang tak tidur sejak penerbangan menyuruh Redo untuk membawa Cindy ke unitnya, si pemilik gigi gingsul ini mengambil ponsel di dalam sakunya dan terlihat banyak sekali pesan Shani untuknya.

 Gracia yang memang tak tidur sejak penerbangan menyuruh Redo untuk membawa Cindy ke unitnya, si pemilik gigi gingsul ini mengambil ponsel di dalam sakunya dan terlihat banyak sekali pesan Shani untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gracia mengetikkan sesuatu sebagai balasan pesan Shani dan segera turun, tak menuju lift apartemennya Gracia malah menekan tombol menuju basement

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gracia mengetikkan sesuatu sebagai balasan pesan Shani dan segera turun, tak menuju lift apartemennya Gracia malah menekan tombol menuju basement. Dia percepat langkahnya menuju mobil dan pergi meninggalkan apartemen, tak ingin orang lain tahu kepergiannya Gracia lebih dulu mematikan ponselnya kemudian fokus berkendara.

Hanya dalam waktu singkat dan dirinya sudah sampai di tempat tujuan, Gracia parkirkan mobilnya dan melihat jam tangannya, ternyata sudah memasuki pukul setengah enam. Segera turun dari mobilnya dan melihat seseorang yang sedari malam sibuk memberinya pesan dan meneleponnya. Gracia perlambat laju jalannya saat melihat seseorang berlari dengan cepat menuju ke arahnya. Tubuhnya kini berada dalam kungkungan seseorang itu, diusapnya lembut punggung gadis jangkung saat mendengar isak tangisnya.

"Kamu.. hiks.. jahat, seneng banget buat aku khawatir" Gracia terkekeh mendengar rengekan Shani, iya orang yang membuatnya pergi disaat tubuhnya mengharuskan untuk beristirahat adalah Shani

Gracia merenggangkan pelukan mereka, menangkup kedua pipi Shani. Ditatapnya begitu rinci Shani yang tampak berantakan, lingkar mata gadis itu terlihat hitam dengan pipi yang semakin menirus. Sudah kurus makin tak bertulang Shani Indira membuat Gracia memberengut kesal. "Kok kurus banget sih? gak jaga makan yah kamu?"

Pertanyaannya tak dijawab melainkan mendapat sentilan dari Shani, Gracia usah dahinya dan menatap Shani penuh tanya. "Kamu juga sama aja!! jangan bilangin aku doang"

Keduanya berakhir tertawa dan kembali mendekap satu sama lain, Shani tiba-tiba mengangkat tubuhnya membuat Gracia menjerit karena terkejut. Ditatapnya Shani penuh kekhawatiran tetapi sang pelaku menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja. Gracia membenamkan wajahnya di leher Shani, tempat favoritnya yang sudah sangat lama tidak dia kunjungi. Dihirupnya dalam-dalam aroma khas seorang Shani lalu mengecup tipis tetapi berkali-kali membuat Shani sedikit kegelian.

Peluk Aku, Shani!! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang